18

9.1K 483 5
                                    


Mereka menaiki mobil menuju ke lokasi. Perjalanan menuju ke sana memelurkan waktu hingga satu jam lebih. Namun di pertengahan jalan tiba-tiba sebuah mobil menghadang mereka.

Dua mobil menyalip dan membentang menghalangi mereka. Yongi mengerem mobil dan berbicara lewat earphone di telinga pada anak buahnya yang mengikuti dari jauh.

"Kalian bersiap," ucap Yongi.

"Nona, pegang ini. Apa pun yang terjadi tolong jangan keluar, jika terjadi apa-apa dengan kami--" Yongi tersenyum, "Tolong segera melarikan diri secepatnya."

"Siapa mereka, Paman?" tanya Nara sok ketakutan.

"Saya juga belum bisa memastikan, saya akan melindungi anda. Tolong tenang," ucap Yongi.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Nara mengangguk mengiyakan lalu Yongi kembali menatap Nara setelah tangannya hendak membuka pintu, "Tembak jika ada yang ingin mendekati anda, anda pasti bisa menggunakan senjata ini." Yongi langsung tersenyum.

Nara mengangguk mengiyakan, "Paman robot harus kembali dengan selamat, aku menunggumu." Nara tersenyum dan untuk pertama kalinya Yongi mengusap rambut Nara pelan.

"Pasti," sahutnya lalu pergi keluar dengan merentangkan kedua tangan ke atas. Tanda Yongi ingin menyerah.

"Siapa kalian?" tanya Yongi.

"Keluar, Nona Natle!" teriak beberapa orang yang terus menarik knop pintu.

Yongi di balikkan badannya dengan tangan ke belakang hingga sebuah suara tembakan bisa dia manfaatkan untuknya membalikkan badan lalu menendang kedua orang tersebut

Semua orang mencari posisi sembunyi, lalu Nara melihat perkelahian tanpa menggunakan senjata sedikit pun. Sampai pada posisi seorang anak buah dari lawan mengarahkan senjata dan menembak beberapa anak buah Yongi.

"Jika di biarkan begini terus, Paman robot bisa mati tertembak. Aku harus keluar dan membantu, tapi aku juga tidak boleh ketahuan." Nara putar otak untuk melakukan sesuatu dengan berpikir.

"Selamatkan dulu nona Natle, bawa dia lalu kita tinggalkan saja mereka. Tuan hanya ingin anaknya tanpa luka sedikit pun," ucap Antonio pimpinan dalam penyergarpan.

"Baik, Boss."

Dorr

Dorr

Dorr

Nara turun saat terjadi baku tembak dan segera berlari ke belakang pohon. Tentu saja tidak ada satu pun peluru mengikutinya, karena pihak Martin menginginkannya, sedangkan Yongi juga melindungi setiap pegerakkannya.

Mata Yongi yang terlalu pokus pada Nara membuat dia lengah.

Door!

"Aarhhh," Yongi tertembak tepat di lengannya, kini lengan kirinya di penuhi banyak darah dan mengigit bibirnya sambil merobek baju untuk mengikat bagian bawah agar pendarahan tidak terus berlangsung.

Nara mengitip dari balik pohon dan melihat Yongi sedang kesakitan dengan darah terus mengalir di lengan atasnya. Tidak, dua tembakan bersarang di lengannya, jika di biarkan maka Yongi bisa banyak kehilangan darah.

Wajah putih Yongi bahkan terlihat semakin pucat dan mengenaskan. Nara membuka tasnya dan ada dua pistol di sana, satu pemberian Jungkook dan satu pemberian Yongi, lebih tepat lagi jika Nara mengambil senjata Jungkook dari laci kamarnya.

Nara memakai penutup wajah ala ninja dan membuka bajunya hingga hanya mengenakan leging pendek serta baju dalaman putih tax top. Dia sengaja melepas bajunya agar Yongi tidak curiga sama sekali. Tidak lupa dia mengucir rambutnya dengan tepat.

KING OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang