03

19K 800 27
                                    


"Good girl, Run!" perintah Jungkook pada Leona yang langsung lari mengejar makanannya.

Jungkook tertawa sambil melempar daging segar kesukaan Leon dan Leona. Dia kemudian bangkit dan berjalan memasuki ruang kerjanya.

Membuka map hitam lalu membaca semuanya dengan detail dan mulai menaikkan satu alisnya. Penghianat itu berasal dari musuh besarnya.

"Anak dari Martin, apa sudah diketahui keberadaannya?" tanya Jungkook.

"Saya sudah berusaha dengan segala kemampuan kita, tapi sepertinya anak itu disembunyikan dengan rapi tanpa cela." Yongi menjawabnya.

"Laki-laki atau perempuan?"

"Laki-laki, ketua. Umurnya 17 tahun dan seharusnya masih sekolah."

Jungkook hanya menanggapi dengan menaik turunkan dagunya.

"Penghianat itu masih belum mau membuka mulut? Aku akan ke sana untuk menanyakannya sendiri, aku harus melibas habis keturunan, Martin." Jungkook mengepalkan tangannya.

Setelah bersiap akhirnya Jungkook langsung berangkat ditemani oleh beberapa pengawal dan Yongi. Malam ini dia harus menuntaskan semuanya dengan hal paling dia benci. Penghianatan adalah sesuatu hal yang paling dia benci.

Pria muda itu tersungkur setelah sebuah tendangan didaratkan di perutnya. Jungkook mengambil rokok dan Yongi langsung menghidupkan korek. Menghisap rokoknya lalu meniupkan asap tebal ke wajah pria itu.

"Masih belum mau mengaku? Jangan bermain-main denganku, siap yang menyuruhmu?!" tanya Jungkook pelan namun tajam. 

"Aku tidak akan pernah mengatakannya, bunuh saja aku!" teriaknya.

"Membunuhmu? Itu hal yang mudah, tetapi bagaimana cara membunuhmu, itu yang harus kamu pikirkan. Kamu akan mengalami rasa yang sangat menyakitkan hingga kematian adalah hal terindah. Namun, aku harus puas bermain dulu hingga kamu mati."

Pria itu menelan salivanya dengan sudah payah. Di Dunia hitam, siapa yang tidak tahu seorang Jeon Jungkook pemimpin BlackJack. Organisasi mafia yang paling ditakuti di Asia dan pemimpin yang paling kejam dan sadis dalam membunuh musuhnya.

Sreek!

"Aaarrhhh!" teriaknya saat Jungkook mengoreskan pisau di lengannya.

"Hahahaha, apa ini sakit?"

Jungkook terus mengoreskan pisaunya dengan kejam tanpa ada ampun, kesabarannya diambang batas karena pria ini masih bungkam.

"Kumohon bunuh aku, Jeon Jungkook! Aarrhhh! Bunuh aku!"

Yongi menyiramkan alkohol ke semua luka akibat sayatan pisau Jungkook hingga orang itu pucat dan kesakitan. Sementara Jungkook hanya melihat dengan tersenyum evil khas miliknya.

"Akan aku katakan! David yang menyuruhku!" teriaknya hingga Jungkook langsung berdiri membuang rokoknya.

"David si bedebah?! Kalau begitu di mana putra, Martin, di sembunyikan?" tanya Jungkook.

"Di--di--di Korea, bukan putra tetapi pu--tri!"

Doorr.

Jungkook langsung menembak pria itu secepat kilat. Jungkook menatap geram pada Yongi akibat kesalahannya dalam penyelidikan.

"Putri dan bukan putra? Min Yongi!" bentak Jungkook.

"Saya akan selediki lagi, Ketua. Omongannya belum tentu bisa dipercaya." Yongi sedikit gemetar.

"Bagus, jangan ada kesalahan lagi," ucap Jungkook lalu pergi.

"David, bekerja sama dengan kelompok, Martin. Bisa saja dia hanya mengecoh dan mengatakan seorang putri, sesuai penyelidikan anaknya adalah laki-laki."

KING OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang