Kenapa semuanya berubah? Kenapa gak seperti dulu lagi? Apa tidak ada kebahagiaan berpihak padaku? Aku benar benar lelah dengan semua ini
-FiraFira menghembuskan nafasnya kasar. Entah udah berapa kali dia menghembuskan nafas kasar pada hari ini. Sesekali dia mengecek jam yang melingkar indah di tangannya. Sayup sayup dia mendengar langkah kaki mendekat. Saat ini Fira sudah berada di cafe favoritnya.
"Fir" ucap seseorang mengagetkan Fira
"Lo kemana aja sih? Gue udah nungguin dari tadi" kesal Fira
Sementara lawan bicaranya hanya nyengir dengan tampang watadosnya"Ngapa ngajak gue kesini?" Ucap perempuan itu mengambil paksa minum Fira dan langsung menyeruputnya
"Gak papa gue gak ada temen aja, btw pesen minum lo sendiri" ucap Fira dengan tampang datar
"Btw, Fir gimana sama cowok itu?"
"Cowok yang mana?" Tanya Fira mengerutkan dahinya, bingung
"Huftt, si Dimas Dimas lo itu"
"Oh. Kayaknya sih dia emang udah bener bener menjauh dari gue Din"
Nadin, Sahabat satu satu nya yang dimiliki Fira. Tidak percaya? Terserah sih. Seorang Alfira Febriansyah, seorang gadis cantik dan kaya cuman memiliki 1 sahabat. Dulu Fira memiliki banyak teman yang mengelilinginya. Iya, dulu tidak sekarang, sebelum "kejadian" itu menimpanya, membuatnya tidak percaya pada seorang pun. Memang sih, sewaktu Nadin datang, Fira tidak bisa mempercayainya. Bukannya Fira tidak ramah. Ingat! Kembali kepada kejadian itu. Tapi setelah Nadin meyakinkannya dengan berbagai cara dan perbuatannya, Fira membuka hati untuk mempercayainya. Dan jadilah sekarang mereka menjadi seorang sahabat yang sangat dekat
"Trus rencana lo kedepannya, gimana?" Tanya Nadin memperhatikan mimik wajah Fira, mencoba menangkap bagaimana ekspresi Fira. Karena menunggu Fira menceritakan segala sesuatunya adalah hal yang tidak mungkin. Bukannya Nadin menjelek jelekkan Fira. Tapi begitulah kenyataannya, Fira sangat tidak mungkin untuk menceritakan kisahnya pada siapapun, termasuk Nadin, kalau tidak dipaksa dia tidak akan menceritakannya. Jadi satu satunya cara Nadin mencoba menangkap ekspresi wajah Fira. Tapi Fira tetaplah Fira, dia tidak menunjukkan ekspresi apapun. Wajahnya sangat datar, membuatnya membuang nafas sebal.
"Jawab Fira" kesal Nadin menggoyang goyangkan tangan Fira setelah tidak mendapat respon dari Fira
"Gue harus apa lagi kalau dia udah gak nerima gue dihidupnya" pasrah Fira
"Jadi lo nyerah gitu aja?" Tebak Nadin. Sementara Fira hanya mengedikkan bahunya
"Menurut gue ya lo harus berjuang lagi. Tunjukkan ke dia kalau lo itu gak salah dan dia itu udah salah paham ke lo" ucap Nadin dengan bijak. Sementara Fira mengerutkan keningnya, bingung.
Nadin menghela nafasnya pelan "lo jelasin semuanya ke dia Fir, biar dia gak salah paham lagi sama lo. Coba lo bicara sama dia"
Sementara Fira menunjukkan senyum smirknya "Gimana mau bicara, ketemu aja udah gak pernah lagi"
"Lo temuin dong. Kalau lo gini gini aja juga lo gak akan dapatin dia. Ingat usaha tidak pernah menghianati hasil. Lo seharusnya........" Fira tidak lagi mendengar kata kata yang diucapkan Nadin. Matanya terus terfokus pada 3 orang laki laki didepan meja nya yang sedang bercengkerama. Tawa laki laki itu, tawa yang sangat dirindukannya. Apakah dia akan mendapatkannya kembali?
"Fir? Fira" Nadin menggoyang goyangkan tangan Fira yang sedari tadi melamun
"Ah iyah. Ada apa Din?"
"Lo denger gue gak sih? Gue udah ngomong panjang lebar dan lo gak...."
"Itu Dimas" ucap Fira memotong ucapan kesal Nadin, masih menatap salah satu dari 3 laki laki yang berada di depan mejanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/190083635-288-k285158.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Comeback To Me [End/Selesai]
Novela JuvenilTerkadang perubahan seseorang membuat kita menjadi lebih dewasa. Tapi ada dua kemungkinan konsekuensi yang akan kita terima, baik dan buruknya. Baiknya, kita dapat kembali lagi bersama-sama dengannya. Dan buruknya, kita akan kehilangannya. #2 in tee...