30

8.7K 460 14
                                    

"Tidak, aku tidak mau denganmu karena kau bau, Paman. Tidak pernah mandi, ya, marahi dia, Paman!" bentak Nara dan semakin erat memeluk Jungkook.

"Iya, Paman, akan memarahinya, tapi kamu harus minum obat dulu, ya," rayu Jungkook.

"Mau makan jika di suapi sama, Paman. Aku ngak akan makan dan minum obat kalau sama, Paman Dokter yang bau dan jelek itu. Mau sama, Paman," rengek Nara manja dan Hyuna terus memandang interaksi keduannya, dia pikir ini pasti keponakan yang Jungkook ceritakan.

"Manja sekali," batin Hyuna.

"Siapa?" tanya Hyuna hingga Nara pura-pura menghapus air mata dan menoleh melihat wanita itu dari atas sampai bawah, "Cantik," batin Nara kesal.

Nara memanyunkan bibirnya lalu melihat Jungkook yang menatapnya seolah memohon untuk tidak membuat masalah, "Bibi," sapa Nara ramah.

"Dia, Nara Kim. Keponakan tersayangku." Jungkook tersenyum pada Hyuna dan boleh kah jika Nara merobek mulut Jungkook sekarang juga. Nara cemburu.

"Lee Hyuna immida, kamu sangat cantik dan lucu." Hyuna membukukkan badannya dan Nara terlihat acuh tanpa expresi.

"Paman, mau ke kamar," rengek Nara.

"Antarkan saja dulu, aku akan menunggu di sini saja, Oppa. Aku sedang tidak ada kerjaan, Nara. Mau aku temani di kamar? Kita bisa saling bercerita dan biarkan aku yang merawatmu," ucap Hyuna ramah.

"Aku mau, Paman. Tidak mau yang lain, gendong," rengek Nara menjadi dan Jungkook mengusap wajah Nara pelan seolah memberi peringatan, sayangnya Nara tidak akan perduli dengan peringatannya. Hyuna mengepalkan tangan menahan amarah, dia bukan wanita baik dengan tipe merendahkan diri jika bukan karena calon suami tampannya ini.

"Tunggu saja sampai aku menjadi Nyonya rumah, Bocah. Aku akan buat perhitungan," batin Hyuna geram, yang dia pikir Nara hanyalah bocah manja yang harus didisiplinkan.

"Oppa, kita jadi pergi 'kan? Aku akan menunggumu di sini," tanya Hyuna.

Baru saja Jungkook hendak menjawab, tetapi sebuah remasan sangat kuat dia rasakan di balik punggungnya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Nara, dia masih dalam posisi memeluknya dan ini sebuah peringatan jika Nara akan berkata 'Jangan berani-berani' Jungkook cukup paham.

"Hyuna, aku minta maaf. Sepertinya keponakanku masih belum sembuh dan aku tidak tega jika meninggalkannya, aku akan menghubungimu nanti." Jungkook mengusirnya secara pelan.

"Tidak apa-apa, aku akan menunggu di si--"

"Hati-hati di jalan, kamu naik apa ke sini?" tanya Jungkook yang memotong ucapan Hyuna karena Nara kembali meremas punggungnya.

"Aku di antar sopir tadi, tapi dia sudah langsung pergi," ucap Hyuna.

"Yongi akan meng-- akan ada sopir yang mengatarmu." Jungkook geram karena Nara juga kembali memberi peringatan jika Yongi pun tidak boleh mengatarkannya. Jungkook membopong tubuh Nara lalu membalikkan badan.

"Oppa," panggil Hyuna yang berdiri menghampirinya sehingga Jungkook menoleh.

Chup ... Hyuna mengecup bibir Jungkook, " Jangan lupa hubungi aku." Hyuna tersenyum pada Nara sedangkan Nara menahan amarah saat ini, chup ... satu kecupan di pipi Nara.

Ingatkan Nara untuk tidak khilaf, karena detik ini dia sudah ingin membunuh Hyuna di depan calon suaminya. Calon suami yang mejadi kekasihnya, miris sekali, sayang Nara tidak punya pilihan lain.

"Senang bertemu denganmu anak manis, lain kali kita pergi bersama, ya. Setelah kami menikah nanti, aku akan menjagamu juga. Jadi, anggap aku seperti ibumu sendiri seperti pada, Paman, yang kamu anggap, Ayahmu." Hyuna berjalan pergi dan Nara tersenyum paksa.

KING OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang