Bully ✔

o5

"Jangan memandang orang dari omongan orang lain, karna tidak selamanya mulut berbicara jujur"

©ShaluM'

"Cepet naik" ucap Taeyong menyuruh Phylipus ikut menaiki motor sport nya.

Sedangkan Phylipus masih linglung mencari sepatu nya yang masih belum ketemu.

"Lo denger gak sih!" Tanya Taeyong membentak.

"Sepatu gue ilang kak"

"Ya terus?" Taeyong menarik sebelah alisnya tidak peduli.

"Gue mau cari sepatu dulu, kak Taeyong deluan a-aja" ucap Phylipus mencoba menatap Taeyong.

"Enak aja! Lo sekarang itu babu gue jadi harus ikutin apa yang gue mau! apa lo lupa sama perjanjian kita?" Taeyong menatap Phylipus tajam, membuat Phylipus mengingat ancaman Taeyong.

"Kalau lo gamau jadi babu gue, lo gue aduin ke bk dengan tuduhan ngelempar tas dari atas pohon sampe bikin badan gue sakit semua!"

Tidak masuk akal memang, tapi Taeyong suka berbuat semau nya.

Mau tidak mau Phylipus naik ke motor sport Taeyong dengan tidak memakai sepatu.

Disepanjang perjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan, tidak tau Phylipus nya yang takut atau Taeyong nya yang tidak peduli.

Setelah sampai, Phylipus turun.

"Ayo" ajak Taeyong

Phylipus berjalan tanpa memakai alas apapun di kaki nya, mengikuti Taeyong menginjak parkiran yang lumayan luas dan panas.

"Cepet jalan nya!"

Mendengar gertakan Taeyong, Phylipus langsung lari kecil mengikuti langkah Taeyong agar jarak diantaranya tidak terlalu jauh.

"Lo bersihin apart gue, kalo dah bersih lo bisa pulang" ucap Taeyong duduk di sofa memainkan handphone nya.

"Eumm oke" Phylipus menghela nafasnya pelan, melihat apartement Taeyong yang cukup berantakan.

Setelah selesai, Phylipus berniat untuk pulang.

"Kak, gue udah selsai bersih bersih nya mau ijin pulang boleh?" Tanya Phylipus.

"Hujan nya deres, kalo lo mau lo bisa nunggu sampe reda" ucap Taeyong yang diangguki Phylipus.