BAB 36 - Keyakinan

1.5K 349 22
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca 🌟🙌

***

Indra pengelihatan Andre kembali berkelana ke buku jurnal absen tersebut. Dia kembali mencari tanggal di mana Hilda tertabrak mobil. Tidak perlu lama untuknya mencari, sebab tanggal itu tidak terlalu jauh dari tanggal di mana Anastasya dibunuh.

"Kak Kenny masuk hari itu. Tapi--" Kalimat Andre terhenti dibarengi dengan dia menghela nafas panjang.

"Tapi apa?!" Andri bertanya dengan nada tinggi.

"Dia izin pulang jam tiga sore." Andre meremas jurnal absen itu kuat-kuat. "Waktunya tidak jauh dari jam di mana Kak Hilda ditabrak mobil."

Mata Andri mulai berkaca-kaca. "Lalu, kejadian kebakaran itu malam hari. Kita perlu tanya sama Kak Dean, apa Kak Kenny ada di rumah kala itu."
"Kurasa Kak Dean nggak bakal ingat. Yang pertama, itu sudah malam. Mungkin Kak Dean sudah tidur. Dan yang kedua, Kak Dean nggak bakal terus-terusan memperhatikan Kak Ken."

Andri terlihat sudah tidak bisa membendung air matanya. Baginya, Kenny adalah sosok panutan yang dia banggakan. Namun, sepertinya kali ini kepercayaannya sedikit hancur. Sekali lagi, Andi berusaha mengusap bulir air matanya yang hampir terjatuh.

"Aku ingat kata Kak Dean, dia bilang kalau di saat dia pergi ke makam Mirai, ada orang yang baru mengunjungi makam itu. Kemungkinan itu adalah orang yang sama yang terekam di handy cam. Karena kita sudah melihat semua ini, kupikir kita agak menaruh curiga pada Kak Ken. Jadi, mari kita lihat apakah Kak Ken masuk kerja saat Kak Dean ke daerah gunung itu!" Andri menatap Andre dengan serius.

Andre kembali mengecek tanggal di mana Dean pergi ke daerah gunung. Untungnya dia masih ingat tanggalnya. Anak itu mengehela nafas panjang-panjang. Dia segera mencari nama Kenny di waktu itu. Namun, sekali lagi kepercayaannya retak.

"Kak Kenny alfa lagi. Tapi hanya sehari." Andre menghela nafas dalam-dalam. "Kalau semuanya bisa sepersis ini, kupikir mustahil jika kebetulan."

"Tapi, ini mustahil 'kan, Ndre?"

Andre mengangguk. "Aku tahu, kadang Kak Kenny sedikit kasar kalau dia emosi. Tapi, gerak-geriknya sama sekali tidak mencerminkan kalau dia adalah seorang psikopat atau pembunuh."

"Dan satu hal lagi, bukannya kata ayah di SL ada kasus yang sama persis. Kasus Finensa Karen dan yang lainnya. Kalau dinalar, Kak Ken nggak sekolah di State Lighting. Nggak mungkin dia ke sana cuma buat bunuh orang doang. Lagi pula, saat itu MOS 'kan?" Andri mengacak-acak rambutnya sendiri. Hatinya begitu kesal. Dia baru pertama kali merasa seperti itu.

"Lalu, bagaimana dengan copycat?"

"Mustahil! Sebab kasus-kasus zaman Mirai dulu jarang ada yang dipublikasikan, jadi nggak banyak orang tahu. Kalau-pun tahu, nggak akan sedetail ini. Nggak mungkin bisa ditiru orang lain!"

"Lalu bagaimana dengan cerita yang ditulis Igrid. Bukankah kata ibu, kasus-kasus ini sama persis seperti ditulis Igrid? Apa si dia menemukan buku milik Igrid?"

"Sekali lagi, itu nggak mungkin, Ndre. Aku yakin kalau pelakunya adalah orang yang sama. Sebab semua detail kejahatannya sama. Lagi pula, seorang psikopat yang pernah membunuh takkan berhenti membunuh kecuali dia mati, dia tertangkap atau dia mendapatkan penanganan psikologi. Tapi, kemungkinan terakhir sedikit nggak masuk akal 'kan?"

Andre hanya terdiam. Dia tidak mengatakan apa-pun karena dia sudah tidak bisa berfikir lagi. Semua hal yang dia lihat, tidak mungkin lagi sebuah kebetulan.

Lamunan mereka buyar ketika satpam yang tadi masuk ke dalam. Dia berdiri tepat di hadapan si kembar. "Waktunya habis. Kalian pulang sekarang. Kalau belum menemukan apa yang kalian cari, kembali lagi besok."

Dark Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang