Dira

96 6 0
                                    

"Kisah yang rumit" Roy menggeleng-geleng kan kepalanya, tidak menyangka Dimas memiliki kisah persahabatan dan percintaan yang serumit ini.

Dimas menceritakan semuanya pada Rio dan Roy semua yang sudah dia rasakan selama ini. Sudah waktunya mereka untuk tau hal-hal yang ada pada Dimas.

"Rumit banget ya?" Ini seperti bukan pertanyaan melainkan pernyataan yang keluar dari bibir Dimas.

"Eh by the way, gue mau nanya. Kalau semisal si Rani datang lagi gimana?" Rio melihat Dimas yang terkejut dengan penuturannya.

"Gak mungkin" Dimas mengalihkan pandangannya pada balkon yang pintunya dia biarkan terbuka.

"Loh, mungkin aja Dim, secara kan dia cuman hilang kan? Gak ditemuin sampai sekarang"

"Jangan buat gue berharap lagi. Harapan itu udah lama gue buang." Ucap Dimas dingin. Karena ketika membahas ini, dia teringat rasa kecewanya pada Fira. Dia tidak mau merusak hubungannya lagi dengan Fira, yang baru saja membaik.

"Lo udah coba cari dia?" Roy masih saja bertanya, rasa penasarannya begitu besar dengan kisah Dimas, membuat Dimas menghela nafasnya.

"Udah. Dua bulan gue udah cari dia setelah kehilangan dia. Tapi tetap gak ditemukan. Dia benar-benar udah gak ada"

"Yaudah kalau udah itu pemikiran lo. Satu hal yang gue minta, lo jangan sampai berubah pikiran kalau Rani ataupun hal-hal yang berkaitan dengannya datang" ucap Roy yang kemudian diangguki Dimas.

***

Fira sedang mengemasi buku-bukunya yang sudah menemaninya belajar hari ini.

"Yuk balik, buruan"

"Gue mau ngumpul dulu sama anak ekskul. Lo balik duluan aja" ucap Fira tanpa mengalihkan fokusnya dari mengemasi barang-barangnya.

"Terus balik lo naik apa?"

"Banyak kendaraan Nad, ojek online ada, angkutan umum ada, taxi ada" ucap Fira santai yang membuat dia menggeleng keras.

"No no! Gue nunggu lo aja deh. Gak kapok-kapok lo ya"

"Gue bukan anak kecil lagi Nad, gue bisa jaga diri. Lo balik duluan aja karena gak tau juga pastinya pulang jam berapa, takut kelamaan lo nunggu" Fira mencoba meyakinkan Nadin.

"Hmm yaudah deh, tapi kalau lo kelamaan pulang terus gak ada kendaraan lo hubungin gue aja" ucap Nadin bawel.

"Iya Nadiinnn, bawel deh lo" ucap Fira gemas mencubit pipi Nadin membuat Nadin kesal.

Fira berjalan menuju ruangan yang dimaksud seniornya digunakan untuk mengumpulkan para anggotanya. Dia sedikit berlari karena dia yakin dia sudah terlambat dan acaranya sudah dimulai.

Setelah sampai di depan pintu ruangan, Fira mengatur sebentar nafasnya dan mengetuk pintu.

Hanya satu kali ketukan, suara dari dalam--yang Fira ketahui suara laki-laki itu menyuruhnya untuk masuk. Tanpa berfikir panjang Fira membuka pintunya, dan lihatlah semua mata tertuju padanya!

"Ma...maaf kak, saya terlambat"

"Tidak masalah, sudah sana duduk" Fira tersenyum tipis dan mengangguk kemudian duduk di salah satu kursi yang masih kosong.

"Baiklah, ini pertemuan pertama kita. Saya tidak akan mengambil semua orang yang ada disini untuk jadi anggota, lebih tepatnya saya akan seleksi, karena melihat begitu banyak yang berminat masuk di ekskul ini." Orang itu yang notabennya adalah ketua ekskul menjeda ucapannya, melihat seluruh adik kelasnya yang terkejut karena akan diseleksi "Tidak usah takut, seleksinya tidak hari ini. Satu minggu lagi kita kumpul di tempat ini. Kalian bisa gunakan ruang musik untuk latihan. Sebenarnya kita seharusnya kumpul di ruang musik. Tapi karena ruangannya tidak cukup menampung orang sebanyak ini, dan takut ada alat musik yang rusak nantinya" ketua ekskul itu kembali menjeda ucapannya "Kalian bisa pulang sekarang. Tapi ingat, minggu depan kumpul disini tanpa ada yang terlambat" ketua ekskul itu menekan kata-kata terakhirnya "karena saya tidak suka anggota saya tidak disiplin. Mengerti?!"

Please Comeback To Me [End/Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang