BAB 53 - Kenyataan

1.4K 363 5
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca 🌟🙌

***

Pada akhirnya, Eliza dan Syahnaz tidak bisa mengumpulkan surat permintaan maaf tersebut jika belum lengkap.

Cukup aneh bagi seorang gadis seperti Tessia untuk tidak masuk sekolah. Apalagi dalam status alfa dan bersamaan dengan murid-murid yang lainnya. Sangat janggal. Tapi, Eliza tidak ingin ambil pusing.

Gadis itu menghela nafas kasar. Dia melirik jam tangannya. Sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Hideo belum kembali dari tempat pencukuran rambut itu. Dia meninggalkan Eliza sendirian di dalam mobil dengan baju seragam sekolah yang masih membalut tubuhnya.

Entah sampai kapan dia harus diantar-jemput seperti ini. Belakangan ini, papanya agak keras dalam menghadapinya. Tentu saja karena video perkelahian itu, nilai-nilainya yang turun dan dia banyak keluar rumah belakangan ini. Andai saja Eliza bisa menceritakan semuanya, pasti papanya akan mengerti kondisinya. Tapi, hal itu haruslah membahas tentang statusnya sebagai anak angkat belaka.

Saat Eliza sedang menatap ke luar jendela mobil, dia seperti melihat sesuatu yang tidak asing baginya.

"Tessia?" Dia bergumam pelan.

Itu adalah Tessia. Gadis itu mengenakan baju rumahan biasa yang dilapisi dengan hoodie merah muda. Dia bersama seorang pemuda dengan hoodie yang sama. Eliza yakin kalau itu adalah Alex. Mereka ada di seberang jalan dan sepertinya hendak pergi dari sana.

"Untuk apa Tessia bolos dan berduaan dengan Alex di tempat seperti ini?! Apa dia lupa akan surat permintaan maaf itu?!" Eliza berdecak sebal.

Dia segera membuka mobilnya dan menemui Tessia.

"Tessia!" serunya.

Tessia menoleh. Alex-pun sama. Tapi, sepertinya mereka tetap berusaha beranjak dari sana tanpa peduli Eliza yang ingin mengejarnya.

Eliza perlu menunggu sampai jalanan sepi untuk menyeberang. Tentu saja akan memakan waktu lama. Apalagi dua orang itu seakan tidak memperhatikannya. Mereka sudah berjalan lurus dari sana. Tapi, Eliza tahu jika sesekali pandangan Tessia masih tertuju padanya.

"Hey, dengar! Tessia!" Eliza terus memanggilnya.

Setelah jalanan benar-benar lenggang. Eliza langsung menyeberang ke seberang jalan. Tessia sudah lumayan jauh dari sana. Tapi Eliza harus terus mengejarnya demi surat permintaan maaf itu. Itu merupakan tanggungan yang harus Eliza selesaikan, tapi terhambat karena Tessia.

"Tessia! Surat! Lo tahu, gue sama Syahnaz repot gara-gara lo!" Eliza memanggil.

Tessia menoleh samar. Tapi, Alex segera pergi dari sana---seolah tidak ingin berjumpa dengan Eliza saat itu.

"Dasar babunya Iki." Eliza menghela nafas panjang.

Kedua remaja itu sudah sempurna menghilang dari hadapan Eliza. Tidak mungkin lagi mengejar mereka. Hal itu membuat Eliza segera membalikkan badannya. Dia kembali menyeberang jalan dan kembali ke tempat mobil Hideo berada tadi.

Namun, hal sial kembali menimpa dirinya. Mobil hitam itu sudah sempurna lenyap dari sana. Eliza hanya bisa mengumpat dalam hati. Hal ini terjadi karena Hideo mengira bahwa Eliza berusaha untuk kabur lagi. Jadi, dia memutuskan untuk langsung pulang tanpa tertarik mencarinya dulu. Dia pasti akan segera memberitahukan hal ini kepada papanya.

Tidak hanya itu, lokasi Eliza saat ini berada di daerah tengah kota. Sangat jauh dari posisi rumahnya. Hideo memanglah mencari tukang cukur yang terbaik. Tidak heran jika dia harus mengelilingi satu kota seperti itu.

Dark Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang