04. Coretan Di Dinding

677 190 44
                                    

Sejak kejadian tidak menyenangkan di kelas一yang membuat Yeeun sadar betapa besar pentingnya pernapasan yang baik一dia dan Hendery dipasangkan menjadi 1 kelompok di tugas membuat makalah mengenai sebuah virus.

Sebagai bagian dari hukuman, mereka diminta mengerjakan tugas berdua saja, berbeda dengan teman-temannya yang punya 3 atau 4 rekan kerja.

Bagus sekali. Seolah tugas yang tenggat waktunya mepet belum cukup buruk, dia juga harus mengerjakannya dengan Hendery yang prinsipnya "selalu santai di segala situasi". Sering mengambil kelas yang sama dengan cowok itu membuat Yeeun paham; Hendery adalah tipe yang lebih suka menyelesaikan tugas ketika jadwalnya dikumpulkan sudah dekat.

Sekali, Yeeun pernah mendengarnya berkata, buat apa buru-buru? sementara ketua kelompoknya mengejar-ngejarnya sambil membawa textbook Sherwood yang beratnya seperti bayi yang baru lahir.

Yeeun yang merupakan kebalikannya sebisa mungkin menghindar satu kelompok dengannya.

Apa mau dikata.

Di Hari Sial, semua bisa terjadi.

Dalam hati menyalahkan dosen Joo, Yeeun menolak berbaik hati pada Hendery. Begitu kelas selesai 2 jam kemudian, dia mengejar cowok itu, balas dendam dengan memukul punggungnya. "Hei, kunyuk!"

Hendery mengaduh dengan dramatis, nyaris saja menjatuhkan skateboard yang menjadi barang ikoniknya, karena kerap ia bawa kemana-mana. "Sayangku, kalau mau nyapa ada tata kramanya, cewek nggak boleh kasar."

"Sayangku." Yeeun menirukannya. "Kalau mau nyapa ada tata kramanya, cowok nggak boleh nabrak cewek sampek sesek napas."

Hendery cengar-cengir. "Sorry, Eun. Nggak sengaja."

Bibir Yeeun mengerucut sebal. "Bodo amat! Soal tugasnya mau ngerjain kapan? Minggu depan harus udah kelar."

"Kamis gimana?"

"Nggak bisa, Hendery. Kamu kira 1 hari bisa selesai? Besok aja. Kita cicil dikit-dikit."

Penolakan Hendery sudah terlihat dari gerak-geriknya yang mengerutkan alis dan tatapan matanya yang terarah ke atas一tanda dia sedang menyiapkan alasan. "Eun, besok hari sabtu. Waktunya pacaran. Siapa yang mau ngerjain tugas pas weekend? Kuper!"

"Mungkin mahasiswa kedokteran yang sibuk? Ya udah kalau nggak mau kita mulai sekarang."

"Kamis aja." Hendery bersikukuh. "Lagi pusing, Eun." Dengan lagak orang yang seperti akan pingsan, Hendery mengetuk-ngetuk sisi samping pelipisnya. "Tega nyuruh-nyuruh orang sakit?"

"Nggak usah pura-pura deh. Nanti sakit beneran一"

Hendery tiba-tiba berhenti berjalan dan memejamkan mata. "Sorry, Eun." Ulangnya, menunduk dan menggeleng beberapa kali.

"Kamu lagi akting, ya? Pasti lagi akting kan? Aku nggak akan ketipu, Hendery! Hei!"

Sebelum Yeeun mengomel lebih banyak, Hendery sudah meletakkan skateboard-nya di lantai dan meluncur dengan benda itu meninggalkan Yeeun. "Kita omongin besok. Janji!"

"Oi, Hendery! Mau kemana??"

Entah dia sakit sungguhan atau hanya iseng, laju skateboard Hendery oleng sesaat dan ia hampir menabrak mahasiswi lain dua kali dalam sehari. "Ruang kesehatan!"

Tentu saja. Ruangan favorit Hendery di kampus ini. Lucas menyukai lapangan basket. Yeeun taman. Sedangkan Hendery punya kecintaan aneh pada ruang kesehatan. Dia sering ke situ, menjadikan tempat itu markas pribadinya.

Kalau Hendery menghilang, semua orang juga tahu untuk mencarinya di ruangan tersebut.

Dasar donkey!

AURA : Past Sins ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang