11

54.1K 8.1K 1.1K
                                    

"Bisa kita menghitung waktu untuk sekedar melupakan sebuah luka? biarkan luka itu mengalir, jangan dihitung, jangan diingat, sebab itu hanya memperlambat proses hilangnya sebuah luka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisa kita menghitung waktu untuk sekedar melupakan sebuah luka? biarkan luka itu mengalir, jangan dihitung, jangan diingat, sebab itu hanya memperlambat proses hilangnya sebuah luka."


©ShaluM'

[Music▪Paris in the rain -Lauv]
















"Masih dingin?" tanya Taeyong menengok kearah sebelahnya.

Tapi sedari tadi Phylipus hanya diam menghadap kaca mobil, padahal Taeyong sudah beberapa kali bertanya.

"Pus?" Tanya Taeyong lagi.

"Hey?"

Karna Taeyong mulai bingung kenapa tidak ada jawaban, tangan sebelahnya mencoba menepuk pundak Phylipus.

Taeyong menyerengit heran karna masih tidak ada respon dari Phylipus, jadi Taeyong meminggirkan mobil nya ke pinggir jalan.

"Pus woy?"

"Lo pingsan??" ucap Taeyong panik ketika badan Phylipus tidak bergerak.

Dan benar saja, saat Taeyong membalikkan badan Phylipus kearah nya, terlihat muka yang pucat dan badannya yang lemas.

Dengan kecepatan tinggi Taeyong mengendarai mobil nya ke arah apartemen.

"Pus, udah sampe ke apart gue, gue ga tau rumah lo soalnya" ucap Taeyong menepuk pelan pipi Phylipus agar tersadar.

Taeyong yang panik langsung menggendong Phylipus ala brydal style dengan hati hati.

"Did-di dingin ba-banget kak" lirih Phylipus mengeratkan pegangan nya pada baju yang Taeyong pakai.

"Iya bentar ini sampe" Taeyong membuka pintu apartemen dan membawa Phylipus ke kamar.

"Lo tiduran dulu, gue cariin baju bentar ya!" Ucap Taeyong setelah membaringkan Phylipus di kasur.

"Ini lo pake baju gue dulu, lo bisa make nya kan?" tanya Taeyong memastikan dan Phylipus mengangguk pelan.

"Kalo udah, panggil gue! " ucap Taeyong lalu keluar kamar.

Setelah selesai ganti baju, Phylipus tidak kuat jika harus teriak memanggil Taeyong.

"Pus? udah ganti baju nya?" panggil taeyong dari balik pintu, tapi Phylipus tidak bisa menjawab sampai akhirnya taeyong membuka pintu nya.

"Kenapa ga manggil gue? ini gue buatin cokelat panas" ucap Taeyong menaruh nampan di meja dekat kasur.

Taeyong menyerengit heran, padahal Phylipus hanya kebasahan tapi kenapa dampak nya sampai seperti ini.

Bully ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang