06

16.3K 733 20
                                    


Jungkook diam menatap Nara tanpa kata antara benci dan sayang yang bergelayut di kepalanya, " Jadilah milikku, Jung Nara. Jadilah kekasihku," ucap Jungkook dengan niat jahatnya untuk menghancurkan Nara demi balas dendam, toh Nara sangat tergila-gila padannya.

"Iya, Oppa. Aku adalah milikmu dan kekasihmu," sahut Nara hingga Jungkook tertawa evil lalu mencium Nara kembali dengan ganas sambil berdiri dan mengendong Nara ala Koala. Ciuman berlanjut hingga Jungkook membawanya ke kamar. Para pelayan dan pengawal hanya berani menundukkan kepala tanpa berani melihatnya.

.......

Jungkook menjatuhkan Nara di kasur king size miliknya. Kamar dengan nuansa black in white sangat kental dengan pemiliknya dan terlihat macho. Dia melepas ciumannya dan dengan posisi menindihnya.

Mata keduanya saling beradu dalam, meski ada perasaan ragu karena usia Nara yang masih 17 tahun, tetapi dia harus membuat Nara benar-benar berada dalam kuasanya dan hancur di tangannya.

Jungkook memejamkan mata saat Nara mulai mencumbu lehernya dengan lihai, mengecup dan menjilat serta menghisap dengan lembut. Geraman tertahan khas Jungkook mulai terdengar dan dia tidak bisa melakukan secara brutal dengan  Nara. Seperti yang dia lakukan sebelum bercinta dengan partnernya.

"Naraaa, kamu tahu akibatnya jika bersikap seperti ini padaku?" tanya Jungkook menahan gairah yang memuncak serta nafsu yang di ujung kekuatannya. Darahnya benar-benar mendidih dengan hasrah ingin di puaskan sekarang juga.

"Aku akan memuaskanmu, Oppa. Aku milikmu," ucap Nara lalu mencium bibir Jungkook lagi. Jungkook mendorong Nara lalu terbangun dengan segera. Napasnya terengah dengan mata sayu penuh nafsu.

"Kau tahu artinya itu? Apa kamu pernah melakukannya sebelumnya?" tanya Jungkook menyelidik. Mengingat Nara pandai mengimbangi ciumannya bahkan berani mencumbunya.

"Yang pertama untukmu, Oppa." Nara bangun lalu berjalan dan menaikkan kaos milik Jungkook. Tangan Nara lalu beralih ke celana dan menjatuhkannya. Jungkook masih diam mematung dengan pikiran yang terombang-ambing, antara memangsa Nara atau melepaskannya dulu sampai dia yakin.

Sialnya Gadis ini benar-benar memiliki tubuh yang indah dan mata coklat keemasan seperti Taerinnya. Jungkook tertawa miring saat Nara berjalan dengan seksi tanpa sehelai kain pun menghampirinya.

Jungkook mengerakkan satu jarinya menyusuri kening, hidung, bibir, leher, belahan dada, perut lalu ke pusat inti milik Nara yang terlihat indah.

"Kau milikku mulai saat ini, Kim Nara. Jangan pernah menyesal karena telah menyerahkan dirimu padaku," ucap Jungkook lalu mendorong Nara hingga terjatuh ke kasur dan dia mulai menindih dan mencium bibir Nara ganas. Ciuman yang berawal lembut lalu berubah debgan kasar dan menuntut.

Ciuman beralih ke leher lalu turun ke dada dan Jungkook mulai bermain di dua gundukan milik Nara, mulutnya menghisap dan lidahnya bermain hingga Nara mendesah merasakan sensasi nikmat akan cumbuan pria yang di klain kekasihnya itu.

"Opppaaaaaa!" desah Nara pelan.

"Yes, baby." Jungkook lalu menurunkan ciumannya hingga ke perut dan mulai membelai pusat inti milik Nara.

Nara terengah saat lidah Jungkook mulai bermain di sana. Badannya bergerak ke kanan dan ke kiri karena merasakan sesuatu yang akan keluar, sensasi aneh namun terasa menyenangkan.

"Aarrhhhhh!" desah Nara panjang saat pelepasan nya yang pertama. Jungkook bahkan menghisapnya cairan kenikmatan milih Nara hingga habis.

"Nikmat 'kan?" tanya Jungkook dengan seringai.

Nara menganggukkan kepalanya lalu Jungkook mencium bibir Nara kembali, memasukan lidahnya hingga mengabsen seluruh isi di dalam sana.

"Mau lagi, ini akan sakit saat aku akan menyatu denganmu. Masih mau dilanjutkan?" tanya Jungkook lembut.

"Aku akan menahannya demi, Oppa. Oppa akan tersiksa jika aku tidak memberikannya sekarang, Aku mencintaimu." Nara menatapnya dengan senyum tulus.

Ada rasa bersalah dan tidak tega dalam diri Jungkook. Setiap melakukan hubungan sex, dia tidak pernah memanjakan pasangannya sama sekali, karena dia hanya memikirkan kepuasannya sendiri. Tidak sekali pun Jungkook mencium bahkan menelan habis cairan milik pasangannya selain Nara.

"Tahanlah kalau begitu," sahut Jungkook lalu memasukkan miliknya dengan pelan hingga tiga kali hentakan sampai terbenam sepenuhnya. Jungkook mendesah samar saat merasakan miliknya di jepit dan seperti di pijat dengan rasa nikmat luar biasa. Ini pertama kalinya dia merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Nara sendiri hanya meremas sprei menahan rasa sakit sambil memejamkan matanya dengan erat. Jungkook memang mendongakkan kepalanya saat merasakan kenikmatan tanpa perduli rasa sakit yang di alami oleh Nara.

"Kau menangis? Tahanlah sebentar," tanya Jungkook yang belum berani mengerakkan miliknya agar Nara bisa menyesuaikan dulu. Lidahnya tergerak untuk mengecup dan menjilat air mata Nara.

Nara tersenyum lalu mengecup bibir Jungkook berkali-kali, "Aku menangis karena bahagia bisa menjadi milikmu, Oppa."

Ciuman langsung Jungkook daratkan kembali dan mulai mengerakkan miliknya dengan perlahan agar Nara tidak kesakitan. Semakin lama gerakan itu semakin cepat hingga Nara kini akan mendapatkan pelepasan yang ketiga kalinya.

"Aku ... maauuu!" ucap Nara terbata.

"Bersama, Sayaaang!" sahut Jungkook lalu lenguhan panjang keduanya mengakhiri kegiatan tersebut. Jungkook ambruk di dada Nara karena lelah.

"Minumlah obat setelah ini, aku tidak suka mengeluarkannya di luar. Kamu harus terbiasa untuk rutin meminumnya mulai sekarang, aku akan selalu menginginkanmu," ucap Jungkook lalu mengecup kening Nara pelan.

Jungkook bangun lalu memakai bajunya. Sekarang dia bahkan memakaikan baju Nara dan berakhir dengan membopongnya menuju kamar Nara. Kini keduanya sedang berendam di bathup kamar mandi milik Nara dan melanjutkan kegiatan panas lagi.

Jungkook memeluk tubuh Nara yang berada di atasnya, mereka berendam setelah selesai dengan kegiatannya.

"Tinggalah di sini, Nara. Kamar ini milikmu dan aku sudah menyediakan semua keperluanmu di sini. Lihatlah di walk in closed milikmu, kebutuhanmu sudah lengkap di sana," ucap Jungkook sambil memejamkan mata karena lelah.

"Kamar yang indah ini milikku? Kenapa bisa, Oppa," tanya Nara.

"Karena aku ingin, jangan banyak bertanya dan jika menjadi wanitaku. Ingatlah satu syaratnya, jangan terlalu ingin tahu apa pun kegiatanku dan jangan pernah mengaturku. Jadilah gadis yang baik dan penurut, maka kamu akan lebih aman dan lama bersamaku."

"Arraso."

"Good, baby," sahut Jungkook.

Nara tersenyum kecut dan dia tidak bodoh untuk tidak mengetahui arti dari ucapan atau sebuah peringatan  lebih tepatnya. Terkadang menjadi bodoh dan berpura-pura tidak tahu akan membuat umurmu lebih panjang dan lebih aman menjalani kehidupan.

Sebenarnya sejak malam penembakan itu. Nara tahu persis jika pelakunya adalah pria yang baru saja menjadikannya kekasih, sayangnya cinta Nara terlalu besar dan mengabaikan semua sisi bahaya jika bersama dengan Jeon Jungkook.

Nara terlalu cerdas untuk melindungi dirinya sendiri. Setelah malam itu dia langsung mencari informasi soal mafia-mafia dari internet dan beruntung sekali dia memiliki kecerdasan dalam mengunakan komputer lalu membobol situs-situs rahasia milik para mafia.

"Kekasihku adalah pimpinan dari Blackjack, kelompok mafia paling ditakuti di Asia." Nara memejamkan mata setelah membatin.
.
.
.
.
.

.
.tbc

KING OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang