"Jadi dokter harus tahan jijik!"
Kalimat di atas, terdiri dari 5 kata, adalah kalimat langganan para dosen, diucapkan khusus untuk mahasiswa malang yang terlalu menjunjung tinggi kebersihan.
Yeeun berani bertaruh, mereka yang bergelar dokter pasti pernah mendengarnya kira-kira 200 kali selama kuliah, karena sering ditekankan di setiap praktik dan proses belajar-mengajar.
Contohnya dosen Song, yang suatu kali pernah bertanya, "Kalo dikit-dikit jijik, pas ada pasien melahirkan kamu mau apa? Pingsan barengan?"
Waktu itu Yeeun tertawa, jadi yang kedua paling keras setelah si gila Hendery.
Tidak bisa disebut pemberani tapi juga tidak masuk kategori lembek, Yeeun menilai dirinya sendiri orang yang fleksibel.
Yeeun belajar beradaptasi, memaksa matanya tidak terpejam saat menangkap gambar luka bakar parah atau luka yang mengucurkan banyak darah. Ia kuat kok menonton adegan operasi di drama medis, justru turut memikirkan metode pengobatannya.
Dan sedikit demi sedikit, dia terbiasa.
Tapi itu soal manusia一ras yang sama dengannya, yang jelas sangat berbeda dibandingkan binatang menjijikkan yang tercabik-cabik dihadapannya.
Perut Yeeun melilit. Ia bisa merasakan kimbap yang baru ia telan teraduk-aduk di lambungnya, mengancam keluar lagi, dipicu bau busuk yang menyebar tak terkendali.
Keributan pun pecah.
Orang-orang yang perlahan pulih dari kekagetannya mulai bicara bersamaan. Sebagian bertanya-tanya, sebagian lagi merekam.
Jeno si bintang Dongguk, mengalami insiden tikus, ini berita panas!
"Siapa sih yang sebenci itu sama Jeno sampek rela nyari tikus buat dia?"
"Wah, ada yang harus beli tas baru hahaha!"
"Jangan pada diem dong! Nggak ada yang laporin ke dosen nih?"
Tapi Jeno diam saja.
Ekspresi terpukul Yeeun tercermin lebih kuat di wajah Jeno, saat ia pelan-pelan mendongak dan menatap wajah-wajah di sekitarnya. Tidak perlu suara, tatapan matanya telah mengatakan banyak hal; siapa yang melakukan ini?
Xiao Jun melepaskan lengan Yeeun, berani maju ketika semua orang memilih mundur. Mengambil inisiatif meminta Jeno menjauh dari kekacauan, dia juga mengeluarkan ponsel, bicara pada seseorang lewat benda itu. "Halo? Mark, tolong ke lapangan basket indoor sebentar. Ada kejadian heboh di sini."
Asisten dosen.
Yeeun tahu siapa Mark. Keturunan Korea-Kanada, Mark Lee merupakan salah satu mahasiswa terbaik Dongguk, yang mendapat kehormatan menghuni posisinya sekarang. Tidak hanya mengajar, ia mampu menangani berbagai masalah yang dianggap terlalu sepele oleh dosen.
Tapi ini bukan masalah sepele.
Ini masalah besar, raksasa. Menaruh potongan darah dan daging tikus ke tas seseorang bukanlah lelucon yang bagus. Siapapun yang melakukannya bermaksud meneror Jeno dan dia berhasil.
Ya Tuhan. Yeeun tercekat saat kata itu melintas di benaknya. Teror. Betapa itu kata yang sangat menyeramkan.
Xiao Jun menoleh pada Jeno. "Kapan terakhir kali kamu ngecek tasmu?"
Teman berambut silver Jeno mengambil alih pertanyaan itu. "Waktu nyimpen kacamata kan? Seingetku dia nyimpen kacamata dulu, baru gabung sama yang lain."
"Berarti perkiraan ... hm, tikus itu di taroh di tasnya," Xiao Jun menyimpulkan, berbalik ke kerumunan pemain basket yang membisu. "Sekitar sebelum pertandingan. Siapa yang terakhir keluar ruang ganti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AURA : Past Sins ✔️
FanfictionBagaimana rasanya bisa mengetahui waktu kematian orang lain? Jang Yeeun bisa melihat warna aura, dan melalui itu memperkirakan waktu kematian seseorang. Suatu hari, dia mendapati Lee Jeno, salah satu orang yang ia kenal, diselubungi aura berwarna hi...