Chap. 8

1.3K 145 4
                                    



####

Malam ini kebahagiaan sepertinya memeluk hangat keluarga besar Rifa'il. Terlebih jika hari ini adalah hari perayaan kesuksesan perusahaan  milik Rivan. Banyak karyawan yang hadir dalam acara ini bahkan perusahaan yang menjalin kerja sama bersama perusahaan Rivanpun turut hadir.

"Acara yang meriah, Pak Rivan" Sahut Pak Angga selaku CEO dari perusahaan Electromedia corps.

"Acara ini tidak akan meriah tanpa kehadiran Anda, Pak Angga. Saya senang Anda bisa menghadiri acara ini" Rivan lalu memeluk singkat Pak Angga.

Mereka saling berbincang tentang perihal perusahaan, itu sedikit membuat Naira merasa bosan. Sejak tadi ia hanya duduk bersama Khaira di bangku panjang di taman depan rumah.

"Ra, Nai bosen banget!" Keluh Naira sambil memangku dagunya dengan telapak tangannya.

"Sama, Nai"

Mereka pun menghela nafas kasar bersamaan.

"HAI KAK!!!!" Teriak Rasya sambil berlari memeluk kedua sepupunya itu dari belakang.

"Astaghfirullah! Ya ampun Rasya, ngagetin aja" ujar Khaira sambil mengelus dadanya akibat terkejut.

Sedangkan Naira hanya tersenyum hambar melihat tingkah sepupu cantiknya ini.

"Ya ampun!!! Rasya rindu bingitz ama Kak Naira ama Kak Khaira!"

"E'hem si nenek lampir udah dateng nih!" Raihan yang tiba-tiba muncul membuat ketiga terkejut.

"Eehh emang ya lu. Udah kayak setan tau nggak! Tiba-tiba muncul entah dari planet mana! Udah sana pergi, ini urusan cewe tau!"

"Idih, nih kan rumah gue, suka-suka gue dong mau kemana. Lagian lo si nenek lampir ngapain kesini?" Raihan menatap remeh pada Rasya.

"Lo nggak akan percaya apa yang gue bawa kesini" Ujar Rasya semangat, sepertinya ada yang ingin ia tunjukkan pada Raihan.

"Ta daaa!!!!" Ia lalu memperlihatkan mainan barunya, membuat mata Raihan berbinar-binar.

"Wahhh!!! Ini monopoli yang kita lihat di mall itu'kan?!"

"Iya dongs"

"Tunggu apa lagi?!!"

Mereka berduapun segera memulai permainan. Memainkan monopoli diatas rumput di bawah langit malam memang begitu nyaman. Bahkan mereka berdua tidak menghiraukan tamu undangan Rivan yang menatap aktivitas mereka.
Begitulah mereka berdua. Tak peduli itu permainan anak-anak atau tidak, tetapi kalau mereka bermain berdua, semuanya akan terasa menyenangkan. Bahkan untuk monopoli sekalipun.

Tetapi coba bayangkan jika permainan yang di bawa oleh Rasya adalah Barbie, apakah Raihan akan ikut main?
Jangan coba membayangkan! >•<

"Nai, kita cabut yuk. Cari sesuatu yang tidak membosankan" Khaira lalu menarik tangan Naira menuntunnya untuk memasuki rumah.

Sampai Khaira berhenti melangkah, sontak membuat langkah Naira terhenti, "Ada apa, Ra?"

"I...itu bu... Bukannya Kak Zein?!" Tunjuk Khaira mengarah pada seorang pria berjas formal yang berdiri disamping Pak Angga.

RSS[2]: Mumtaaz of Love [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang