20. Kesempatan Kedua

367 100 19
                                    

Apa perbedaan antara marah dan kecewa?

Bayangkan saja begini; marah, mungkin agak mirip dengan flu; berat, mengganggu, dan mengusik tidurmu. Saat kamu marah, suasana hatimu memburuk. Bahkan dalam kasus yang ekstrem, kamu bisa punya keinginan untuk berbuat hal-hal sadis meliputi membanting barang, mengutuk-ngutuk dalam berbagai bahasa, atau (kalau iseng) bernyanyi seperti orang yang butuh perawatan kejiwaan.

Tapi seperti semua flu, dengan atau tanpa obat, lama-lama pasti mereda. Gejalanya tidak akan melekat selamanya dalam benak. Akan ada saat kamu berpikir, oke, ini cukup, lalu kembali bertingkah normal sesuai definisi dalam kamus hidupmu.

Lain halnya dibanding kekecewaan.

Saat kamu kecewa, sesuatu dalam dadamu tertutup bagai kuncup bunga yang terlipat ke dalam. Atau menyerupai sehelai kertas yang dibakar hingga tak menyisakan apa-apa. Kekecewaan adalah penyakit yang barangkali mustahil ditemukan obat penawarnya. Dampaknya terlalu luas, kerusakannya terlalu besar

Jadi camkan ini baik-baik ya, ibarat kaca yang retak tertimpa sebuah batu, tidak segalanya bisa diperbaiki dengan kata 'maaf' saja!

Malam sudah hampir larut saat Yeeun melangkah ke apartemennya dalam keadaan lelah dan bahagia setelah makan segelas besar es krim mint choco (yang lebih banyak dilahap Xiao Jun) lalu mengunjungi taman hiburan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam sudah hampir larut saat Yeeun melangkah ke apartemennya dalam keadaan lelah dan bahagia setelah makan segelas besar es krim mint choco (yang lebih banyak dilahap Xiao Jun) lalu mengunjungi taman hiburan.

Hari ini, mereka bergandengan tangan lebih sering dari biasanya一malu-malu sekaligus tertarik一tetapi tidak melangkah lebih jauh dari itu. Hubungan tidak bernama ini aneh dan menyenangkan, dan untuk sementara, Yeeun ingin menikmatinya tanpa menebak ke mana arahnya.

Tanpa sadar, Yeeun jadi senyum-senyum sendiri. Tidak masalah hari ini dia letih sedikit, besok dia bisa tidur sepuasnya dan mengucapkan bye bye pada alarm.

Sayangnya, kehadiran seseorang yang memblokir pintu masuk rumahnya merusak semua itu layaknya vakum raksasa yang merenggut habis seluruh keceriaannya.

"Eun?" Jeno tersenyum. Nal ada bersamanya bak penjaga yang menggosok-gosokkan kepala berbulunya pada celana cowok itu.

Yeeun menyipitkan mata. Sesuatu yang ada pada Jeno berubah, tapi dia terlalu marah untuk merasa peduli. "Ada apa?"

"Aku mau ngomong sebentar. Sebentar aja." Satu jari Jeno terangkat. "Aku janji nggak lama."

Kucing, mungkin adalah hewan ajaib yang dapat mengendus ketegangan orang-orang di sekitarnya, karena sejak mereka mulai bicara, Nal mendadak kehilangan minat menyimak dan berlalu pergi ke sarangnya.

Setengah melamun, Yeeun mengawasi kepergian hewan itu. Ekornya bergerak ke kanan-kiri seperti kaki-kaki model di atas panggung peragaan busana. "Jeno, aku lagi capek. Lain kali aja. Tadi siang kita udah cukup ngomong kan?"

AURA : Past Sins ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang