Dira(Epilog)

42 2 2
                                    

"Terimakasih sudah kembali. Terimakasih sudah meyakinkanku bahwa cinta mu sama besarnya dengan ku. Aku mencintaimu, sangat."

~Alfira Febriansyah

"Sshh, aww"

"Gila lo ya, baru ketemu main jitak aja." Kesal seorang cewek dengan suara cemprengnya yang membahana.

"Lo yang gila. Gak bilang-bilang kalau kuliah disini." Ucap seorang laki-laki dengan tatapan tajam dan suara beratnya yang terlihat  galak.

"Masih mending gue pamit. Lah cewek lo kagak pamit" cewek itu memberikan tatapan sinisnya.

Pletak...

"Aww" lagi-lagi dia mengaduh kesakitan.

"Gak cewek nya gak cowoknya. Sama aja lo berdua. Udah pergi sana, ganggu ketenangan jiwa dan raga gue aja" ucap cewek itu tajam dengan isyarat mengusirnya.

"Haha cari pacar gih Nad. Biar gak diisengin mulu"

"Kurang ajar lo Fir. Kemarin aja nangis-nangis gak jelas lo!"

Fira memeletkan lidahnya dan segera pergi dari sana.

Setelah kepergian mereka berdua, Nadin menampilkan senyumnya. Akhirnya Dimas dan Fira kembali.

Nadin yakin, memang sudah seharusnya mereka kembali. Mereka saling mencintai dan gak ada yang bisa memisahkan mereka, sekalipun itu jarak.

Fira mengajak Dimas berkeliling, karena Dimas mengatakan belum sempat menikamati Tromsø karena sibuk mencari Fira.

Dan itu membuat Fira merasa bersalah, dua minggu seharusnya bisa melakukan banyak hal di tempat sekeren ini, namun Dimas tidak bisa melakukan satu hal pun karena mencari Fira.

Jadi untuk menebus kesalahannya, Fira memutuskan untuk mengajak Dimas berkeliling. Terkesan gila memang, karena ini musim dingin tapi mereka malah berkeliaran di luar.

Saat sudah capek berkeliling, Dimas menoleh ke arah jamnya, sudah waktunya makan siang-pikirnya.

Mereka mengunjungi tempat-tempat yang sebelumnya sempat dikunjungi Dimas dan pergi ke tempat baru seperti Vigeland Sculpture Park yang dipenuhi ratusan patung telanjang yang dibuat oleh Gustav Vigeland.

"Sebenarnya aku ragu ajak Abang kesini. Tapi kalau gak kesini bakalan nyesel, karena tempat ini populer banget dan harus menjadi salah satu tempat yang dikunjungi kalau pergi ke Tromsø." Ujar Fira saat itu.

"Emang kenapa?" Tanya Dimas bingung.

"Udah ayo masuk aja."

Saat baru masuk, mereka sudah disambut oleh patung tanpa busana, hal itu membuat Dimas menatap Fira bingung.

"Gak usah mikir aneh-aneh bang. Ini itu bagian dari seni. Yah walaupun sampai sekarang aku masih belum tau apa maksud dari patung-patung itu.

Disana ada patung seorang ayah yang menggendong anaknya, dan tentu saja tanpa busana dan yang lainnya.

Mereka berkeliling cukup lama disana. Hal yang membuat Dimas takjub adalah saat Fira menjelaskan "Ini tuh taman yang dibuat Gustav Vigeland. Dan semua patung ini dia yang buat"

"Ayo makan dulu Fir"

"Ayo aku juga udah lapar banget"

"Mau makan apa?" Tanya Dimas sambil menggandeng tangan Fira, seperti tak ingin Fira akan pergi dan menghilang lagi dari pandangannya.

Please Comeback To Me [End/Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang