Dira

87 4 0
                                    

"Lo belum cerita ya Fir"

"Cerita apaan?

"Hubungan lo sama bang Dimas. Lo mah gitu, udah baikan gak mau cerita" Nadin membuat raut wajahnya se-memelas mungkin.

Fira mendengus, jadi Nadin datang dengan heboh ke rumahnya hanya untuk mendengar Fira menceritakan bagaimana hubungannya dengan Dimas? Astaga...

"Harus banget ya gue cerita?" Fira menaikkan alisnya sebelah, membuat Nadin kesal dan memukul lengannya.

"Yah harus dong. Secara gue ini sahabat lo." Ujar Nadin

"Iya deh gue cerita" Nadin tersenyum senang mendengarnya "tapi, wani piro"  Fira menjulurkan tangannya seperti sedang meminta sesuatu membuat Nadin kesal bukan main.

"Ish, lo lama-lama nyebelin ya Fir" Nadin memasang wajah cemberut membuat Fira tertawa lepas. Nadin tertegun dibuatnya dan tersenyum tulus, tapi senyum itu tidak dilihat Fira.

"Iya-iya gue cerita deh" ucap Fira ketika tawa nya sudah reda.

"Jadi, kemarin gue pergi ke makam bang Raka" Fira mengawali pembicaraannya, Nadin mendengarkan dengan seksama, tanpa berniat memotong ucapan Fira. "Sampai di makam udah hujan, jadi karena udah sampai gue putusin buat terobos aja karena kan gue gak selalu ada waktu buat ngunjungi bang Raka."

"Iss lo mah kebiasaan, kalau lo sakit ntar gimana?" Nadin memukul lengan Fira membuat Fira mendelik tak suka.

"Gak usah lebay Nad, gue bawa payung" ucap Fira, tapi jawabannya tidak memuaskan untuk Nadin.

"Tetap aja lo bakal sakit"

Fira tak menghiraukan ucapan Nadin, dia tetap melanjutkan ceritaya "jadi, gue ketemu bang Raka disana. Disana dia kayak terpukul banget, dia sampai hujan-hujanan meluk makam bang Raka. Yah akhirnya gue bawa dia buat pulang dan minum teh hangat. Dan saat itu gue beraniin buat tanya-tanya ke dia" jelas Fira membuat Nadin terkejut.

"Terus yang lo tanya apa?"

Flashback on...

"Bang?" Dimas menatap Fira dengan tatapan yang susah diartikan.

"Kenapa bang?" Tanya Fira ambigu, tapi dibalik pertanyaan itu Dimas tau kemana arah pembicaraan Fira, tapi dia tetap diam tak menanggapi ucapan Fira, hanya menatapnya dengan mata yang sudah berair.

"Kenapa lo dulu pergi bang? Kenapa lo pergi disaat gue butuhin lo? Kenapa lo pergi disaat semua orang pergi dari gue..."

"Fir"

"Kenapa lo pergi disaat gue ngerasa gak punya siapa-siapa lagi? Kenapa lo pergi disaat gue ngerasa..." Fira menggantungkan ucapannya, menghapus jejak air mata yang membekas di pipinya "disaat gue ngerasa hancur bang"

Jleb...

Seperti ada yang menusuk dada Dimas, sungguh kah Fira sesakit ini karena ditinggalkannya?

"Maaf"

"Tapi kenapa bang?"

Fira sudah tertunduk menahan air matanya, tapi justru itu lah yang membuat dia semakin menyedihkan, bahu nya bergetar, Dimas lihat itu, tapi tidak mengeluarkan suara tangisan seperti layaknya orang menangis.

"Fir"

Dimas tiba-tiba memeluknya, membuat tangisan Fira semakin pecah, dan pelukan Dimas semakin erat dibuatnya.

"Gu...gue sendiri bang. Gue gak ada temen. Gue memang bener-bener sendiri, gue gak bohong" tangisan Fira tak juga berhenti, membuat Dimas menjadi semakin merasa bersalah.

Please Comeback To Me [End/Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang