"Aku pulang."
Setelah pertemuan dengan Igrid yang melelahkan itu, Dean memutuskan untuk langsung pulang. Dia masih belum berkata apa-apa pada Eliza maupun si kembar. Apalagi tentang Kenny.
Kata Vicky, pelakunya adalah orang yang dekat dengan Dean. Kata Igrid sendiri juga begitu. Apalagi Igrid menyimpan foto Kenny. Semuanya terasa mencurigakan. Entah kenapa, Dean merasa harus berjaga-jaga dari kakaknya itu. Dia mulai ragu.
Di rumah Dean gelap sebab plafon-plafon menghalangi cahaya yang masuk. Tidak ada siapapun di rumah dan lampunya mati. Padahal tadi ibu dan ayahnya sudah kembali setelah beberapa lama tidak pulang. Lalu Kenny juga libur hari ini, namun dia tidak ada di rumah.
Dean menyalakan lampu ruang tamu. Dia melirik jam dinding yang terpasang di atas figura foto keluarganya. Sudah menunjukkan pukul dua siang kurang sedikit. Belum sesore yang dia duga.
Langkah kaki Dean masih mematung di tempat. Dia merasakan ada keanehan di rumahnya. Meskipun hanya perasaan tak berdasar, namun dia merasa tetap waspada. Ada aura aneh dari rumahnya---tidak terasa seperti biasanya.
Dean menuju ruang tengah. Di sana juga gelap dan dia kembali menyalakan sakelar lampu utama yang dipasang di dinding. Berkali-kali dia menekan sakelar itu, tapi lampu ruang tengah tidak menyala.
"Lampu utama tidak mau menyala?" tanya Dean pada dirinya sendiri.
Dia meraih sakelar di sebelahnya---saklar lampu-lampu kecil yang diletakkan di ujung plafon.
Klek
Ruangan itu sudah mulai bercahaya. Kemudian Dean berjalan ke arah kamarnya. Namun, setelah melangkah beberapa meter, kakinya secara refleks berhenti.
Dean merasakan ada sesuatu yang menetes ke rambutnya. Tangannya mengusap rambutnya yang terasa basah itu. Dia menatap tangannya yang kini terkena bercak merah dari rambutnya. Dengan sedikit ragu, dia mencium tangannya itu.
Amis---dia hampir mutah mencium bau menjijikkan itu.
Kepala Dean langsung mendongak ke atas. Alangkah terkejutnya dia melihat pemandangan itu. Pemandangan yang samar tapi bisa membuat isi perutnya terasa keluar.
Terdapat seekor anjing yang organnya sudah keluar. Usus-ususnya berceceran keluar. Darah segar masih menetes ke lantai dengan deras. Hal tersebut membuat lantai di bawahnya berubah menjadi merah. Satu hal lagi yang membuat Dean merasa ingin muntah : anjing itu juga dikuliti. Posisi anjing itu tergantung di atas lampu besar di tengah plafon.
Dean langsung berlari kembali ke ruang tamu. Namun, di tengah lariannya, dia berhenti. Perutnya sudah benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Dia langsung muntah-muntah di tempat. Kedua mata elangnya memerah dan berair karena rasa mual yang dia rasakan.
"Sial." Dean menggerutu dalam hatinya. Mulutnya sudah tidak sabar untuk berkata kasar, tapi dia belum sanggup.
Setelah Dean berhenti muntah. Dia mencari-cari anjingnya di semua sudut rumah---kecuali ruang tengah karena di sana ada sesuatu menjijikkan yang membuatnya muntah.
Namun, sejauh apapun Dean tidak bisa menemukan Doggy---anjing coklatnya.
Dia hanya bisa tertunduk lemas di depan pintu ruang tamu. Sudah jelas bahwa itu adalah anjing Kenny sekaligus anjingnya. Seekor anjing yang dia rawat sejak masih kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Angel [END]
Misterio / Suspenso"Kadang kala, kau akan menemukan manisnya cinta dalam setiap tarikan napas seorang pendosa" -Dark Angel- *** Kehidupan Eliza Harada menjadi tidak tenang setelah kematian teman sekelasnya, Anastasya. Kematian secara tidak wajar itu menimbulkan rasa p...