67

1.4K 132 4
                                    


"JOHSON, KELUAR KAU!" teriak Namjoon dengan menyalakan korek lalu mengarahkan pada cerutu Jungkook. Sudah pasti di depan sana sedang terjadi adu jotos antar anak buahnya. Joy membawa Johson maju ke depan dan mendorongnya hingga tersungkur di bawah kaki Jungkook.

Para pengujung sebagian telah lari kocar-kacir dan sebagian masih bertahan untuk melihatnya. Nara melihat ada yang merekam secara diam-diam lalu dia berjalan ke aeah orang itu.

Grep ... brugk ... Nara memgambil ponsel lalu menendang lutut belakangnya hingga dia terjatuh dengan posisi berlutut lalu kedua tangannya di tahan oleh Nara.

"BABY!" teriak Jungkook saat melihat ponsel terbanting ke bawah dan seseorang yang bekuk dengan cepat.

..................

"Tidak, saya hanya mencari berita. Saya mohon lepaskan saya."

Nara berdecih, " Kau taruh di mana otakmu? Mencari berita harusnya kau lihat dulu siapa sumber beritamu. Mana yang bisa mendatangkan keuntungan atau menghilangkan nyawamu, kau pikir bisa lolos dari King Night!" bentak Nara lalu menendangnya hingga membuat Jungkook mengelengkan kepala. Ini lah Nara nya yang sekarang.

Galak dan tidak berperasaan juga sangat keras dan kuat. Cerdas dan cekatan, tetapi satu hal yang dia suka dari gadis kecilnya yang sudah kembali. Nara yang ini akan selalu patuh dan menurut jika mendengar ucapannya. Lalu kenapa sekarang dia membantahnya dan ikut ke sini?

Jungkook memberi kode anak buahnya lalu anak buahnya menarik sang wartawan keluar. Sudah pasti wartawan itu telah di ancam dan di pukulin sebelum di lepaskan. Jungkook mendekati Nara lalu meniupkan asap cerutunya ke wajah istrinya.

"Pulang dengan, Namjoon dan tunggu aku di rumah." Jungkook baru saja hendak meninggalkan Nara dan membawa seseorang yang di carinya untuk di intrograsi tentunya.

Terdengar suara keributan di luar dan ternyata segerombol orang datang begitu banyak dengan membawa pedang dan balok kayu. Aturan perkelahian di kasino di larang membawa pistol dan itu sebabnya Jungkook akan membawa sasarannya ke markas besar.

"Serang!" terdengar suara pemimpin mereka hingga semua anak buahnya mulai menyerang anak buah Jungkook dengan perkelahian tanpa senjata api. Jungkook langsung menarik Nara saat sebuah kayu bis bol hendak menghantam kepala Nara.

Bruk ... Jungkook menendang orang itu lalu memeluk Nara untuk melindunginya, "Jangan jauh dariku, ingat terus berada di sampingku." Wajah Jungkook menengang.

"Iya, Daddy." Nara menggoda dalam keadaan gawat.

"Wanita sialan. Shit, jangan berulah!" geram Jungkook.

Nara mengangguk lalu keduanya saling membelakangi dengan punggung menempel dan bersiap melawan musuh. Jangan sepelekan kekuatan Nara yang ingatannya sudah kembali. Nara bergerak maju menggunakan tangannya melindungi wajahnya dari tendangan dua orang lalu mensleding kaki mereka dengan gerakan memutar menggunakan kakinya.

Lawannya terjatuh dan dia mengambil kayu yang tergeletak untuk memukul satu lawannya. Dua orang terlihat mendatangi Nara dari belakang lalu hendak mencekiknya menggunakan lengan, tetapi Nara dengan sigap menarik tangannya lalu membantingnya dengan cepat. Kemudian menendang kepalanya dengan ganas.

Jungkook sendiri sedang melawan tiga sekaligus yang menggunakan pedang dan kayu. Sayangnya mereka bukanlah lawan yang susah buat Jungkook tumbangkan. Terlalu gampang mengalahkan mereka semua. Jungkook melihat Namjoon yang kesusahan bernapas karena di cekik oleh lawannya.

Dia langsung lari dan mengambil pedang di lantai mengarahkannya pada lawannya. Hanya mengores lengannya lalu cekikkan di lepaskan dan Jungkook menendang kepalanya dan berlanjut menancapkan pedang di jantungnya. Lawannya langsung merenggang nyawa.

Namjoon tersenyum lalu kembali melawan musuh dan kini Jungkook berlari membantu Nara yang melawan seorang berbadan besar, meski begitu Nara tidak terlihat kuwalahan hanya Jungkook langsung membulatkan mata ketika tangan Nara di bawa ke belakang dan melihat istrinya merintih kesakitan.

Belum Jungkook sampai ingin memenggal kepalanya, tetapi Nara sudah mampu lepas hingga Jungkook mengakatnya dan dia langsung naik ke pundak sang lawah memukul keras kepalanya lalu Jungkook menendang kedua kaki belakang sang lawan. Mereka berdua berhasil menghabisinya.

Perkelahian selesai lalu Jungkook menyuruh anak buahnya berhenti tanpa mengurusi beberapa mayat dari pihak lawan. Jungkook hanya mengambil satu orang untuk memberi peringatan satu musuhnya.

Jungkook dan Nara sampai di rumah lalu dia mengakat Nara yang tertidur di mobilnya. Ada luka memar di kening dan lengan serta paha Nara saat dia mengganti bajunya. Jungkook dengan telaten mengganti bajunya lalu mengobati luka-luka istrinya pelan.

Nara pun tidak bangun, tetap tertidur dengan nyaman meski beberapa kali mengerang kesakitan. Akhirnya Jungkook langsung tertidur setelah lelah sambil memeluk istrinya.

Nara terbangun terlebih dahulu lalu melihat suaminya yang terus memejamkan mata dengan terlentang. Dia bangun sambil menatapnya lalu berbaring di atas tubuh suaminya sambil mengecupi bibirnya hingga Jungkook mengerang.

"Baby, kau membangunkan sesuatu. Turun," perintah Jungkook pelan lalu memeluknya erat hingga Nara tertawa karena Jungkook sekarang berusaha membuka celananya dan menarik celana dalam istrinya.

"Yak! Mesum!" teriak Nara saat Jungkook langsung menyatukan diri tanpa pemanasan sama sekali.

"Kau selalu nikmat, baby ... pandai sekali menggoda, eeoohhhh!" erang Jungkook menikmati penyatuan mereka.

"Dan Oppa selalu suka ' kan? Lebih cepattt ... Opppaaaaaahh!"

"Yesss, baby." Jungkook mempercepat gerakannya.

Mereka mengganti posisi dengan Nara berada di atas dan duduk dengan penyatuannya lalu Jungkook juga terduduk dengan menikmati dua benda kenyal milik istrinya. Jungkook saat menikmati hingga dia terhenti ketika Nara bersuara.

"Oppa, di mana anak-anak? Kenapa lama sekali aku tidak melihat mereka?"

Jungkook menghentikan hisapkannya di kedua benda kenyal itu lalu mendongak menatap istrinya, " Anak kita?" tanya Jungkook kaget.

"Ya, Najung, Julian dan Junior. Mereka kemana?" tanya Nara lagi.

"Kau sudah ingat semuanya?" tanya Jungkook selidik.

"Semuanya? Saat Oppa meninggal dan kembali dengan nama baru, saat aku depresi akan kematianmu dan kehilangan ingatan. Saat kau mengacamku jika tidak mau mengakuimu sebagai suami, saat kau memperkosaku di motel waktu itu. Yang mana yang kau tanyakan?" tanya Nara centil.

"Thank GOD, I love you so bad my wife. Akhirnya kau kembali menginggat anak-anak kita." Jungkook langsung memeluknya erat lalu melanjutkan penyatuan mereka.

Martin dan anak-anak langsung melakukan penerbangan ke Amerika karena saat ini mereka sedang berada di Maldive. Begitu kabar Nara telah pulih dan menanyakan anak-anak maka mereka langsung terbang menggunakan pesawat pribadi terntunya.

Jungkook menyeringai puas karena kabar kembalinya keungan dua club yang sempat di gelapkan. Malam itu Jungkook kontan mengirimkan kepala sang aktor yang membantu lawannya dalam merusak sistem dan mencuri keuangan nya. Jungkook langsung mendengar kabar jika musuhnya langsung drop akibat kirimannya dan mengembalikan semua uangnya.

"Kirimkan bom ke perusahaan, milik ayah Mark. Kau tahu maksudku 'kan, Namjoon?" ucap Jungkook.

"Kau ingin aku kacaukan sistem mereka terlebih dahulu atau langsung kacaukan semua data perusahaannya?" tanya Namjoon.

"Kacaukan sistem semua kompiter perusahaannya, sebagai peringatan kita akan kembali ke Rusia." Jungkook menyeringai.

"Aku butuh istrimu untuk membantuku, bahkan aku yakin Nara akan mampu melacak brangkas letak dokumen-dokumen penting tersimpan. Kemungkinan besar barang bukti ada di brangkas itu," ujar Namjoon.

"Kau benar, aku belum bicara dengannya masalah Mark. Aku belum tahu responnya tentang, Mark." Jungkook memijat pelipisnya.

"Kenapa dengan, Mark. Oppa?" Suara Nara membuat Jungkook dan Namjoon menoleh.

.
.

Tbc

.

.

KING OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang