45

6.9K 498 36
                                    


Cuap-cuap berhadiah, inget dong follow dan jangan lupa tekan bintang sebelum baca lalu tinggalkan komentar setelah baca.

Wajib dong biar mimin semangat updatenya terus. Jangan lupa, ya.

Itu adalah saat yang paling menyiksa baginya. Sepertinya Daniel sudah memberitahu apa yang Nara perbuat dengan Daniel, Nara menunduk saat Jungkook bahkan mengabaikannya dan berjalan keluar.

"Oopppaa." Nara menangis lemah dan menyesali kesalahannya, karena terpancing emosi akibat ucapan Hyuna. Harusnya dia tanya dulu, sedang apa suaminya dan tidak menuduhnya. Yongi pun pasti mengadu akan pertanyaannya tadi.

.............

Nara bangkit dan berlari keluar kamar untuk mengejar Suaminya, terlihat Jungkook hendak masuk lift untuk turun, tetapi teriakkan Nara mampu menghentikan langkahnya. Sebuah pelukan erat dari belakang membuatnya diam mematung.

"Aku lapar, Oppa. Anak kita minta di masakkan makanan olehmu, lapar," rengek Nara mencoba menekan sakit hatinya demi bisa bersama suaminya.

Jungkook menghela napas lelah lalu melepas pelukan istrinya, dia membalikkan badan dan menatap Nara yang tersenyum padanya. Seolah baru saja tidak ada pertengkaran dan seolah semua baik-baik saja.

Jungkook mengusap perut istrinya yang terlihat menonjol meski tidak besar sekali, "Dia lapar?"

"Iya, begitu melihat, Appanya. Semua anak jadi tidak bisa diam, minta makan." Nara tersenyum imut maka seketika Jungkook meredakan amarahnya, ternyata benar bahwa bayi yang masih di dalam perut itu mampu membuat orang tua tidak berdaya.

Jungkook mengecup bibir Nara lalu membopongnya untuk turun ke dapur. Rumah yang megah ini memang di fasilitasi lift demi menjaga Nara agar tidak terlalu lelah saat naik dan turun.

Menurunkan Nara di kursi bar lalu dia berjalan ke dapur. Lelah, sudah pasti. Namun, demi istrinya dia merasa tenaganya kembali mencuat, apalagi melihat Nara yang mengakui kesalahannya dan kembali menjadi penurut gadis penurut.

Jungkook memasak dengan diam dan Nara menatapnya dengan terpesona, biasanya dia tidak bisa untuk tidak bicara dan cerewet. Sayangnya aura Jungkook malam ini sangat menyeramkan dan dia lebih baik menjadi istri yang baik.

Masakan telah selesai dan Jungkook menatanya dengan rapi dalam satu piring, steak daging kesukaan Nara dan masakan suaminya adalah favoritnya. Nara menepuk tangan lalu tersenyum sambil memeluk suaminya.

"Thank, Oppa."

"Welcome, Baby." Jungkook memotong dagingnya menjadi kecil lalu menyuapinya dengan pelan. Sesekali Nara tersenyum dan Jungkook juga mengusap pelan bekas makanannya di sudut bibir istrinya.

"Bisa kah kamu menjadi dewasa dan berhenti kekanakan? Aku akan sibuk mulai sekarang dan pasti akan jarang datang, jangan selalu berpikiran negatif padaku. Apalagi berbuat hal yang membuatku marah," ucapnya.

"Iya, aku akan percaya kamu dan menunggu dengan manis di sini." Nara menguatkan hati, ingin sekali dia protes karena dalam keadaan hamil. Kenapa dia harus jarang bertemu.
Padahal dalam keadaan ini dia sangat ingin perhatian suaminya.

"Oppa, akan keluar kota lagi?" tanyanya.

"Tidak, tapi aku akan sering pulang ke mansion karena lebih dekat. Aku juga masih harus sering pergi bersama, Hyuna. Ada bisnis yang kami lakukan dan aku hanya ingin kamu percaya," ucapnya santai.

"Oppa, bukannya kalian sudah akan mengakhiri semuanya, kenapa masih berhubungan? Grandpa sudah membantu lalu buat apa dia masih bersamamu?" tanya Nara kesal.

KING OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang