Their Future

4.9K 426 52
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, mentari tengah bersinar terang namun cahayanya tak begitu terik seolah tengah ikut menyambut hari bahagia bagi seorang gadis yang tengah mencatut dirinya di depan cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, mentari tengah bersinar terang namun cahayanya tak begitu terik seolah tengah ikut menyambut hari bahagia bagi seorang gadis yang tengah mencatut dirinya di depan cermin. Ia memandang dirinya yang tengah mengenakan dress selutut hitam dengan blazer abu-abu yang mengantung apik di bahunya menutupi lengan putihnya yang terekspos. Ia lalu memasangkan anting-anting panjang ke telinganya lalu setelahnya ia menyisir sedikit rambut bobnya yang memiliki highlight berwarna ungu di beberapa bagian.

"Lisa-ya, semuanya sudah siap, ayo cepat"

Gadis itu—Lisa— dengan segera menoleh menemukan sosok Jennie dengan dress berwarna putih yang tentu saja berasal dari brand favorit gadis itu—gucci— sementara rambut hitam panjangnya diikat ke atas dengan poni tipis hasil salon dadakan Lisa kemarin. Jelas gadis itu tengah panik saat ini terbukti dari kakinya yang terus menghentak ke lantai sambil melihat terus kearah jam berwarna putih yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Lis-"

"Lisa-ya, ayo kita cepat pergi" ucapan Jennie kalah cepat dari Mina yang tiba-tiba saja datang. Gadis dengan rambut dirty blonde itu tengah mengenakan turtle neck dress berwarna abu-abu dengan make up tipis yang menghiasi wajah cantiknya yang dari dulu tak pernah berubah. Datar.

"Ck, Mina-ya, bisakah kau menghilangkan kebiasaan datang tiba-tiba begitu? Kau membuatku jantungan tahu!" omel Jennie

Mina sama sekali tak mau mengubris sosok Jennie dan lebih memilih untuk menarik Lisa keluar. Hal tersebut tentunya mengundang dengusan dari Jennie, untung sahabat, "Hei, Lisa-ya, Mina-ya, tunggu aku!" pekik Jennie langsung berlari mengejar kawan-kawannya yang sudah sedikit jauh dari dirinya.

Di sepanjang jalan, Lisa terus-menerus mengatur napasnya, dadanya bergemuruh cepat membuatnya merasa sedikit tak nyaman. Hingga akhirnya kakinya berhenti di depan pintu coklat besar, tubuhnya mendadak stagnan ada setitik rasa takut yang menghingapi hatinya. Mina yang menyadari bahwa adik kelasnya ketika SMA itu tengah gelisah pun mengusap-usap bahu Lisa hingga atensi gadis itu terarah padanya.

"Satu langkah lagi, impianmu selama ini akan terwujud, apalagi yang kau ragukan Lisa-ya?" tanyanya lembut.

Lisa mengigit bibir bawahnya, "Aku hanya," ucapnya mengantung, "Aku hanya tak percaya kalau hari ini akan datang juga. Rasanya aku masih ada di alam mimpi, seorang itik buruk rupa tiba-tiba saja akan menjadi sosok angsa, ini terasa aneh"

D I V E R G E N TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang