Dira

89 4 0
                                    

Hari-hari Fira sudah kembali seperti semula. Ternyata yang dikatakan quotes-quotes yang sering dijumpai Fira di media sosial tidak selamamya benar, yang mengatakan bahwa "Semua hanya tinggal kenangan. Kalau mencoba untuk kembali ke yang lalu pun mustahil, karena rasanya tidak akan pernah sama lagi"

Bagi diri Fira saat ini, itu tidak benar. Karena setelah kembalinya Dimas, Fira menikmati hari-harinya. Dimas jadi memiliki banyak waktu untuk Fira.

Seperti saat ini, kedua remaja itu sedang menikmati sejuknya angin, yang ditemani permen berbentuk kapas berwarna merah jambu yang manis itu bertengger di salah satu tangan Fira. Ini salah satu jajanan yang paling Fira senangi sedari dulu.

Dimas menggelengkan kepalanya saat memperhatikan Fira. Dia fikir Fira sudah berubah, ternyata masih tetap sama, masih sebagai adik kecil kesayangannya.

"Lo makanannya gitu mulu dah, busuk ntar tuh gigi" Fira menatap Dimas yang sedang memperhatikannya dan beralih menatap ke depan.

"Emang abang fikir aku ini anak kecil yang dinasehatin kayak gitu terus disuruh berhenti makan ginian?" Tanya Fira yang masih tetap memakan permen kapas itu.

"Emang"

"Hah?"

"Lo emang masih adik kecil gue dan akan tetap jadi adik kecil gue" jawab Dimas yang menatap Fira dengan disertai senyuman manisnya, tangannya dilingkarkan pada bahu Fira membuat Fira tersentak dengan perlakuan tiba-tiba Dimas.

"Hufftt, aku udah besar bang. Udah bisa sikat gigi setelah makan manis-manis gini. Bukan kayak anak satu tahun-dua tahun lagi yang gak mau sikat gigi." kesal Fira.

"Oh ya? Bukannya dulu lo sampai tamat sd gak mau sikat gigi ya? Apa jangan-jangan sampai sekarang?" Tanya Dimas disertai senyuman jahilnya.

"Iss apaan sih bang" Fira memukul Dimas menggunakan tangannya membuat Dimas tertawa kencang.

Setelah sadar Dimas mengganggu aktivitas orang-orang di taman ini, dia langsung memberhentikan tawanya dan menunjukkan cengirannya.

"Makanya, ketawa tuh jangan kencang-kencang" kemudian Fira kembali melanjutkan memakan permen kapas itu.

Dimas memperhatikan Fira dengan senyuman terbaiknya, jadi ingat masa-masa dulu, saat orang itu masih ada di tengah-tengah mereka.

Kalau saat posisi seperti ini, Dimas akan menasehati Fira agar tidak terlalu banyak makan makanan yang manis, karena Dimas yang tidak tegaan pada Fira, jadi dia tidak pernah sekali pun memarahi Fira. Oleh karena itu Fira lebih dekat dengan Dimas. Sementara orang itu yang membantu Dimas menghentikan Fira agar tidak banyak makan makanan manis. Orang itu akan memarahi bahkan mengadukan Fira pada orang tuanya.

Fira dan orang itu sering cek-cok. Tapi Dimas yakin, mereka saling menyayangi satu sama lain, terbukti dari perhatian yang ditunjukkan orang itu, walau emang caranya yang salah, dan bagaimana terpukulnya Fira saat orang itu memutuskan untuk meninggalkan mereka.

Ah, semuanya terlalu indah, kalau hanya disebut sebagai kenangan. Seharusnya ini harus tetap ada, tapi takdir berkata lain. Mereka harus dipisahkan untuk menjadi lebih kuat.

"Kita mau kemana lagi bang?" Pertanyaan Fira membuat Dimas kembali ke alam sadarnya, dia tampak berfikir setelah itu.

"Eumm, lo lapar gak? Makan ayok?" Dimas memberikan pendapatnya yang diangguki dengan semangat oleh Fira.

"Yuk, udah lapar juga. Tapi dimana?" Tanya Fira bingung.

"Udah ikut aja ayok" Dimas mengambil tangan Fira dan menautkannya di tangannya.

Fira tersenyum dan terus melihat tangannya yang berada di genggaman Dimas, dia benar-benar bahagia kali ini, senyum manisnya tak pernah lepas dari wajahnya itu.

Please Comeback To Me [End/Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang