25

8.1K 437 2
                                    


"Jalang kecilku ... hik ... hik ... Mommy, ini sakit sekali. Aku mencintai pria yang selalu memujamu ... hik ... hik ... sakit sekali, Mom." Nara menangis tersedu.

"Ada apa dengannya?" tanya Yongi yang hendak menyusul, tetapi di tahan oleh Jimin.

"Nara, mulai hari ini akan menjadi tanggung jawab, Taehyung. Bukan tanggung jawabmu lagi, menjauh darinya jika tidak ingin melihatnya tersiksa seperti sekarang, pikirkan nyawamu sendiri. Kau harus punya alasan untuk menjawab semua curiga, Ketua. Mendekatinya hanya akan membuat, Jungkook. Melampiaskan kemarahannya padanya, kau mengerti maksudku." Jimin menepuk pundak Yongi pelan dan Yongi diam mematung.

.........

Hari berlalu begitu cepat dan ini sudah satu bulan Jungkook hanya mencari Nara ketika malam dan saat menginginkannya saja. Sudah dua minggu ini Jungkook tidak pernah mencarinya sama sekali.

Nara berangkat sekolah dan pulang di antar-jemput oleh Taehyung. Bergaul pun Nara harus menjauh dari teman lelakinya. Setiap Nara bertanya kepada Taehyung tentang keberadaan Jungkook, jawabannya Jungkook sedang ke luar kota.

Jungkook sendiri katanya mengambil cuti sebagai guru dan tidak pernah muncul lagi di sekolahan, ponsel Nara pun di sita bahkan Daniel pun seperti orang gila yang selalu mendekatinya, tetapi Taehyung akan langsung menghadang.

Taehyung tidak seperti Yongi, dia akan mengikuti Nara kemana pun. Bukan hanya diam di luar dan menunggunya, Jenni pun tidak berani terlalu banyak bertanya karena Taehyung akan selalu menganggunya jika dia akan serius berbicara dengan Nara.

"Kalian jangan bermain-main, ya? Aku akan ke toilet sebentar," ucap Taehyung sambil mengedipkan mata ke Jenni. Sudah pasti Jenni akan berdecih tidak suka.

Ini adalah kesepatan Jenni bertanya setelah Taehyung menghilang dari pandangan, "Nara, apa yang terjadi sebenarnya. Kamu masih pacaran sama, Jeje Saem?"

"Kalau tidak, buat apa si paman genit masih menjagaku. Jangan khawatir karena aku baik-baik saja," sahut Nara.

"Lalu, apa kamu tidak tahu alasan kekasihmu itu mengambil cuti?" tanya Jenni.

"Dia sedang ke luar kota, itu yang paman genit katakan padaku," sahut Nara.

"Aku heran, kenapa kamu menjadi sebodoh ini. Apa kamu tidak tahu jika, Jeje Saem. Dia sedang sibuk ingin mencalonkan diri di Parlemen, berita terakhir yang aku dengar dia akan bertunangan dengan, Lee Hyuna. Anak dari ketua partai barat, aku yakin setelahnya dia akan di calonkan sebagai kandidat terkuat Wakil Presiden mendampingin pertahanan saat ini." Jenni menyeringai.

"Kau bercanda, mana mungkin, Oppa, bertunangan jika menjadi kekasihku," sanggah Nara.

Jenni mengeluarkan ponselnya lalu mencari berita yang sedang viral dan hot saat ini. Dia menyerahkan pada Nara hingga Nara kaget dan membaca secara detail semua isi beritanya.

"Appaku adalah politikus dan Eomma ku juga bisnis women, mereka mengatakan jika guruku yang tampan akan segera menikah dengan putri tertua Lee Jun Han. Aku sempat tidak percaya, tetapi mereka mengatakan jika keduanya sudah menghadiri beberapa acara besar." Jenni bicara tanpa henti.

Nara menahan rasa sakitnya lalu mengembalikan ponselnya pada Jenni, "Oh ... yang ini aku tahu, Oppa. Dia hanya ingin memanfaatkan hubungannya untuk bisa mencalonkan diri sebagai anggota parlemen, seperti ini. Sedang mencari pupularitas, kamu kan tahu kalau, Oppa sangat baik hati dan dermawan sekali," bohong Nara.

"Serius?" tanya Jenni dan Nara menganggukkan kepala sambil tersenyum.

"Nara!" Daniel berlari dan memeluknya dari belakang saking rindunya, dia melihat jika penjaganya tidak ada maka Daniel langsung menghamporinya dengan segera.

KING OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang