Dira

203 9 6
                                    

Bukan ingin mengganggumu, hanya saja aku merasa harus tetap memperjuangkanmu sampai kamu bisa menjadi milikku seutuhnya
-Fira

Bel istirahat kedua berbunyi, hal yang selalu membuat koridor yang tadinya sepi menjadi ramai. Tentu saja, para murid SMA Nusa Bangsa tidak akan melewati kesempatan emas ini, dimana mereka akan mengistirahatkan otaknya yang dikuras habis karena memikirkan pelajaran dan membuat perut mereka ikut ikutan berbunyi meminta untuk diisi.

Saat ini, keadaan kelas X IPA 1 seperti benar benar tidak berpenghuni, hanya ada Nadin dan Fira di kelas itu. Keduanya terlihat sedang bercek - cok. Entah apa yang mereka permasalahkan.

"Fir, yuk dong ke kantin. Gak asik lo ahh" kesal Nadin sembari mengerucutkan bibirnya, tentu saja itu membuat Fira memutar bola matanya malas.

"Kan gw udah bilang, gw gak suka keramaian. Gak peka deh lo, kayak doi aja" bawel Fira. Jujur Nadin merasa aneh dengan Fira hari ini, setelah tadi kembali dari toilet sebelum istirahat pertama. Fira jadi seperti agak bawel dari biasanya, yah walaupun sikap dinginnya masih belum bisa dihilangkan.

"Ahh bawel lo. Buruan ayo, tadi lo gak mau, tapi sekarang harus mau" ucap Nadin yang terus menarik tangan Fira, membuat si empunya mendengus dan mengikuti langkahnya.

Nadin dan Fira berjalan bersama sama menuju kantin, dengan Nadin yang bersemangat karena berhasil mengajak Fira ke kantin, dan Fira yang terlihat ogah ogahan datang kesini, bukannya apa, Fira itu tidak terlalu suka dengan keramaian, lebih baik dia dikelas sambil membaca novel dengan tenang tanpa ada gangguan.

Masih berada di koridor, Fira melihat Dimas yang berjalan ke arahnya, eitss jangan salah menilai, Dimas hanya kebetulan melewatinya, bukan ingin bertemu dengannya. Sebelum Dimas berada tepat di depannya, Fira sudah berfikir keras *apa gw harus balik lagi kayak dulu? Seorang Fira yang agresif? Atau gak usah? Tapi kalau gw gak kayak gitu gw gak akan bisa dekat dengan bang Dimas* setelah berfikir panjang akhirnya Fira memantapkan hatinya untuk menemui cowok itu.

Saat Dimas tepat berada di depannya, Fira langsung mencekal tangan Dimas, membuat sang empunya menghentikan langkahnya. Dimas langsung menghempas tangan cewek itu menbuat Fira melongo tak percaya, bagaimana tidak? Ini kali pertama Dimas bersikap kasar padanya. Yahh walaupun sebelumnya Dimas selalu berbicara ketus padanya, tapi tidak pernah Dimas sampai menghempas tangannya seperti ini.

Rio dan Roy pun melongo tak percaya pada Dimas baru kali ini mereka melihat Dimas kasar sama perempuan. Sementara Nadin hanya menatap nanar Fira, merasa kasihan dengan cewek itu, tapi dia tidak bisa berbuat apa apa untuk sekarang ini, tidak ingin mencari masalah dengan most wanted sekolahnya ini, dia masih ingin bersekolah dengan nyaman disini.

Tersadar dari lamunannya, Fira langsung tersenyum, ya senyum yang dipaksakan jadi terlihat aneh jika semakin diperhatikan.

"Bang Dim, gw mau ngomong, boleh ya?" Ucap Fira memelas sembari menyatukan kedua telapak tangannya dan memasang puppy eyes nya. Hal yang selalu ampuh untuk membujuk Dimas, agar permintaannya dipenuhi, dulu,ya dulu, tidak tau untuk sekarang.

"Gak. Gw sibuk" datar Dimas

"Please bang" ucap Fira memelas

"Gw bilang gak ya...."

"Halooo neng, siapa nih nama kamu" Roy langsung memotong perkataan Dimas, yang ia yakini akan membuat Fira sakit hati jika Dimas teruskan, jadi dia memilih untuk memotong ucapan Dimas aja.

"Fira bang" ucap Fira tersenyum sambil nengulurkan tangannya

"Gw Roy, ini Rio, saudara kembar gw" ucap Roy tersenyum manis, dan mengulurkan tangannya, dan bergantian dengan Rio.

Please Comeback To Me [End/Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang