Dalam dunia kerja yang keras dan penuh dengan orang-orang yang tidak segan-segan menjegal untuk menjatuhkan pesaing maupun lawan, sering kita temui seseorang yang dipecat karena berbuat kesalahan.
Kamu salah mengoperasikan mesin, kamu diminta minggat.
Kamu keliru membawa dokumen penting, kamu dipersilahkan keluar.
Sangat sedikit orang yang bisa menoleransi inkompetensi, dan lebih sedikit lagi yang mampu bersabar serta mengajari. Sebab kita menginginkan kesempurnaan tanpa cacat dan mengejarnya dengan segala cara yang ada. Satu orang yang tidak cukup cakap, tidak cukup cepat, apalagi bekerja terlalu lambat, dianggap seperti tanaman hama yang harus segera dipangkas.
Obsesi mengejar target telah menutup mata kita sebelum kita menyadarinya, membuat kita buta一atau lupa, sebenarnya一bahwa kadang pembelajaran sejati kita dapatkan melalui pengalaman.
Dengan kata lain, tanpa kesalahan diri sendiri atau orang lain, dari pohon mana kita akan memetik buah pelajaran yang berharga?
Jang Yeeun berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan intensitas cahaya di ruangan itu. Koridor memakai lampu dengan daya tinggi一mungkin untuk mengusir hantu sekaligus membantu para pekerjanya一sedangkan penerangan di dalam lebih ramah bagi matanya.
Ide bagus. Pasien yang baru sadar dari pingsannya, atau pasien demam berdarah yang penglihatannya jadi lebih sensitif jelas tidak akan senang bila ketika membuka mata mereka langsung dihadapkan pada miniatur lemah matahari yang terlampau menyengat.
Yeeun melihat Jeno, terbaring belum bangun, diam tak bergerak, tapi pertama-tama ia menyadari warna auranya lebih dulu; hitam. Masih hitam, dan ia berpikir, fyuh, syukurlah! karena setidaknya orang yang punya aura artinya masih hidup.
"Jeno?"
Tentu saja tidak ada respon. Belum. Yeeun skedar bicara karena enggan menyerahkan kamar itu ke kesunyian. Yah, sebenarnya tidak seluruhnya sunyi. Ada suara cairan infus yang menetes-netes ke slang untuk selanjutnya mengalir ke tubuh Jeno, tapi sesuatu tentang tik tik samar mengingatkan dia pada waktu yang berada di luar kuasanya, dan dia tidak menyukainya.
Yeeun bersandar di pintu, menumpukan berat badannya ke bahan kayunya. Dia mengamati Jeno dengan cara yang sama seorang polisi meneliti daftar bukti dan mendapat kesimpulan Jeno sepertinya pernah berada sangat dekat dengan kematian.
Dia pucat一sangat. Kulitnya bak terbuat dari serat putih tipis yang gampang robek. Yeeun tahu itu karena setelah urat nadi terpotong, tubuh akan fokus memompa darah ke organ vital.
Yeeun pernah mempelajari ini di kelas, mengenai metode-metode bunuh diri. Tidak seperti bayangan orang-orang, cara yang dipilih Jeno sesungguhnya membutuhkan waktu lama untuk sukses一sekitar 45 menit. Sebab, tubuh manusia yang mengagumkan memiliki mekanisme untuk memproduksi darah. Kamu akan kedinginan, di mulai dari tangan yang terus menyebar dan puncaknya mencapai kepala, yang turut diiringi rasa sakit hebat ketika pasokan darah ke otak berkurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURA : Past Sins ✔️
FanfictionBagaimana rasanya bisa mengetahui waktu kematian orang lain? Jang Yeeun bisa melihat warna aura, dan melalui itu memperkirakan waktu kematian seseorang. Suatu hari, dia mendapati Lee Jeno, salah satu orang yang ia kenal, diselubungi aura berwarna hi...