BAB 46 - Perkelahian

1.4K 345 13
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca 🌟🙌

***

"Lihat tuh, Tessia menganggap dirinya berharga bagi A-l-e-x." Kalimat itu membangunkan Eliza, Syahnaz dan Tessia dari candaan mereka.

Mereka bertiga menoleh ke samping---ke arah suara tadi. Di sana terdapat rombongan kakak kelas yang berdiri dengan tangan menyila menatap mereka. Eliza dan yang lainnya mengenal mereka. Beberapa dari mereka sekelas dengan Vicky.

"Tessia yang payah menyukai seseorang seperti Alex?! Lihatlah diri lo, Tessia! Dan lo, Eliza si cewek nggak tahu diri," katanya.

"Maaf, kami nggak punya waktu. Ayo pergi." Eliza menarik tangan Syahnaz dan Tessia.

Dia tidak ingin membuat masalah dengan orang mana-pun lagi. Dia tahu akan bagaimana akhir dari orang-orang yang membuat masalah dengannya.

Namun, Tessia menepis tangan Eliza. Dia lebih memilih menanggapi kakak-kakak kelas itu. Rasanya, amarahnya tidak bisa dibendung lagi. Mereka sering mengganggu Tessia dan menyindir hubungan tidak jelasnya dengan Alex.

"Apa yang kalian inginkan?" tanya Tessia.

"Membuat kalian merasa sampah," jawab salah satu dari mereka.

Syahnaz yang mendengar itu juga ikut geram. Dia meremas roknya kuat-kuat. Sebenarnya Eliza juga merasa geram, tapi dia hanya bisa memandang dengan ekspresi datar. Sungguh, dia tidak ingin ada keributan lagi. Ingatan tentang keributannya dengan Anastasya di kantin, perkelahian di ruang tata boga dan juga cek-cok dengan Alta, semuanya masih terngiang jelas di kepalanya.

"Kita pergi saja, Tes." Eliza kembali meraih tangan Tessia.

"Apa lo nggak denger kalau dia nyebut kita sebagai sampah? Apa lo suka harga diri lo diinjak-injak?!" Nafas Tessia mulai tersengal.

"Hentikan itu," bisik Eliza. "Gue mohon."

"Jalang ini berisik banget sih," sahut kakak kelas itu.

Eliza masih bisa melapangkan dadanya. Tapi, sahabatnya Syahnaz langsung menampar gadis itu dengan keras hingga gadis itu tersungkur ke belakang.

"Syahnaz!" seru Eliza.

Kakak-kakak kelas yang lainnya langsung menjambak rambut Syahnaz erat-erat. Tessia tidak tinggal diam, dia langsung menjambak rambut salah satu dari yang menjambak Syahnaz.

Perkelahian tidak bisa dihindari. Syahnaz dan Tessia sudah bermain tarik-menarik rambut dengan kakak-kakak kelas itu. Meski begitu, Eliza masih termenung. Dia tidak mungkin lari meninggalkan sahabatnya yang tengah baku hantam dengan segerombolan kakak kelas. Tapi, jika dia ikut andil, maka semuanya akan kacau. Dia tahu bagaimana akhirnya.

Eliza mundur perlahan. Tapi pada akhirnya ada juga yang menyerangnya terlebih dahulu. Nalurinya sebagai manusia membuatnya ikut menyerang balik.

Kini semuanya sudah tidak dapat dihindari lagi. Eliza juga ikut jambak-jambakan dan tampar-tamparan di sana.

Orang-orang yang lewat hanya terdiam. Mereka sama sekali tidak membantu melerai. Bahkan, yang terparah adalah beberapa dari mereka malah merekam kejadian itu.

Dean yang juga ada di sekitar sana langsung mendekati keramaian itu. Langkahnya membeku ketika dia melihat Eliza dan yang lainnya sedang berkelahi. Eliza dan salah seorang kakak kelas saling menarik rambut satu sama lain.

"Eliza!" Dean memanggil.

"Hey! Hentikan, dasar bodoh!" Suara itu membuat Dean menoleh ke belakang.

Dean melihat Pak Franz menghampiri mereka semua dengan emosi yang nampak jelas di wajah tegasnya.

Pak Franz langsung menarik tubuh Eliza dari sana. Tapi, entah kenapa Eliza malah memberontak. Sepertinya dia ingin bertarung habis-habisan dengan para kakak kelas itu. Sayangnya, Pak Franz sudah menariknya. Dia juga menarik Syahnaz yang sudah terluka karena cakaran-cakaran yang membekas di kulitnya.

Dark Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang