Fira menatap lekat Dimas, dan kemudian memberikan seulas senyum.
Dimas mencoba untuk tidak terlihat gugup, padahal jika dilihat sekilas pun Dimas sangat terlihat gugup.
"Bang Dim? Bang Dimas tau nggak? Kalau cewek yang benar-benar mencintai itu gak akan butuh dengan kata 'keromantisan'. Yang dibutuhkan hanya bisa bersama-sama dengan orang yang dicintai" Dimas menatap Fira, fokusnya jatuh pada sebuah titik yang berada pada mata Fira, titik terdalam yang sangat menenangkan.
"Jadi?"
"Aku termasuk cewek itu, cewek yang gak butuh kata romantis, asal aku bisa selalu bersama dengan orang yang aku cintai."
"Jadi kamu terima aku?" Tanya Dimas was-was.
Fira mengangguk dengan senyum terbaiknya. Dimas tersenyum dan langsung memeluk Fira dengan erat.
Ditengah kegembiraan mereka, Roy, Rio dan Nadin datang dan meniupkan terompet ke arah mereka, membuat Dimas melepaskan pelukannya.
"Gak usah main nyosor meluk juga dong bro, belum ada satu hari udah modus lo" celetuk Rio yang membuat semuanya tertawa.
"Makanya lo nyari cewek sana, kasihan gue sama lo, sendiri mulu" sepertinya sebuah kebahagiaan bagi Roy untuk meledek kembarannya ini.
"Gue ada kok" jawab Rio santai yang membuat semuanya terkejut.
"Emang siapa yang mau sama bang Rio?" Tanya Fira dengan entengnya.
"Nah ini kan, sepele lo sama gue" Rio menjeda ucapannya, kemudian melingkarkan tangannya ke bahu Nadin "ini cewek gue"
Pletak
"Shh, aww, kok gue di jitak sih?" Rio mengusap-usap keningnya yang dijitak Nadin.
"Walaupun kembaran Roy, gue gak bodoh kali untuk bedain mana yang waras dan mana yang nggak." Nadin berucap dengan kejam dan melemparkan tatapan sinisnya.
"Busett lo ya, tajam bener tuh mulut"
"Makanya lo jangan gangguin Nadin, atau kena lebih parah lo" Roy tertawa terbahak-bahak diatas penderitaan saudara kembarnya itu, diikuti dengan suara tawa Dimas, Fira, dan Nadin sementara Rio tak terima dengan segala macam Bullyan yang ditujukan padanya.
Jadi, seperti ini rasanya? Ketika segala kepahitan yang terus-menerus menghampiri, dan akhirnya dia mengalah pada kebahagiaan untuk memberikan tugas membahagiakanmu.
Ini masih awal, awal perjuanganmu. Kuharap kamu bisa lebih kuat menghadapi tantangan yang ada didepan.
Fira tersentak. Siapa yang mengatakan itu?
Melihat ekspresi gelisah Fira, Dimas menghentikan tawanya.
"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Dimas khawatir, terlihat jelas pada ekspresi wajahnya.
Fira menggeleng "Bang Dimas tadi ada ngomong samaku?"
Dimas menggeleng "nggak. Ini aku baru ngomong. Emang ada apa?"
Fira menggeleng dan tersenyum "Baiklah, apapun tantangannya akan aku hadapi" jawab Fira dalam hati.
***
Sudah satu minggu berlalu, hubungan antara Dimas dan Fira baik-baik saja. Hal itu tentu membuat Fira sedikit lebih tenang, karena memang tidak ada hal yang perlu ditakuti.
Saat ini mereka sedang didalam mobil mau perjalanan pulang. Hari ini Dimas bawa mobil dikarenakan hujan.
Fira meletakkan handphone nya yang sudah lowbatt pada dashboard, dan baru mengingat sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Comeback To Me [End/Selesai]
Fiksi RemajaTerkadang perubahan seseorang membuat kita menjadi lebih dewasa. Tapi ada dua kemungkinan konsekuensi yang akan kita terima, baik dan buruknya. Baiknya, kita dapat kembali lagi bersama-sama dengannya. Dan buruknya, kita akan kehilangannya. #2 in tee...