Acht

5.4K 732 61
                                    

Lisa mendengus sebal setelah mendengar pengumuman dari speaker beberapa saat setelah bel pertanda masuk berkumandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa mendengus sebal setelah mendengar pengumuman dari speaker beberapa saat setelah bel pertanda masuk berkumandang. Kepala sekolah meminta semua orang untuk berkumpul di Aula guna mendengarkan pengumuman yang katanya penting. Demi apapun ia baru saja ingin menjatuhkan bokongnya di kursi namun harus pupus karena pengumuman itu.

Ia lantas berjalan keluar kelas bersama beberapa teman sekelasnya. Memang ia sudah bersekolah selama beberapa hari disana namun ia sama sekali tak dapat menjalin pertemanan. Mungkin ia hanya memiliki Jennie dan Mina saja sebagai temannya di Sekolah ini. Setidaknya, harinya tak sesepi dulu.

"Lisa!" pekikan nyaring dari arah belakangnya membuat Lisa dengan segera menoleh. Panjang umur.

Jennie berlari mendekati Lisa sambil mengengam tangan Mina yang terlihat ogah-ogahan. Lantas ia menjatuhkan sebelah tangannya untuk merangkul Lisa—yang merupakan hobby baru gadis itu setelah menari dan menarik Mina kesana kemari—.

"Selamat pagi eonnie" sapa Lisa sambil tersenyum.

"Pagi" balas Jennie dan Mina berbarengan.

"Ngomong-ngomong apa eonnie tahu pengumuman penting apa yang hendak di sampaikan kepala sekolah?"

Jennie mengedikkan bahunya, "Klise, pasti tentang prestasi murid-murid. Membuang-buang waktu saja" ucapnya.

"Kan aku sudah bilang padamu tadi untuk diam di kelas saja. Kau menganggu tidur pagiku saja" omel Mina sambil mengerlingkan matanya malas.

"Memangnya kau mau mendapatkan hukuman dari Park ssaem?. Si botak itu kan gemar berkeliling untuk memeriksa"

"Kan ada rooftop"

"Malas, disana panas"

Lisa terkekeh pelan mendengar perdebatan antara Jennie dengan Mina. Kurang lebih selama dua minggu ini ia mengetahui hobby kedua gadis itu. Mereka akan berdebat dimanapun dan kapanpun. Pada awalnya Lisa bahkan sangat terkejut ketika mereka berdebat karena ia sama sekali tak menyangka Mina akan banyak berbicara. Ia kira Mina merupakan sosok yang dingin dan irit berbicara tetapi nyatanya gadis itu akan berubah cerewet jika di dekat Jennie.

Ia terkadang iri dengan persahabatan yang terjalin antara Jennie dengan Mina. Meski kerap berdebat tetapi mereka akan selalu ada ketika salah satu dari mereka terpuruk. Lisa jadi merasa seperti pihak ketiga dalam hubungan persahabatan mereka. Tetapi, Lisa tak bisa menampik bahwa ia bahagia karena akhirnya dapat memiliki seorang teman yang mau menerimanya apa adanya.

"Ah, kita harus berpisah disini" ucap Jennie melepaskan rangkulannya kala ketiganya sudah berada di depan pintu aula yang terbuka lebar, "Kau bisa mencari barisan kelasmu sendirikan?"

"Tentu saja. Eonnie tak usah khawatir"

"Baiklah, sampai jumpa lagi Lisa" ucap Jennie sebelum Mina menariknya pergi.

D I V E R G E N TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang