52

6K 397 26
                                    

Jonathan hari ini merasa bahagia karena cafe style miliknya berkembang dengan pesat sejak setahun lalu. Dia mulai membuka dan mengelolanya bersama sang adik Eunso Jeandro semenjak menetap di Rusia, memang cafe ini sangat di gemari para remaja dan pelajar. Banyak juga orang dewasa yang sedang berkencan di sini atau mengadakan rapat , karena ada ruangan khusus yang di sedikan.

Jonathan meracik coffee di waktu segangnya dan berada di di sana setiap saat. Mereka bergiliran mengontrol bersama Eunso. Ada yang lain siang ini karena tiga orang bocah sedang memasuki cafenya tanpa siapa pun di belakangnya.

"What are you doing, Ian!" teriak Junior kesal karena Julian terlihat acuh dengan ponselnya karena kembali mengalahkannya beramin game.

"Ayolah, Juna, Ian. Stop! Kalian ini suka sekali berkelahi hanya karena game, Uncle! Give me strawberry juice and tiramizu." Jonathan tertawa melihat kelucuan tiga anak yang berumur sekitar 5-6 tahun ini.

"Dengan siapa kalian ke sini?" tanyanya.

"Apa kau mengira kami tidak punya uang? Ck ... buatkan saja aku vanila-banana, Lagsana dan panna cotta, kami orang kaya bahkan bisa membeli cafe kecilmu ini." Ini suara Junior si pembuat ulah.

"Juna! Kau selalu tidak sopan, Uncle. Maafkan adikku, ya? Kami bersama, Mom. Dia sedang ada di depan menelpon dan kami masuk duluan karena lapar, Aku mau coklat panas dan pasta, pizza boleh juga." Julian berbicara dengan sopan.

"Oh ... maaf kalau Uncle menyinggungmu, boy. Kalian terlihat lucu dan tampan, kau juga cantik," sahut Jonathan.

"Is always, kau menyukaiku, ya uncle? Kau tampan sekali tapi tetap saja aku akan menikah dengan seorang pangeran, aku terlalu cantik untukmu. Jangan menyukaiku, ya?" Najung berbicara dengan centil hingga Jonathan terbahak.

"Ahh ... jadi uncle harus patah hati, ya?" goda Jonathan balik.

Tring ... pintu terbuka lalu Natle berjalan ke arah anak-anaknya, " Maaf jika mereka merepotkan anda, apa mereka sudah pesan makanan?" tanyanya lalu Jonathan membalikkan badan. Mata keduanya saling bertemu dan jantung Jonathan merasa berdetak begitu cepat.

"So beautifull like a princess," batin Jungkook.

"Mommyy! This uncle is tessing me, he is handsome right?" tanya Najung centil dan Nara tertawa mendengarnya hingga Jonathan terpana seketika.

"She is stupid, Mom!" teriak Junior mengejek Najung.

"Mommy, Junior is bad!" teriak Najung.

"Maaf untuk ini, mereka memang sering bertengkar. Saya minta tiramizu dan kopi," ucap Natle ramah.

"Tidak masalah, mereka anak-anak yang menyenangkan. Kau dan suamimu pasti bangga memilikinya," ucap Jonathan dan terlihat di sana wajah sendu Natle.

Nara terdiam sebentar lalu menarik napas pelan, "Terima kasih atas pujiannya."

Jungkook tersenyum lalu meninggalkan mereka yang mulai berbincang dengan si kecil yang terlihat manja, dia menyerahkan orderan pada pegawainya kemudian berada di mini bar membuatkan minuman. Matanya sekali-kali menatap ibu muda yang terlihat begitu menyayangi anak-anak kembar.

Senyum Jungkook sungingkan saat terlihat anak perempuan yang terlihat sangat centil dan mengemaskan, dia kemudian melanjutkan membuat minuman dan menagabaikan mereka. Eunso datang lalu memeluknya dari belakang, "Nathan, boleh aku pergi malam ini? Sean datang ke Rusia dan aku--"

Jonathan melepas pelukan Eunso lalu menyentil keningnya, "Kau ingin melanggar perintah, Maria?" tanyannya.

"Sekali saja, ya. Pleasee," mohon Eunso sambil merapatkan tangannya.

KING OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang