Semuanya sudah berlalu lama. Sudah tidak ada lagi grup chatting 'detektif-detektifan', tidak ada Kafe Sunflower, tidak ada misi, tidak ada kegelisahan dan juga tidak ada kecurigaan. Permainan ini begitu sederhana, hanya butuh banyak waktu untuk mengungkapkan semuanya. Tapi tidak hanya mengungkapkan permainan itu, Dean juga mengungkap rahasia gelap yang dimiliki orang lain dan rahasia gelapnya sendiri.
Pria itu merupakan seseorang yang paling menarik bagi Dean meski Dean tidak tahu bagaimana cara otak pria itu bekerja. Dia menyembunyikan rahasia gelapnya di balik secercah senyuman yang berhasil menghipnotis semua orang. Dia menyembunyikan tanduknya dan memasang sayap palsu di punggungnya.
Ivan Michael. Entah masih hidup atau sudah mati karena ledakan, Dean tidak ingin tahu banyak. Biarlah cerita tentang nama itu berakhir di sana tanpa mengganggu benaknya lagi.
"Sudah lama ya, Dean." Seorang pemuda berkaca-mata berdiri tepat di belakang Dean. Angin-angin kecil berhembus menerpa tubuhnya. Membuat rambut dan pakaiannya bergoyang ke sana-kemari.
Dean terdiam sejenak.
"Bagaimana kabar lo?" lanjut Vicky.
"Lebih baik." Dean tersenyum tipis. "Sepertinya gue akan mati kalau lo nggak ngirim Griz sama Alex ke padang rumput. Tapi ngomong-ngomong, kenapa lo bisa tahu kalau--"
"Insting." Vicky menyahut. "Gue selalu bermimpi tentang padang rumput. Dan padang rumput adalah tempat favorit Ivan sejak remaja. Gue yakin kalau semuanya akan berakhir di sana."
"Apa lo tahu kalau Ivan benar-benar akan mengakhirinya?" Dean mengernyit.
Vicky menggeleng. "Ini lebih cepat dari yang gue duga. Skenario yang dibuat Igrid masih belum terselesaikan---dan sepertinya, nggak pernah terselesaikan. Tapi, Eliza udah tahu semuanya. Jadi Ivan terpaksa mengakhirinya."
"Tidak pernah terselesaikan? Bagaimana dengan kisah Ivan dan Mirai?"
Vicky terkekeh. "Belum selesai. Belum sampai akhir, Dean. Mirai meninggal sebelum ending."
"Bagaimana ending dari cerita itu?"
"Tuan Putri bahagia, tapi... pangeran tewas." Vicky menghela nafas panjang. "Oleh karena itu, Ivan memulainya lagi."
Dean melangah.
"Dean, Ivan itu gila. Dia bukan pria yang waras. Dia hanya bersembunyi di balik topeng. Di dunia ini, banyak orang yang seperti dia. Bahkan masih ada banyak di sekitar kita. Dan sebaiknya, lo nggak usah mencari tahu. Sebab, siapa tahu lo malah mengungkap rahasia gelap yang akan membuat lo terluka lagi."
Dean terdiam. Dia baru ingat tentang video sialan yang menjadi ancaman untuk Vicky.
"Video itu udah ada di tangan gue, Nick." Dean menatap Vicky dengan serius. "Video yang selama ini membuat lo bisu. Cuma karena nama baik gue, lo rela melihat banyak orang terbunuh."
Vicky terdiam. Dia mengalihkan pandangannya. Mau bagaimana lagi? Mungkin, manusia adalah makhluk paling egois se-alam semesta. Demi seseorang yang berharga bagi mereka, mereka rela mengorbankan seseorang yang berharga bagi orang lain.
"Dan kenapa lo masang kamera pengintai di sekolah?" tanya Dean.
"Untuk mengendalikan," bisik Vicky.
Dean terdiam. Dia cukup paham apa yang dimaksud oleh pemuda di hadapannya itu.
"Dean, " panggil Vicky.
Dean mengangkat kepalanya.
"Lo beruntung bisa selamat. Harusnya, lo udah mati," lanjut Vicky.
Dean membelalakkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Angel [END]
Misterio / Suspenso"Kadang kala, kau akan menemukan manisnya cinta dalam setiap tarikan napas seorang pendosa" -Dark Angel- *** Kehidupan Eliza Harada menjadi tidak tenang setelah kematian teman sekelasnya, Anastasya. Kematian secara tidak wajar itu menimbulkan rasa p...