Terlahir kembar bukan berarti mereka akan seiras
Terlahir kembar bukan berarti afeksi yang di terima akan sama rata
Terlahir kembar bukan berarti mereka akan di berkati dengan bakat yang sama
Mereka memanglah terlahir kembar namun mereka benar-benar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lisa merasa sangat bahagia hari ini. Tadi ketika di Sekolah Rosé dengan semangat memperkenalkan Lisa sebagai saudara kembarnya pada sahabat-sahabatnya. Meski mereka semua terlihat terkejut pada awalnya, namun mereka dapat menerima Lisa—entah memang menerima Lisa apa adanya atau karena merasa tak enak pada Rosé–. Lalu sang kakak memutuskan untuk pulang bersamanya, yang mana itu sangatlah langka bagi Lisa.
Ah, betapahari yang sangatindah.
Rosé masih melempar lelucon pada Lisa, jemarinya sudah bergerak membuka pintu. Namun, keduanya mendadak terdiam kala Namjoon sudah berdiri di depan pintu dengan wajah merah padam seperti terbakar oleh amarah. Lisa tak pernah melihat wajah sang ayah seperti itu, kecuali ketika ia ketahuan membolos dua tahun yang lalu. Jantungnya langsung berdetak anomali, iniburuk.
"Ayah, tumben sekali pulang cepat?" tanya Rosé.
"Lisa ke ruangan ayah sekarang!" Lisa tahu dari suara tegas sang ayah ada getar amarah yang coba pria itu tahan.
Lisa menunduk, "Baik ayah" ucapnya dan melangkah hendak melewati Rosé namun gadis itu dengan segera menahan tangan sang adik.
Rosé memandang mata sang ayah tanpa gentar. Meskipun ia tak dapat bohong bahwa ia juga sama takutnya dengan Lisa. Tapi, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menjadi kakak yang baik bagi Lisa. Ia akan melindungi sang adik meski hal tersebut akan mengundang murka sang ayah pada dirinya.
"Aku akan menemani Lisa, ayah" ucapnya tegas.
"Kau, belajar di kamarmu Rosé"
"Tidak mau!," ucap Rosé yang mampu membuat wajah sang ayah terkejut bukan main, "Aku ingin menemani Lisa"
Lisa meremat tangan Rosé. Membawa atensi sang kakak pada dirinya. Lisa mengelengkan kepalanya, meminta sang kakak untuk tak ikut campur. Ia hanya tak ingin Rosé terluka. Biarlah dirinya yang terluka toh itu sudah hal biasa, makanan sehari-hari Lisa.
"Aku akan menemanimu" ucap Rosé pada Lisa sebelum kembali menatap sang ayah.
Namjoon memijit pelipisnya yang mendadak berkedut nyeri. Ia menatap putri sulungnya sebelum menghela napas, "Kau boleh ikut, asal jangan mengintrupsi apapun yang ayah katakan pada Lisa. Jika kau sekali saja membela adikmu, kau keluar dari ruangan ayah" ucap Namjoon final.
Rosé terdiam, kembali menatap Lisa yang menunduk, "Baiklah ayah" ucapnya pada akhirnya.
Namjoon mendengus melangkah menuju ruangannya. Lisa sudah hendak melayangkan protes pada Rosé namun sang kakak dengan segera menaruh telunjuknya di bibir Lisa dan mengelengkan kepalanya, menunjukkan seulas senyum pertanda ia baik-baik saja. Rosé lantas menarik lembut tangan Lisa menuju ke ruangan sang ayah.
Namjoon sudah duduk di kursi kerjanya ketika Rosé mendorong pintu ruang kerjanya. Ia dan adiknya pun duduk di depan kursi yang memang tersedia di depan meja sang ayah. Namjoon pun menyodorkan handphonenya ke arah Lisa.