Dimas memulai pencariannya di tempat-tempat sekitar hotel. Seperti universitas atau tempat umum seperti museum atau galeri yang berada dekat dengan hotel.
Tujuan pertamanya di universitas yang berada dekat dengan hotelnya. Dimas masuk kedalam dan mengunjungi semua fakultas terutama fakultas seni.
Dia berjalan dan beberapa kali bertanya pada salah seorang mahasiswa yang berada disana dengan menunjukkan foto dan memberitahu nama panjangnya. Tapi tak seorang pun yang mengenal Fira.
Dimas keluar dari sana dan meluncur ke museum yang berada dekat situ, melihat-lihat dan mencari Fira. Dia berjalan dari ujung ke ujung. Bahkan lihatlah Dimas bahkan tak sempat untuk melihat-lihat isi museum itu.
Ada seorang petugas yang berjalan melwatinya, Dimas memutuskan untuk bertanya. Setidaknya hal yang pertama yang perlu Dimas tahu adalah Fira memang berada di kota ini.
"Excuse me, sir" panggil Dimas yang membuat petugas itu menoleh.
"Ya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya petugas itu dengan ramah.
"Saya sedang mencari seseorang" Dimas membuka ponselnya dan menunjukkan foto Fira "apa anda pernah melihatnya?" Tanya Dimas kemudian.
"Saya tidak yakin, tapi saya seperti tidak asing dengan wajahnya" jawab petugas itu dengan dahi bergelombang, sedikit tidak yakin dengan apa yang dia katakan.
Kemudian petugas itu memanggil salah satu temannya dengan bahasa Norwegia yang sama sekali tidak dimengerti Dimas. Saat temannya datang, petugas itu berbicara panjang lebar, yang Dimas yakini mencoba menjelaskan maksud Dimas tadi, terbukti sesekali temannya itu melirik ke arah Dimas.
"Apa kau bisa menunjukkan fotonya sekali lagi?"
"Tentu saja"
Dimas menunjukkan foto itu pada teman petugas itu, kemudian temannya mengangguk dan berbicara pada petugas itu, sesaat kemudian dia berlalu dari sana.
"Maaf kalau dia langsung pergi, dia tidak bisa bahasa Inggris dan dia lagi banyak pekerjaan"
"Tidak masalah" jawab Dimas ramah.
"Tadi teman saya bilang, orang yang kamu cari memang sering kesini. Tapi akhir-akhir ini dia tidak pernah kesini lagi"
Jawaban petugas itu tentu membuat Dimas berlega hati, tahap selanjutnya adalah mencari keberadaan Fira. Ya itu.
Dimas kemudian keluar dari museum itu. Jujur kaki dia sudah sakit berjalan selama ini. Dimas berangkat dari jam sepuluh pagi dan sekarang sudah jam 4 sore, Dimas bahkan melupakan makan siangnya. Dimas berkunjung ke salah satu toko roti saat kebetulan melewatinya, membeli roti dan memakannya sambil berjalan.
Keadaan tromsø benar-benar dingin. Ini masih awal musim dingin tapi dingginya sudah berhasil menusuk tulang.
Dimas memakai berlapis-lapis jaket tebal, kupluk, sarung tangan, bahkan kaus kakinya saja berlapis-lapis, dengan alasan terlalu dingin.
Dimas bingung, bagaimana Fira bisa bertahan selama dua tahun dengan cuaca ekstrem seperti ini. Bahkan Dimas sudah yakin, dinginnya musim panas di Tromsø sama dengan dinginya musim hujan di Indonesia.
Kemudian tujuan selanjutnya adalah galeri. Tempat seperti ini adalah tempat favorit Fira, Dimas yakin itu. Semua hal yang berhubungan dengan seni, Fira menyukainya.
Dimas melihat-lihat lukisan yang ada disana sembari matanya mencari keberadaan Fira.
Dimas tidak terlalu mengerti dengan lukisan, jadi dia hanya melihat sebentar kemudian pindah ke lukisan lainnya. Bukan seperti yang dilakukan orang-orang yang berada disini, melihat satu lukisan, memandangnya lama kemudian mencari tau makna dibalik lukisan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Comeback To Me [End/Selesai]
Novela JuvenilTerkadang perubahan seseorang membuat kita menjadi lebih dewasa. Tapi ada dua kemungkinan konsekuensi yang akan kita terima, baik dan buruknya. Baiknya, kita dapat kembali lagi bersama-sama dengannya. Dan buruknya, kita akan kehilangannya. #2 in tee...