Dira

92 6 8
                                    

Hal-hal yang berlebihan hanya akan menyakitimu. Begitupula dengan bahagia yang berlebihan, itu hanya sesaat dan akan menyakitimu setelahnya.

Fira menghabiskan akhir pekannya dengan berdiam diri di rumah. Hari sedang cerah, tapi tak secerah hatinya saat ini. Moodnya hancur.

Dia teringat ucapan Nadin beberapa hari lalu, Natha yang terus mendekati Dimas, Dimas yang tidak merasa keberatan dengan kehadiran Natha, dan Dimas yang diam saja saat Roy mengatakan Natha pulang bersama dengannya.

Fira duduk mematung di balkon kamarnya, matanya menatap lurus kedepan, tak berkedip hingga beberapa saat. Ditemani segelas cokelat panas favoritnya, sebuah diary berwarna biru gelap, dengan gambar sebuah cahaya yang selalu muncul pada saat musim dingin di kutub di bagian sampulnya, Aurora Borealis.

Fira baru saja membelinya. Diary dia yang lama masih belum ditemukan sampai sekarang, dan Fira sudah terbiasa untuk menceritakan semua yang dialami pada setiap kertas kosong yang berkumpul menjadi sebuah buku.

Dia membuka buku itu, dan menuliskan sesuatu pada sebuah kertas.

Dear diary...
Gue udah dapetin bang Dimas lagi, dia kembali!
Akhirnya, Tuhan kabulin apa yang gue minta selama ini.
Oh iya, gue mau nanya nih, apa kalau kita meminta banyak hal pada Tuhan, Dia akan marah?
Tuhan udah kabulin apapun yang gue minta, tapi setelah semua terkabul, gue lupa akan satu hal, satu hal yang termasuk bagian terpenting dalam hidup gue.
Gue lupa minta, agar Tuhan menjadikannya milik gue, sepenuhnya.
Tapi, bukankah Tuhan akan semakin senang jika kita meminta banyak padanya? Itu pertanda kalau kita semakin dekat denganNya bukan?
Maka dari itu, gue putusin akan terus meminta padaNya, sampai Dia mengabulkannya.

Nb: Oh iya, ini diary baru gue. Hanya sementara, sampai gue nemuin diary gue yang lama. Akan gue cari sampai ke ujung duniaaa(oke skip, gue berlebihan. Tapi akan gue cari sampai ketemu).

Seseorang membuka pintu kamar, membuat Fira menoleh ke belakang. Seorang wanita paruh baya, kerutan di wajahnya semakin terlihat jelas, menandakan bahwa dia sudah tidak muda lagi. Dia menghampiri Fira yang berada di balkon kamarnya.

"Ada apa bi?" Tanya Fira ramah, disertai dengan senyuman manisnya. Senyuman itu seakan menular, membuat wanita paruh baya itu pun memberikan senyuman terbaiknya.

"Ada nyonya dibawah non"

Raut wajah Fira seketika berubah, senyumannya hilang, tatapannya tajam.

"Oh udah pulang dia. Terus kenapa?" Suara Fira pun tak terdengar ramah lagi.

"Nyonya suruh non Fira ke bawah, ada yang mau dibicarain katanya"

"Tumben. Masih ingat ada anak?"

"Saran saya, non Fira ke bawah saja dulu. Cepat ya non, nanti saya yang dimarahi nyonya kalau non Fira gak turun" kemudian bibi pun keluar dari kamar Fira.

Seketika Fira kembali jatuh, jauh ke dasar. Dunianya sepi, sunyi, seakan hanya ada dia.

Fira tejatuh berlutut, kedua bibirnya bergetar, air mata jatuh membasahi pipinya, tapi tak terdengar suara tangisannya, ya Fira menahannya, agar tak ada seorang pun yang mendengar.

Tubuh nya pun bergetar, menandakan betapa rapuh dirinya saat ini. Sungguh dia ingin turun, memeluk mama nya itu, meluapkan semua kerinduan yang selama ini tertahan.

Flashbak on...
Fira berjalan mengelilingi mall, bersama mamanya.

Beberapa bulan sejak kepergian Raka, ayahnya pun pergi meninggalkan mereka, tak kemana dia pergi. Yang Fira dengar kabar terakhir ayahnya, dia menikahi wanita yang jauh lebih muda dari ayahnya kemudian pergi menetap diluar negeri.

Please Comeback To Me [End/Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang