BAB 16 - Daerah Gunung

1.8K 393 8
                                    

Keesokan harinya...

Eliza, Dean, Syahnaz dan Naran berangkat ke daerah pegunungan tersebut. Tempatnya jauh, melintasi beberapa kota untuk sampai di sana. Tidak banyak barang yang mereka bawa, hanya beberapa pakaian dan uang di dalam tas mereka masing-masing. Bagi Dean dan Eliza, pergi ke sana merupakan sebuah misi yang harus dijalankan. Namun, bagi Naran dan Syahnaz, itu adalah uji nyali sekaligus liburan.

Mereka tidak akan menyewa villa ataupun pondok untuk bermalam. Mereka sudah memutuskan untuk bermalam di dalam mobil. Masalah kamar mandi, mereka bisa pergi ke kamar mandi umum. Tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk bersenang-senang.

"Oh ya, kalian jangan mabuk. Kalau mabuk, gue turunin di jalan!" seru Dean sambil menyetir.

"Ya. Paling nanti lo sendiri yang mabok." Naran duduk di jok depan, tepat di samping Dean.

Dean mengetuk jidat Naran.

"Dih, baperan lo." Naran membalas serangan Dean.

Mobil menjadi sedikit oleng.

"Ah, sial. Kalian kalau mau mati, jangan ajak-ajak kita dong!" seru Syahnaz. "Dean, lo itu lagi nyetir. Fokus dong fokus!"

"Ah. Pacar lo nih yang mulai!"

Eliza hanya tertawa kecil melihat kekonyolan di dalam mobil itu. Dia mengotak-atik ponselnya. Dia mengirimkan email pada Hideki.

Kalau dalam 3 hari 2 malam kita belum balik, lo cari kita ya di rumah ini. Gue kasih alamatnya nanti.

Eliza juga melampirkan gambar rumah Mirai pada pesan tersebut. Dia sadar, pergi ke sana bukanlah hal yang aman. Tapi, mau bagaimana lagi?

Eliza juga sudah mencetak semua foto yang Mirai unggah di akun sosial medianya. Foto-foto itu akan menjadi petunjuk nantinya.

"Oh iya, tujuan kita pertama nanti di mana?" Syahnaz bertanya.

Eliza mengerutkan dahinya. Dia berfikir. "Ke makam dulu gimana?"

Syahnaz hanya manggut-manggut. Dia menatap lembaran foto yang ada di tangan Eliza. Dia lumayan penasaran dengan foto-foto itu, namun dia enggan menanyakannya. Syahnaz mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil.

"El, lo nggak ngajak anak kembar itu? Siapa namanya?" tanya Syahnaz.

"Andri Andre. Mereka pasti nggak boleh orang tuanya. Tujuan kita jauh." Pandangan Eliza masih tertuju pada foto-foto yang ada di tangannya.

Di kota itu, Eliza ingin pergi ke beberapa tempat di mana Mirai pernah berfoto. Yang pertama adalah sebuah rumah dengan arsitektur kuno yang sepertinya terletak di atas bukit. Bukit? Tunggu sebentar. Eliza kembali mengecek foto tersebut.

Mirai tengah tersenyum sambil bergaya mengacungkan jarinya yang membentuk huruf "V". Dia duduk di sebuah kursi besi berwarna putih. Di samping kursi tersebut, ada sebuah meja yang berwarna putih pula. Terdapat teko kecil dan juga cangkir teh. Di belakang sana, terdapat sebuah rumah yang sering di upload Mirai. Rumah yang memiliki dinding yang separuhnya di cat berwarna putih, separuhnya lagi hanya ada dinding bata yang belum di semen.

Di foto yang satu lagi, rumah tersebut adalah objek utama. Di mana seluruh rumah itu terpampang jelas. Di belakang rumah tersebut terlihat ada pepohonan yang rimbun. Apakah hutan? Rumah itu di tengah hutan?

Dark Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang