Kedua bocah dengan wajah sama persis itu berlarian menaiki tangga. Sebenarnya di gedung itu memiliki lift, namun mereka terlalu aktif untuk berdiam diri menunggu lift sampai ke atas. Tidak perlu waktu lama bagi kaki-kaki mereka menaiki tangga dari lantai satu sampai lantai sembilan.
Sampailah mereka ke atap gedung itu. Tempatnya luas tanpa ada satupun benda yang menghalangi mata memandang. Dari atas sana, mereka bisa melihat pemandangan jalan raya yang ramai. Satu persatu kendaraan melesat dengan cepat, beberapa lainnya diam terparkir.
Sesekali Andri dan Andre ingin melompat dari sana. Bukan berarti mereka tidak ingin hidup lagi, namun semata-mata untuk menghabisi rasa penasaran mereka. Mereka penasaran apa yang akan terjadi jika mereka lompat dari gedung itu, mereka juga ingin merasakan sensasi terombang-ambing di udara. Namun pada akhirnya mereka enggan melakukannya. Mereka masih takut mati.
Di sana terdapat seorang pria dengan jas putih. Dia berdiri menatap ramainya jalanan. Sesekali menarik nafas panjang dan membuangnya beserta keletihan yang bergemuruh di dalam jiwanya.
Namanya adalah Kenny van Lier, kakak kandung Dean. Dia memiliki fisik yang sangat mirip dengan Dean, bertubuh atletis. Mata elang dan alis menukiknya sama dengan Dean. Yang membedakan Dean dan Kenny adalah lesung pipi. Jika Dean memiliki lesung pipi di sebelah kiri, maka Kenny memiliki lesung pipi di sebelah kanan. Dean juga selalu memperhatikanan penampilannya. Dia selalu menjaga karisma dan kewibaannya sebagai seorang ketua klub basket. Sedangkan Kenny tidak pernah peduli pada penampilan sama sekali. Dia sudah terlalu tertekan karena pekerjaan.
Kenny adalah lulusan farmasi yang saat ini bekerja menjadi peneliti obat di sebuah laboratorium. Jauh sebelum Dean mengenal Andri dan Andre, Kenny sudah akrab dengan dua bocah kembar itu. Mereka sering bermain di laboratorium. Kenny terhipnotis oleh tingkah dan pola pikir si kembar itu. Ah, mereka memang menggemaskan, mampu membuat siapa saja jatuh cinta.
"Hai Kak Ken, sepertinya kau sedang membolos." Andri menepuk pundak Kenny.
Kenny menoleh, dia melihat Andri dan Andre berdiri tepat di belakangnya sengan senyum yang mengambang, sama seperti biasanya.
"Aku hanya ingin menghirup udara segar. Di dalam hanya ada bau obat, aku muak," jawab Kenny.
Andre mengeluarkan kertas kecil dari sakunya. Kertas itu berisi obat aneh yang dia temukan di rumah pak James tadi.
"Kak, jika kau tidak keberatan, bisa kau cari tahu apa ini?" tanya Andre sambil memberikan kertas itu pada Kenny.
Kenny meraih kertas itu dan membukanya. Dia menemukan sebuah pil berwarna putih gading yang mencolok, bentuknya aneh. Kenny tidak pernah melihat pil seperti itu sebelumnya.
"Aku tidak pernah melihat yang seperti ini. Tapi kau tenang saja, aku akan segera mencari tahu apa ini." Kenny memasukkannya ke saku jasnya. "Apa cuma ini hasil dari misi kalian?"
Andri dan Andre mengangguk secara bersamaan.
"Kenapa? Apa khasus ini rumit atau Dean mengganggu kalian dalam penyelidikan?" tanya Kenny.
"Khusus ini rumit, Kak. Tapi Kak Dean tidak mengganggu kami, dia malah banyak membantu."
"Oh syukurlah, ku kira dia hanya menjadi benalu."
Andri dan Andre terseyum tanpa alasan. Wajah mereka terlihat lelah, warna peach di pipi mereka juga mulai terlihat pudar entah karena mereka semakin besar atau karena mereka terlalu banyak berfikir. Namun kedua bocah itu masih terlihat menggemaskan, meski usianya sudah hampir menginjak lima belas tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Angel [END]
Mystery / Thriller"Kadang kala, kau akan menemukan manisnya cinta dalam setiap tarikan napas seorang pendosa" -Dark Angel- *** Kehidupan Eliza Harada menjadi tidak tenang setelah kematian teman sekelasnya, Anastasya. Kematian secara tidak wajar itu menimbulkan rasa p...