29

8.2K 473 23
                                    

"Istirahatlah, Sayang. Kita bicara lagi besok, I love you ... you know that, Baby." Jungkook menaikkan selimut dan mengecup kening, kedua pipi, hidung dan melumat singkat bibir Nara lalu berjalan keluar.

Sampai di luar Jungkook langsung menghantam tembok dengan keras berkali-kali hingga tangannya berdarah, "Jimin! Kurung Namjoon dan Taehyung besok di taman bersama Leon dan biarkan mereka sampai Leon puas! Fuck." Jungkook berjalan masuk kamar lalu m3mbanting pintunya dengan keras.

"Kalian cari perkara, aku mengabari jama berapa dan kalian pulang jama berapa, hahahaha. Besok aku bisa menikmati wajah lucu, Taehyung dan Namjoon." Jimin berjalan menuju kamarnya.

...........

Malam ini Jungkook minum di kamarnya terlalu banyak karena kesal bukan main. Nara menolaknya dan itu penghinaan terbesar dan berat untuknya. Di saat dia menahan rindu yang begitu dalam dan kekhawatiran yang hampir membuatnya gila saat gadisnya koma.

Setelah sadar bahkan melihatnya pun tidak mau dan itu melukai harga dirinya, "Kau bodoh, Jeon Jungkook! Sudah ku bilang jangan pernah jatuh cinta, hahaha. Kau terluka hanya dengan penolakannya? Kau jauh melukainya dengan bersamamu, aku merindukanmu, Sayang. KENAPA KAU MENOLAKKU!"

"Bertahanlah sebentar saja, Baby. Setelah semua tercapai maka kita akan menikah, aku mencintaimu, Nara. Hihihi. Panggil aku, Sayang. Aku akan langsung datang padamu."

Jungkook merancau di saat dia sedang mabuk berat, bahkan botol minuman sudah banyak di banting olehnya. Kini dia berjalan dengan sempoyongan menuju kamar Nara dari mini bar. Jimin dan Taehyung hanya mengikutinya saja dari belakang, hingga Yongi menghadang ketika sudah sampai pintu kamar Nara.

"Minggir! Jangan menghalangiku, sialan!" bentak Jungkook yang hampir terjatuh dan Jimin langsung menolongnya, tetapi di hempaskan oleh Jungkook.

"Tuan terlalu banyak minum, mari saya antar ke kamar," ucap Yongi.

"Kau siapa?" Jungkook menatap Yongi.

"Mari, Tuan." Yongi memapahnya dan Jungkook m3nurut meski terus merancau.

"Ah ... dia hanya menurut dengan, Yongi, saja. Ayo tidur, besok akan melelahkan untukmu. Maksudku untuk kita," ucap Jimin keceplosan dan menahan tawa.

"Apa kegiatan kita besok?" tanya Taehyung serius.

"Olah raga wajib, perintah nya langsung. Aku tunggu di taman belakang besok." Jimin berjalan meninggalkannya dan Taehyung pergi tanpa curiga.

"Yak! Yongi-ya, di mana, My Nara? Kau sembunyikan di mana? Nara ... Nara ... aku mau kamu, Sayang." Jungkook terus merancau memanggil nama Nara yang tidak di hiraukan oleh Yongi. Dia hanya diam sambil menidurkannya lalu menaikkan selimut dan menghidupkan pendingin.

"Anda tenang saja, Tuan. Nona akan bertahan dengan anda, mendapatkan nya tidaklah mudah dan anda tahu itu. Seperti kata anda, saya akan menjaga nya dengan baik seumur hidup saya. Kesetiaan saya pada anda tidak akan pernah ternodai, itu janji saya." Yongi lalu mematikan lampu dan keluar dari sana.

Jungkook terbangun di siang hari dengan suara berisik dari luar kamarnya, tepatnya suara dari balkon. Bukan itu yang membuatnya langsung bangun dan melihat balkon kamarnya yang terbuka. Suara tawa yang dia rindukan terdengar merdu di telingannya, suara Nara.

Meaki pusing Jungkook langsung bangun dengan membawa secakir kopi yang dia hisap sambil berjalan. Tenyata di bawah sana Taehyung dan Namjoon sedang berlarian karena Leon terus mengejar, Namjoon menaiki pohon sambil mengumpat kesal pada Jimin dan Yongi yang menatap mereka dari balkon kamar Nara.

Jungkook menatap Nara yang duduk di kursi roda di dampingi oleh Jimin dan Yongi. Nara nampak bahagia dengan tertawa keras karena kini Taehyung terjatuh dari pohon lalu Leon meraung mengejarnya lagi. Nara tertawa keras dan Jungkook tersenyum melihatnya, Nara nya terlihat bahagia. Hatinya menghangat meski Nara tidak menatapnya sama sekali.

KING OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang