Sudah satu minggu berlalu. Tapi Fira tak kunjung juga memberi kabar. Dimas sudah mencari ke segala tempat yang biasa Fira kunjungi. Tapi tetap tidak ada hasil. Sampai-sampai Dimas melupakan kuliahnya dan yang paling parah dia melupakan makannya.
Tentu saja Roy dan Rio tidak tinggal diam. Setiap hari mereka menenangkan Dimas jika sewaktu-waktu Dimas seperti orang kesetanan. Seperti memukul kepalanya sendiri ke dinding saat hari ketiga Fira tidak ada kabar.
Dimas sudah tidak tahan lagi. Dia tau pasti Nadin tau maksud dari semua ini. Karena selama ini Nadin hanya membantu menenangkan Dimas, tidak ada raut khawatir diwajahnya, hanya raut kasihan melihat keadaan Dimas saat ini. Tentu saja Dimas memperhatikan semua itu.
Dimas memutuskan untuk menghubungi Nadin, dia harus tau apa yang terjadi sebenarnya pada Fira.
Kenapa Fira tidak ada kabar?
Kenapa Fira menghilang?
Kenapa Fira menjauhinya?
Apa kesalahan yang sudah Dimas lakukan?
"Halo Nad"
"Halo bang Dim?"
"Gue mau lo jujur sekarang" ucap Dimas dingin.
"Maksud lo bang?" Tanya Nadin bingung dengan apa yang dikatakan Dimas.
"Lo tau semuanya kan? Kenapa Fira menghilang? Kenapa Fira jauhin gue? Apa yang terjadi sama Fira dan.....dimana Fira sekarang? Lo tau semuanya kan? Please Nad, kasih tau gue. Gue mau gila sekarang"
Diseberang sana Nadin menghela nafasnya. "Kalau lo mau tau apa yang terjadi sebenarnya. Lebih baik kita ketemu aja bang. Gue gak bisa ngomong melalui telepon"
"Lo dimana sekarang? Gue samperin"
"Gak. Lo dirumah kan sekarang? Gue yang akan samperin lo bang"
Nadin sudah memutuskan sambungan teleponnya. Pasti terjadi sesuatu, Dimas benar-benar tidak tenang sekarang.
***
Nadin menghela nafasnya lagi saat sudah memutuskan sambungan telfonnya pada Dimas.
"Hey, ada apa? Dimas kenapa?" Tanya Roy yang berada di sebelahnya. Saat ini mereka sedang berada di salah satu cafe.
"Kita kerumah bang Dimas ya sekarang" pinta Nadin yang membuat Roy mengerutkan keningnya bingung.
"Ada apa? Ini pesenan kita baru datang loh"
"Ini lebih penting dari itu Roy. Nanti aku jelasin." Ucap Nadin sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya. Dia menghubungi Rio.
"Halo yo"
"Apaan. Lo itu ya. Gue tau kalau Roy nyuruh lo untuk panggil dia tanpa embel-embel bang. Tapi gue gak ada nyuruh lo kambeng, jangan lo sama-samain gue sama dia"
"Please Yo, gue gak ada waktu untuk debat sekarang. Sekarang juga Lo kerumah bang Dimas."
"Males, gue lagi ngapel."
"Yo, please. Ini tentang bang Dimas. Lo mau terjadi apa-apa sama dia? Kalau lo perduli sama dia, Lo datang sekarang."
"Emang kenapa sama Dimas?" Tanya Roy yang mulai panik.
"Nanti gue jelasin kalau lo udah sampai di rumah bang Dimas. Sekarang intinya lo kesana"
"Okay, gue anterin cewek gue dulu pulang"
"Gak bisa lo pesenin taxi aja? Gak keburu Yo"
"Aiss iya-iya. Nanti gue ngomong sama dia"
"Gue tunggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Comeback To Me [End/Selesai]
Teen FictionTerkadang perubahan seseorang membuat kita menjadi lebih dewasa. Tapi ada dua kemungkinan konsekuensi yang akan kita terima, baik dan buruknya. Baiknya, kita dapat kembali lagi bersama-sama dengannya. Dan buruknya, kita akan kehilangannya. #2 in tee...