31. Teman Merangkap Ancaman

313 89 19
                                    

Benjamin Franklin, seorang pria multitalenta sekaligus pendiri Amerika pernah menciptakan sebuah frasa yang berbunyi, "All cats are grey in the dark".

Dengan kata lain, apa warna bulumu一dalam hal ini ciri fisik一sejatinya tidaklah penting bagi mereka yang menjaga pikiran agar selalu terbuka. Apakah kamu memiliki manset emas atau gaun modis keluaran teranyar, jadi sia-sia bila janjimu sendiri kerap kamu langgar, dan kamu berdusta sebanyak bintang-bintang mencintai malam karena memberinya kesempatan untuk bersinar.

Penampilan bisa menipu一memanipulasi benak dan memburamkan penilaian kita. Sekitar 2 dari 10 kucing yang kita temui barangkali bukanlah kucing asli. Mungkin itu panther, mungkin itu rubah yang menyamar, siapa tahu? Dalam kegelapan, semua motif tertutupi dengan sempurna.

Lantas mengapa, masih banyak dari kita yang lupa, bahwa tak semua monster itu berwajah menyeramkan?

Ayolah一ini zaman modern! Sebagian dari mereka sebenarnya sangat lihat tersenyum semenawan malaikat, dan cukup pintar untuk berpura-pura menjadi apa yang kamu sebut "teman".

Ayolah一ini zaman modern! Sebagian dari mereka sebenarnya sangat lihat tersenyum semenawan malaikat, dan cukup pintar untuk berpura-pura menjadi apa yang kamu sebut "teman"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak dulu, atap sekolahnya adalah tempat yang dihindari oleh murid-murid yang berpikiran waras. Selain terkunci, sepi, dan mencapainya membebani kaki, ini juga merupakan kuburan massal bangku-bangku dan kursi-kursi yang sudah tak terpakai lagi. Di sinilah, tempat berkumpulnya barang-barang sekolah yang sudah retak dan berkarat. Wali murid yang teliti mungkin mengitari ruang kelas saat mendaftarkan anaknya, sehingga fasilitas selalu diutamakan dan dirawat sebaik-baiknya.

Setidaknya, itulah yang terjadi saat ayahnya dulu menjabat sebagai kepala sekolah.

Lee Jeno menarik sebuah kursi tanpa sandaran dan menyeretnya ke meja yang menyangga kue ulang tahun Mirae. Dia mengaturnya supaya tidak terlalu dekat, kendati jaraknya dengan pintu keluar tetap saja jauh. Untuk saat ini Jeno akan tinggal一sementara. Dia mendamba jawaban dan berniat mendapatkannya.

Bagi dirinya sendiri, Lucas sudah menyediakan kursi lain, duduk menonton kegiatannya sambil bersedekap. Masih santai, masih mempertahankan ketenangan. Dia berdiam diri dengan cara yang membuatnya seakan menjadi orang berkepribadian ganda.

"Selasai?" Pria itu mengeluarkan sebuah pemantik dari sakunya, terbuat dari perak yang memantulkan sinar bulan. "Boleh kita mulai sekarang?"

Mulai apa? Tanpa memahami maksud asli pertanyaannya, Jeno tidak ingin buru-buru mengiyakan. "Kita harus ngobrol dulu. Aku berhak tahu beberapa hal."

"Kamu nggak punya hak apa-apa, Lee Jeno. Yang kamu punya cuma hukuman, karma一terserah kamu nyebutnya apa."

Kursi berderit ketika Jeno mendudukinya. Mereka berhadapan, terpisah meja rapuh tempat ia meletakkan ponselnya di samping kue. "Mungkin. Tapi sejak kapan kapten tim basket kita suka mainan sama tikus?"

Sang kapten melempar-lempar pemantiknya di udara. Hap. Lantas menangkapnya lagi seperti bola basket. "Apa yang salah sama tikus? Jerry itu lucu kan?"

AURA : Past Sins ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang