BAB 40 - Siapa Vanya?

1.4K 384 39
                                    

2048 kata. Jangan lupa vote & komen. Tandai yang typo juga, hehe.

***

"Vanya?" Eliza menelan salivanya. "Apa dia adalah orang yang dimaksud oleh Bibi Dean dan juga Vanya yang pernah dikenal oleh Dean?"

Edgar menggeleng. "Aku tidak tahu itu. Yang kutahu, dia kelas IPA-3. Cukup dekat dengan Mirai, tapi ternyata dia tipe playboy yang dekat dengan banyak gadis."

Eliza hanya manggut-manggut.

"Dia satu-satunya orang yang belum terseret di kasus ini. Yah, seperti yang kau tahu, Kenny dan Franz sudah terjebak. Sedangkan kakakmu... lalu dia. Kenapa bagiku dia ini cukup janggal." Edgar memegangi janggutnya.

"Aku malah tidak terlalu memperhatikan dia. Sepertinya, dia biasa saja," kata Eliza.

"Memang. Tapi, dia ada hubungannya dengan Igrid, Kenny, Franz dan juga Mirai." Edgar menatap Eliza dengan serius.

Eliza menghela nafas dalam-dalam. "Apa Anda tahu di mana dia sekarang?"

Edgar menggeleng.

"Itulah keanehannya, Tuan Edgar. Tiada yang tahu keberadaannya di mana. Dia bagaikan ditelan bumi."

"Atau dia tahu permainan ini akan terjadi. Jadi, dia pergi karena tidak ingin dijadikan kambing hitam seperti Kenny dan Franz. Tapi, ada kemungkinan juga kalau dia adalah si pelaku." Edgar meletakkan foto itu di meja.

"Ya. Aku tahu bahwa kita tak bisa mempercayai siapa-pun."

"Akan kucoba bertanya tentang keberadaannya kepada teman-temanku saat di State Lighting dulu." Edgar menghela nafas. "Aku hanya ingin memastikan. By the way, apa yang ingin kau lakukan setelah ini?"

"Mencari tahu masa lalu Igrid." Eliza berkata dengan tegas.

"Mengapa?" Edgar menyipitkan matanya.

"Sebab, jelas bahwa pelakunya tidak jauh dari orang-orang yang memiliki hubungan dengan Igrid."

***

Minggu pagi yang indah. Semua orang sedang menikmati liburan seminggu sekali ini. Terkecuali Dean. Pagi-pagi buta dia sudah datang ke rumah si kembar hanya untuk menyapa Julia.

Dia melihat Julia senang di sana. Si kembar dan Valentina memperlakukan gadis kecil itu seperti adiknya sendiri. Detektif Fenil dan Dokter Yelena juga memperlakukannya seperti anak mereka. Sebenarnya, gadis kecil itu menyenangkan. Untung saja dia tidak terlalu lama bersama Igrid. Sebab, jika dia besar di tangan Igrid, akan dipastikan jika dia akan tumbuh seperti Igrid.

Julia tengah bermain-main bersama Valentina. Dia mengeluarkan boneka-boneka masa kanak-kanaknya yang telah dia simpan rapi dalam gudang. Boneka itu kembali dimainkan.

"Dia baik-baik saja." Dokter Yelena memperhatikan Dean.

"Yah." Dean masih menatap keluar Jendela. Pandangannya masih terpaku pada Valentina dan Julia yang masih bermain-main di halaman rumah.

"Sebenarnya, tujuanmu ke sini bukan untuk melihat Julia, 'kan?" Dokter Yelena tertawa kecil.

"Tentang Igrid. Aku ingin bertanya banyak." Dean membalikkan badannya ke arah Dokter Yelena.

Wanita bule itu menarik sebuah kursi kayu yang ada di sampingnya. Dia mengisyaratkan Dean untuk duduk. Tanpa basa-basi, Dean duduk di sana. Dokter Yelena duduk di kursi yang terletak tepat di samping Dean.

"Ada apa?" Dokter Yelena mengkerutkan dahinya.

"Apa Igrid memiliki anak laki-laki?" Dean berkata dengan serius.

Dark Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang