Tuhan menyayangimu.
Kita, makhluk-makhluk fana, kerap lupa pada fakta ini, terutama saat keadaan berubah sulit. Kita lebih suka mengeluh dan menyalahkan takdir一kenapa aku?一dibanding mengingatnya padahal untuk melakukan itu sebenarnya mudah saja.
Tengoklah orang yang berusaha membakar diri, kamu akan menemukan bahwa besar kemungkinan mereka gagal; tubuh manusia dominan terdiri dari air. Kalau kamu iseng mencoba, kamu barangkali hanya akan merusak jaringan kulit dan matamu, sebab organ-organ tubuh yang diciptakan Tuhan tidak segampang itu dirusak.
Atau orang yang bunuh diri dengan cara meminum racun. Begitu mendeteksi adanya zat berbahaya, mekanisme tubuh luar biasa yang dirancang Tuhan terlebih dulu akan bereaksi membuat orang itu muntah demi mengeluarkan racun tersebut.
Tuhan menyayangimu, dan itu terbukti melalui desain tubuhmu yang sempurna, sehingga saat ada orang-orang yang berniat menyerah, seringnya Dia akan memberi kesempatan kedua, serta menunjukkan bahwa masa depan tidak seburuk yang mereka kira.
Ting!
Entah karena dinikmati bersama orang yang dia suka, atau karena selama beberapa tahun ini kafetaria rumah sakit sudah bosan dijuluki sebagai penyedia makanan yang tidak enak, rasa cokelat hangat itu ternyata lumayan, dibuat dengan tingkat kemanisan yang akan disetujui para dokter gigi.
Yeeun menubrukkan gelasnya ke gelas Xiao Jun. Itu bukan bir, namun dia bisa berpura-pura. "Kok kamu tahu aku di sini?"
"Kejutan." Xiao Jun meneguk lemon tea yang ia pesan. "Aku mau ngajak kamu jalan-jalan, jadi aku ke apartemen kamu. Di sana rame, banyak orang." Xiao Jun mengernyit, dia bukanlah penggemar keramaian. "Aku kira mungkin kecelakaan, tapi waktu aku tanya satpam, dia bilang ada penghuni di sana yang ngelakuin percobaan bunuh diri."
Otak Yeeun berpikir cepat, melesat jauh lebih kencang daripada gerakan malas-malasannya mengaduk minuman. "Orang-orang sekarang sok tahu."
"Oh? Bukan bunuh diri?"
"Cuma karena banyak darah, mereka asal narik kesimpulan," dengus Yeeun. "Padahal sumber luka bisa dari berbagai hal kan?"
Tatapan Xiao Jun sama sekali tidak terbaca. "Jelas."
"Kamu inget waktu jari kamu luka gara-gara mau bantu masak?" Yeeun mengubah taktik. "Temen-temen kamu malah ngira kamu kejepit pintu."
Kecelakaan murni yang telah terkikis waktu itu kini menjadi lelucon pribadi di antara mereka. Xiao Jun tersenyum mengenangnya. "Mereka bercanda, Eun."
"Intinya sama." Si kepala batu Yeeun bersikeras. Dia telah berusaha meyakinkan Hendery dan dirinya sendiri bahwa Xiao Jun tidak bersalah, tapi menolak memberitahu kondisi Jeno yang sebenarnya. Dia pikir, terdapat beberapa hal yang sebaiknya dirahasiakan. "Kadang-kadang ada salah paham."
Hanya saja, berbohong pada orang yang akrab denganmu adalah perkara sukar. Dalam sekali pandang, Yeeun tahu dia ketahuan. "Kalau kamu maunya gitu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
AURA : Past Sins ✔️
Fiksi PenggemarBagaimana rasanya bisa mengetahui waktu kematian orang lain? Jang Yeeun bisa melihat warna aura, dan melalui itu memperkirakan waktu kematian seseorang. Suatu hari, dia mendapati Lee Jeno, salah satu orang yang ia kenal, diselubungi aura berwarna hi...