Chap. 15

1.3K 145 12
                                    

Mohon ditandai kalau terdapat typo;)

####


Naira masih duduk dibangkunya. Perasaannya sungguh kacau sekarang. Ia tak ingin keluar dari kelasnya, ia belum siap bertemu dengan Pak Hariz dan juga Kak Zein.

Tapi ia kembali kepikiran oleh pesan dari Nabila, mereka akan bertemu hari ini di Kantin. Tapi entah mengapa Naira merasa ragu untuk bertemu dengannya.

"Naira!"

Ia harus meminta maaf pada Pak Hariz. Dan untuk Kak Zein, ia juga harus meminta maaf. Seperti kata Papanya selesaikan masalah secara pelan-pelan. Jangan terburu-buru. Dan ia akan memulainya dengan minta maaf.

"Naira!!!" teriak Kinan kembali.

"I-iya ada apa?!" Naira terkejut.

"Adoh gimana sih, lo lagi mikirin seseorang yaa!!" goda Kinan. Dengan menyipitkan matanya kearah Naira.

"Ya ampun, apaan sih, Kinan. Nggak kok!" elak Naira lalu memilih membaca bukunya. Walau ia sudah membacanya sebanyak 2 kali.

"Udah deh, nggak usah ngelak. Pasti lo lagi mikirin Kak Zein'kan?!" tanya Kinan kembali. Membuat pipi Naira memerah.

"Kinan gimana sih? Ngapain juga Nai mikirin Kak Zein. Kurang kerjaan amat dah!"

"Ya secara Kak Zein itukan pacar lo. Pasti lo sedang mikirin dia!" perkataan Kinan sontak membuat Naira melepaskan bukunya. Ia melotot kearah Kinan, "A-apa maksudmu?! Nai nggak pacaran ama Kak Zein. Pacaran itu nggak baik tau!"

Kinan tertawa, "Ya ampun, Nai. Foto di instagram nggak pernah salah lho. Pasti lo punya hubungan spesial'kan ama Kak Zein?"

Naira kembali mengerutkan alisnya, sungguh ia sangat tidak mengerti perkataan Kinan. Apa maksudnya foto di instagram?

Kinan menghela nafas, lalu merogok ponselnya di saku celana. Ia terlihat mengetik sesuatu pada layar ponsel tersebut, lalu menyodorkannya pada Naira.

"Nih!"

Naira membeku, matanya melotot melihat postingan seseorang di instagram. Bahkan jantungnya kini seakan ingin jatuh ke perutnya.

Dipostingan itu terlihat Naira yang sedang berdiri memegang secangkir kopi, dengan Kak Zein yang berjongkok sambil mengikat tali sepatu Naira yang sempat terlepas.

"Oh tidak!!" gumamnya. Ia tak melihat gambarnya, namun yang ia lihat ada 11.098 like dari semua yang melihat postingan itu. Tidak itu saja, salah satu yang memberikan like adalah Khaira. "Oh ini buruk!!!!" umpatnya.

Kinan mengernyit, "Buruk? Maksudnya?"

Naira berdiri lalu memberikan ponsel itu pada Kinan."Dengar. Aku sama sekali tidak berpacaran dengan Kak Zein. Itu hanyalah berita bohong. Kalau perlu, silahkan tanya sendiri pada Kak Zein. Aku harus keluar!!" Naira lalu beranjak meninggalkan kelasnya. Ia akan menemui Khaira dan menjelaskan semuanya.

"Naira! Pak Hariz tadi mencarimu!" sahut Kinan dengan meninggikan nada bicaranya.

Naira menghentikan langkahnya, "P-pak Hariz?"

Kinan mengangguk, "Sepulang kantin tadi, Pak Hariz  menyuruhku untuk memanggilmu. Temui dia di ruangannya."

Naira kembali terkejut. Oh apa yang harus ia lakukan sekarang?! Memilih antara menemui dosennya untuk memperbaiki masalahnya atau menemui Khaira dan menjelaskan semuanya?

Kinan mendekati Naira, "Aku titip dengan proposalku ya. Kemarin aku lupa memberikannya pada Pak Hariz!"

Naira terdiam.

RSS[2]: Mumtaaz of Love [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang