BAB 7 - Selingkuhan

2.5K 522 22
                                    

Hai guys, jangan lupa vote dan komen. Buat aku seneng dikit gitu lho ya 😁😂

***

Ruangan bercat putih itu sangat sunyi. Tidak ada apapun yang dapat di dengar kecuali detik jarum jam yang berputar. Saking sunyinya, suara-suara sekecil itu dapat terdengar.

Terdapat seorang gadis yang terbaring di atas ranjang. Kehidupannya saat ini hanya dibantu oleh infus dan tabung oksigen. Meski begitu dia semakin memburuk selama beberapa hari terakhir. Dokter-pun sudah menyerah terhadap kondisi gadis itu. Namun tidak apalah, hidup di dunia itu kejam. Terkadang mati lebih baik baginya. Dengan begitu segala penderitaannya akan berakhir.

Sekarang ini dia terbaring sekarat sendirian di ruangan sunyi itu. Lalu siapa yang peduli? Tidak ada. Bahkan orang yang teramat sangat dia cintai tidak menemaninya saat itu. Padahal sudah dipastikan itu adalah hari-hari terakhir dia ada.

Gadis itu menangis, bulir-bulir air matanya perlahan mengalir. Dia sangat berharap orang yang paling dia cintai itu berada di sini dan menggenggam tangannya. Sebab dia tahu, dalam beberapa lama atau mungkin selamanya, mereka tidak akan lagi bisa saling menatap.

Gadis itu memejamkan matanya dan berharap air matanya berhenti mengalir dan berdo'a supaya seseorang datang menemuinya.

Dalam beberapa menit, do'a itu terkabulkan.

Pintu ruangan itu berdecit perlahan. Tampak seorang pemuda dengan jaket jeans hitam masuk keruangan itu sambil membawa boneka anak anjing berwarna coklat. Pemuda itu mendekati sang gadis yang terbaring lemah di ranjang.

"Maafkan aku. Aku terlambat. Ibuku ingin bunuh diri lagi." Pemuda itu meletakkan boneka anjing di ujung ranjang dan mulai menggenggam tangan gadis sekarat itu. "Tapi tenang saja, dia sudah baik-baik saja saat ini."

Gadis itu tersenyum dengan bibirnya yang sudah pucat."Andai saja aku bisa lebih lama lagi menatapmu."

"Jangan pergi. "

Pemuda itu mulai menitihkan air matanya. Dia tahu bahwa gadisnya tidak akan bertahan lama. Padahal gadis itu adalah kehidupannya---segalanya baginya. Lalu apa yang terjadi jika dia pergi?

Suasana mulai hening.

"Mungkin malam ini aku masih bisa menatapmu, namun malam berikutnya, aku tidak tahu."

Pemuda itu menggeleng. Berusaha tetap berfikir positif. Gadisku akan sembuh, dia harus sembuh.

"Kau harus sembuh. Nanti kita akan menikah, membangun rumah di gunung, aku akan menjadi guru dan kau akan menjadi fotografer, 'kan?" Dia menggenggam tangan gadisnya.

"Terimalah kenyatakan, terimalah takdir, sayang." Gadis itu mengusap lembut wajah kekasihnya. "Jangan menangis?"

Bagaimana bisa tidak menangis? Bagaimana bisa dia menerima kenyataan bahwa orang yang teramat sangat dia cintai harus pergi. Mengapa hidup selalu tidak adil? Tuhan mempertemukan dua insan, lalu memisahkan mereka. Kenapa?

"Suatu hari nanti, kau akan menemukan orang lain yang membuatmu merasa 'hidup' setelah kepergianku. Kau akan menemukan diriku di balik matanya. Kau akan melihat senyumku di balik senyumnya. Kau akan melihat aku dalam dirinya."

***

Beberapa hari telah berlalu. Tidak ada kemajuan atas khasus-khasus yang sedang diselidiki oleh Eliza dan yang lainnya. Bahkan Detektif Fenil, ayah Andri dan Andre-pun tidak dapat berbuat banyak. Meskipun detektif itu terkenal amat handal, dia tidak bisa melakukan apapun. Tidak ada yang menuntut pihak kepolisian untuk melanjutkan khasus tersebut, keluarga Anastasya pun sudah ikhlas atas kematian putrinya. Apalagi tidak ada pihak dari luar sekolah yang tahu bahwa ada misteri seperti ini di salah satu SMA terbaik di penjuru negeri. Bu Seril juga terus mendesak supaya khasusnya ditutup saja, tidak ada bukti, tidak ada saksi, CCTV lumpuh, tidak ada orang yang mencurigakan. Sungguh, khasus itu sangat mustahil untuk terungkap.

Dark Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang