37

34.5K 6K 790
                                    

©shalunadian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©shalunadian

Para readers~
Kalo aku bilang vote, vote ya?

Vote~

Koment~

#fix ini aku ngikutin
yg koment kmrin🤣

Taeyong menelusuri koridor sekolah pagi ini. Ia menggendong tas ransel nya di bahu sebelah kanan dan berjalan santai menuju kelas Phylipus. Rencananya ia akan mengajak pacarnya itu sarapan bersama di kantin pagi ini.

Soal kemarin, Taeyong kira Phylipus marah karena ia tidak menepati janji nya untuk pergi ke kantin bersama sampai membuat gadisnya itu tidak makan siang. Ditambah pulang sekolah tidak bersama membuat nya khawatir dan merasa bersalah, kalau saja ia tau dimana alamat rumah Phylipus, pasti ia akan langsung datang ke rumahnya dan meminta maaf. Tapi sialnya ia bahkan tidak tau dimana rumah pacarnya itu.

Perlu ditegaskan lagi, bahwa pacarnya itu selalu menolak diantar sampai rumah dan memilih menepi di gang yang biasa menjadi tempat pemberhentian nya jika diantar.

Tapi untungnya saat malam pesan chat yang jumlah nya hampir ratusan yang Taeyong kirim terbalaskan. Sungguh, saat Phylipus membalas pesan nya Taeyong baru bisa bernafas lega. Phylipus membalas bahwa ia tidak marah dan pulang lebih dulu karena ada urusan keluarga.

"Hei" sapa nya saat melihat Phylipus yang baru saja datang. Phylipus menoleh membuat Taeyong menyerengit, pasalnya mata pacarnya itu terlihat sembab dari luar kacamata.

"Mata kamu kenapa? Habis nangis?!" Tanya nya khawatir menangkup pipi Phylipus dengan tangan kanannya. Pacarnya itu hanya diam dan menatap nya dengan tatapan sendu.

"Aku tanya tadi, kamu abis nangis? Kenapa? Ada masalah? Cerita sama aku" tanya Taeyong lagi.

"Nangis? engga nangis kok, kelilipan sabun pas lagi mandi inimah" bohongnya dibarengi kekehan garing, semalaman memang ia pakai untuk menangis. Phylipus baru tau rasanya patah hati sesakit ini.

"Beneran? Mata nya sakit ngga? Mau diperiksa ke dokter aja? Takut bahaya soalnya sampe kaya orang abis nangis gitu"

"Gue emang abis nangis kak..." batinnya menyoraki.

"Ga usah kak, udah ga perih kok" Memang benar, ia tidak merasa perih hanya karna menangis.

Taeyong menghela nafas dan mengusap lembut kepala Phylipus. "Aku kira kamu nangis karena ada masalah"

Phylipus tersenyum tipis yang malah terlihat seperti senyum paksa, ia menggeleng sebagai tanggapan.

Taeyong menggigit bibir bawah nya dan  sedikit cemberut, membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa gemas "Maaf untuk yang kemarin" ujarnya mengayun - ngayunkan tangan Phylipus yang ada digenggamnya. Tapi bahkan Phylipus tidak terpengaruh, tatapan manis yang biasa ia tunjukan sekarang lenyap entah kemana.

Bully ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang