"Ternyata benar ya, perjuangan itu tidak akan pernah mengkhianati hasil. Disaat ada usaha, doa, dan kekuatan hati yang sabar menunggu."
~Please Comeback To Me
***
Hari-hari berlalu, kehidupan tenang Dimas selalu direcoki oleh Nadin yang menanyakan perihal keberadaan Roy. Sekarang sudah lebih satu minggu, seharusnya Roy sudah hadir di sekolah lima hari yang lalu. Dan sejak lima hari ini juga Rio pun menghilang, tak ada kabar satupun dari keduanya.
Jujur, Dimas pun khawatir. Khawatir jika ada sesuatu yang serius. Tapi dia tidak akan menunjukkannya pada siapapun, bahaya jika Nadin bisa tahu.
Dan Nadin kembali merecoki Dimas di pagi hari yang indah ini di kantin sekolah.
"Bang Dim, jujur dong. Bang Roy dimana? Gue khawatir sama dia. Apalagi Rio tiba-tiba ngilang juga"
Dimas menghela nafasnya, matanya melirik ke arah Fira sebentar yang ada di sebelah Nadin, dia hanya diam, tidak mengeluarkan sepata kata pun.
"Gak akan terjadi apa-apa, lo tenang aja" jawab Dimas yang berusaha mati-matian untuk bersikap santai seperti ini.
"Tau darimana?! Sedangkan kabarnya aja gak ada, mereka bagai ditelan bumi tau gak?!" Nadin sedikit menaikkan nada suaranya, membuat beberapa orang disana melirik ke arah mereka.
"Nad" Fira yang sedari tadi hanya diam, kini mencoba menenangkan Nadin.
"Berani banget lo ya bentak bang Dimas?!" Seseorang tiba-tiba datang, berdiri disebelah Dimas, menatap nyalang kedua orang yang ada didepannya.
"Cih, dia lagi" Nadin menatap malas orang yang ada didepannya itu.
Dimas berdiri, ingin menengahi keributan yang terjadi, tapi tiba-tiba orang yang ada di sebelahnya ini menggandeng tangannya.
"Murahan banget sih" mulut Nadin mengeluarkan kata-kata pedas lagi, sedari tadi Fira menahannya, tapi emosi Nadin sulit untuk dikendalikan.
Nadin ingin tahu, bagaimana Dimas bersikap kali ini, jadi dia memilih untuk tidak memisahkan mereka.
"Bang Dim, seharusnya jangan berteman sama orang yang punya mulut pedas gitu, nyakitin hati orang aja taunya. Gue heran, kenapa bang Roy mau sama dia? Justru masih banyak cewek yang lebih baik dari dia" orang itu nengatakannya seolah tanpa beban.
Dimas menghempas tangannya, menatap tajam orang itu. "Justru gue gak akan mau berteman sama orang yang taunya mengadu domba orang lain. Yang kedua, lo stop nempel-nempel sama gue, gue risih, jangan sampai gue sendiri yang akan keluarin lo dari band gue, masih banyak orang yang mau ada di posisi lo. Ketiga, apapun yang dipilih sahabat gue, lo gak ada hak untuk ikut campur. Dia pilih Nadin, berarti Nadin yang terbaik untuk dia. Ingat Nath, hanya karena selama ini kami diam atas tindakan lo yang jujur buat gue risih banget, bukan berarti kami takut sama lo. Bahkan saat ini juga lo bisa gue keluarin dari band, tapi gue masih menghargai lo. Jadi jaga sikap lo, jangan buat hal yang melewati batas lagi." Sebelum Dimas memutuskan untuk pergi dari sana, sekilas matanya menatap Fira, terlihat seulas senyum disana.
"Aduh malu banget gue" sindir Nadin menatap Natha, "ayo Fir, gak ada guna lagi kita disini. Kita susulin bang Dimas, biar lo bisa NGAPEL sama dia" Nadin segera menarik Fira dari sana, meninggalkan Natha dengan segala kekesalannya.
"Ish. Awas lo ya, gue balas lo. Tunggu aja"
***
Hari ini sekolah seluruh sekolah di Indonesia memperingati hari guru, biasanya setiap sekolah akan mengadakan perlombaan atau pentas seni. Begitu juga sekolah tempat Fira menimba ilmu, sekolah mereka memilih untuk mengadakan perlombaan di bidang olahraga, dan band mereka ditunjuk oleh sekolah untuk menunjukkan kebolehan mereka diatas panggung yang sudah disediakan, agar menghibur para peserta lomba dan para penonton dan membuat acara semakin meriah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Comeback To Me [End/Selesai]
Teen FictionTerkadang perubahan seseorang membuat kita menjadi lebih dewasa. Tapi ada dua kemungkinan konsekuensi yang akan kita terima, baik dan buruknya. Baiknya, kita dapat kembali lagi bersama-sama dengannya. Dan buruknya, kita akan kehilangannya. #2 in tee...