Fira sedang berjalan riang di koridor sekolah, langkahnya menuju parkiran sekolah. Dia baru saja mengikuti seleksi untuk masuk ekskul musik, dan ya dia diterima! Dan yang lebih senangnya lagi, dari sekian banyak yang masuk ekskul musik, dia dipercaya untuk mengikuti seleksi lagi untuk masuk ke grup bandnya Dimas dan kawan-kawan.
Sebelumnya, Fira tidak tau kalau Dimas mempunyai band di sekolah ini, itu karena selama ini dia terlalu terfokus pada impian di depannya, dan band Dimas merupakan band yang cukup terkenal, mereka juga nyanyi di beberapa cafe, sehingga tidak hanya satu sekolah yang mengenal mereka, tapi sekolahan lain juga.
Fira menyesal baru mengetahuinya sekarang. Karena band nya Dimas tidak mengandalkan ketampanan dan kepopuleran mereka saja, mereka benar-benar berkualitas, lagu-lagu yang begitu indah untuk didengar, mampu menghipnotis para pendengar.
Band nya Dimas terdiri dari 5 orang, sebelum dua orang pergi ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan mereka, yang terdiri dari Dimas sebagai gitarist, Rio sebagai drummer, Roy sebagai bassist, Vina sebagai vokalis, dan Ella sebagai gitarist juga.
Vina dan Ella adalah senior Dimas, mereka memilih melanjutkan kuliah ke luar negeri dan memutuskan untuk keluar dari band, membuat Dimas dan yang lainnya pun mencari anggota baru, hanya dua untuk menggantikan Vina dan Ella.
Dan Fira akan berusaha keras supaya dia bisa menjadi anggota bandnya Dimas!
Nadin berkacak pinggang saat terlihat langkah kaki Fira menuju ke arahnya.
"Lama banget nyonya" Nadin memaksakan senyumnya saat Fira sudah sampai di hadapannya.
"Yey, siapa suruh nungguin gue, kan udah gue bilang gue pulang sendiri, lo nya ngeyel"
"Dan kalau lo pulang sendiri, terus ada preman gangguin lo lagi gimana? Gak kapok-kapok lo ya. Mending kalau bawa mobil, lah ini nggak, malas banget ketimbang bawa mobil doang" Nadin nyerocos panjang lebar, tidak habis pikir dengan pemikiran Fira, sudah berulang kali di peringatkan tapi tidak pernah di dengarkan.
"Yaudah ayok pulang" Nadin dan Fira masuk ke dalam mobil, lagi dan lagi Nadin yang mengemudi. Ini alasan Fira tidak mau bawa mobil, dia malas mengendarainya.
Nadin menancap gas dan berlalu dari sekolah, memecah keramaian jalan.
Nadin menoleh ke sebelah, melihat Fira yang terus tersenyum membuat Nadin aneh melihatnya.
"Lo kenapa? Dari tadi senyum mulu. Lo gak sakit kan?" Punggung tangan Nadin menyentuh dahinya Fira, dan satu tangan lainnya fokus pada kemudi mobil.
"Ya nggak lah" bantah Fira.
"Trus kenapa senyum-senyum gitu? Tumben amat"
"Segitu jarangnya ya, gue senyum?" Tanya Fira heran.
"Banget! Sejak gue kenal lo nih ya, baru kali ini gue lihat lo senyum-senyum kayak gini, ya pernah sih tapi sekali-dua kali doang, habis senyum sepersekian detik kemudian jutek" jujur Nadin, dia masih tidak mengerti kenapa dia bisa bertahan dengan Fira, yang dia tau dia sangat menyayangi Fira dan tak terfikir sekali pun untuk meninggalkannya.
"Sorry ya" raut wajah Fira seketika berubah sedih, dia berfikir pasti Nadin tidak pernah bahagia berteman dengannya.
"Loh kok jadi sedih? Kenapa?" Tanya Nadin bingung, menoleh sebentar ke arah Fira dan kembali fokus pada jalanan.
"Lo pasti gak bahagia berteman sama gue, gue selalu jutek sama semua orang bahkan sama lo"
Nadin menggenggam tangan Fira dengan satu tangannya "its okay, gue ngerti kok, setiap orang memiliki sifat dan karakter masing-masing, and ya, gue bahagia sama lo" ucap Nadin disertai dengan senyuman tulus khas miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Comeback To Me [End/Selesai]
Teen FictionTerkadang perubahan seseorang membuat kita menjadi lebih dewasa. Tapi ada dua kemungkinan konsekuensi yang akan kita terima, baik dan buruknya. Baiknya, kita dapat kembali lagi bersama-sama dengannya. Dan buruknya, kita akan kehilangannya. #2 in tee...