26

8.1K 463 5
                                    


Nara tersenyum lalu berjalan perlahan mendekat hingga Jungkook menarik tangannya dan memeluknya erat, "Maaf, maafkan, Oppa." Jungkook mempererat pelukannya hingga Nara merasa bahagia dan berharap jika Jungkook akan kembali ramah padanya.

"Aku merindukanmu, Baby. Sangat merindukanmu, apa kau juga merindukanku, hem?" tanya Jungkook lagi.

"Aku sangat merindukan, Oppa. Apa benar jika, Oppa, akan segera bertunangan dan menikah dengan wanita lain?" tanya Nara hingga Jungkook melepas pelukannya dan menatap Nara tajam.

...........

Jungkook mengakatnya seperti biasa ala Koala maka Nara akan mengalungkan tangannya di leher dengan kaki yang melingkar di pinggang. Dia langsung di bawa ke dalam tanpa ada jawaban yang keluar dari mulut Jungkook meski Nara tetap setia menunggu jawabannya.

"Aku tidak mau ke kamar, jawab pertanyaanku?" Nara terlihat menahan amarah.

"Sayang, kita bisa bahas nanti. Aku sangat merindukanmu," sahut Jungkook serak.

"Kau menginginkan tubuhku, setelah puas kau akan membuangku seperti sampah!" tajam Nara.

"NARA! Aku sedang menghukummu bukan membuangmu, jangan menguji kesabaranku!" tegas Jungkook.

"Bagaimana denganku? Aku perlu jawabanmu, kau juga menguji kesabaranku!" tajam Nara dan mereka saling tatap dalam.

"FUCK!" Jungkook berteriak dan mempererat pelukannya. Nara merasakan sakit dan dia terus menahan agar air matanya tidak keluar. Hatinya hancur sedari tadi dan dia selalu menahan diri untuk tidak cengeng seperti pinta Jungkook.

"Siapa yang memberitahumu? Katakan padaku siapa bajingan itu?" Jungkook bertanya pelan lalu menurunkan Nara dan dia membelakanginya sambil mengambil air.

"Itu tidak penting, yang penting adalah jawabannya," sahut Nara yang mengekorinya saat Jungkook melangkah mengambil wine dan menaruh airnya.

"Kau sangat pintar, aku yakin kau tahu berita dan alasannya. Harus kah aku menjawab?" tanya Jungkook sambil meneguk winenya.

Nara meremas rok seragam sekolahnya dengan erat menahan sakit yang sangat menyesakkan. Jawaban Jungkook mampu meluluh latahkan hatinya, jauh lebih sakit dari pada mengetahui dari orang lain. Jungkook menatapnya yang sedang menunduk.

"Kau marah meski tahu alasannya?" tanya Jungkook yang sudah menaikkan dagunya agar melihat dirinya.

"Apa artinya aku untukmu, Oppa?" tanya Nara lesu.

"Kau segalanya bagiku, kita akan tetap bersama meski aku memiliki status dengan wanita lain."

"Semudah itu, aku mencintaimu dan rela melakukan apa pun meski menyerahkan tubuh sekali pun. Posisi apa yang kau berikan padaku sebenarnya, Oppa?"

"Posisimu di hatiku adalah di atas dirinya, dia hanya tunangan dan Istri di atas kertas. Kamu, My Nara. Wanita yang aku cintai, aku jaga dan aku miliki selamanya. Kau permataku, ayolah mengerti." Jungkook meyakinkan Nara.

Nara tertawa sumbang dan Jungkook menaikkan alisnya. Suara tawa Nara terdengar seperti kepiluan dan ejekan untuknya.

Taehyung memang mengitip sedari tadi bersama Namjoon. Yongi dan Jimin sedang dalam perjalanan ke sini.

"Kau pikir ini akan berakhir seperti apa?" tanya Taehyung.

"Jika sang wanita marah maka semua akan di luar kontrol, tetapi jika sang Pria bisa menaklukkan maka semua akan baik-baik saja," sahut Namjoon.

"Aku tidak yakin ini akan berakhir baik, Nara sangat kuat jika marah. Dia mampu melarikan diri dari kita kapan pun, tapi yang aku takutkan jika rencana akan berantakan kedepannya tanpa adanya Nara di sini," ujar Taehyung.

KING OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang