40

38.4K 5K 1.8K
                                    

©shalunadian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©shalunadian

Eh ini aku ganti panggilan Phylipus
jadi "Phy" biar kaya
ngga manggil si mpus lagi😹

...

Yeji berdecih. "Gue sebenernya ga ngerti tujuan lo apaan selama ini. Kalau lo emang malu pacaran sama Phylipus, lebih baik lo ga usah pacarin dia dari awal kalau akhirnya cuma nyakitin!"

Taeyong masih terdiam, mencerna apa yang Yeji katakan. "Malu apaan sih? Gue ga pernah malu pacaran sama Phylipus! Dan nyakitin? Disini gue yang disekingkuhin dan lo bilang gue yang nyakitin?!" ucap Taeyong menekankan setiap katanya.

"Ngelak aja terus! Jelas - jelas lo bilang kaya gitu ke Yeri!" sentak Yeji lagi. Laki - laki dihadapan nya ini selalu mengelak, dan itu membuatnya geram.

Taeyong kembali menyerengit "Yeri?"

"Maksud lo---"

Kringg Kring !!!

Ucapan Taeyong terpotong oleh suara bel yang menandakan waktu istirahat habis. "Terserah lo mau ngelak gimana. Tapi gue minta jangan mainin perasaan Phylipus lagi" ujar Yeji lalu pergi dari hadapan Taeyong sebelum guru memasuki kelas nya.

Sial, umpat Taeyong dalam hati saat mendengar bel berbunyi. Bahkan ia masih belum mengerti apa maksud dari Yeji yang datang tiba - tiba dan bilang bahwa dirinya malu berpacaran dengan Phylipus.

Maksudnya apa? Bahkan Taeyong tidak pernah merasa seperti itu apalagi mengatakannya. Dengan perasaan kesal ia berlari kecil menuju kelas nya.

...

"Lo di uks aja Phy, lagian tinggal dua jam pelajaran lagi kok" saran Lia memapah Phylipus yang mencoba turun dari bankar uks. Terlihat perempuan berkaca mata itu memaksakan dirinya berdiri saat mendengar bel berbunyi.

Phylipus kembali duduk, ia tidak bisa menyangkal kalau kepala nya masih pusing dan luka nya juga masih perih. Phylipus mengangguk dan menyenderkan tubuh nya ke pinggiran bankar.

Dengan setia Lia menunggu Phylipus yang mulai tertidur, dalam hati ia juga ikut merasakan sakit melihat luka yang ada di pelipis dan pipi sahabat nya itu.

Lia mengusap pelan punggung tangan Phylipus lembut, ia tersenyum sendu mengingat sahabat nya ini sangat tertutup tapi juga rapuh. Dalam hati ia mencibir Taeyong yang telah menjadi sebab utama Phylipus kembali di bully.

Lia menyenderkan punggung nya ke pinggiran kursi. "Tapi gue masih belum ikhlas kalau Yeri sama temen - temen nya cuma kena pukul Yeji doang.." gumam nya pelan takut Phylipus mendengar. Lia merogoh ponselnya dan menghubungi seseorang yang punya kekuasaan di sekolah ini, semoga setelah ia melaporkan ini orang yang ia hubungi akan kembali melaporkan nya ke kepala sekolah dan Yeri beserta antek - antek nya di drop out, pikir Lia tersenyum tipis.

Bully ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang