#28

73 31 13
                                    

Bagian 1

Hari begitu cepat untuk dilalui. Hari ini, beserta minggu ini, merupakan satu pekan yang digunakan bagi siswa kelas 12 menempuh pelajaran untuk persiapan Ujian mereka. Benar saja, minggu depan merupakan hari di mana berlangsungnya Ujian Nasional. Para siswa harus dengan semangat yang tinggi untuk mencapai nilai yang maximal.

Lampu studio berkedip kedip di sebuah ruangan. Background biru tergantung rapi beserta tiang tiang lampu pencahayaan di kanan kiri nya. Terdapat orang yang memotret setiap siswa yang berdiri membelakangi backgroud itu, iyaa, dialah fotografer.

[Cekrek]

Alunan suara kamera yang membidik tepat gambar yang diambilnya.

"Gue udah ganteng kan?"
Celetuk Hoseok mengubah bentuk rambutnya.

"Gue udah beres belum? Liat donk"
Sahut Jimin membenarkan seragam nya.

"Kalo lu udah cantik Sor hehe"
Goda Hosoek tiba tiba saat tau Soraya berbaris di belekangnya,dan Soraya menunduk malu.
"Apaan sih"sewot Jungkook yang terlihat sebal dengan godaan Hosoek. Hosoek terkekeh kecil melihat reaksi Jungkook.

"Jung Hosoek!"
Suara seorang perempuan yang bertugas mendata kehadiran para siswa.

"Hadirr!"
Hoseok melangkah maju untuk menandatangani kehadirannya dan berdiri di tempat pemotretan.

"Astaga, itu rambut tolong dirapikan"
Pinta Pak Gatot yang sedari tadi mengawasi jalan nya kegiatan tersebut. Jungkook, Jimin, dan Namjoon tertawa kecil. Hosoek yang menyadari ikut malu dan membenarkan rambutnya.

"Masa rambut jambul gitu"
Tambah pak Gatot.

"Tapi apapun kondisinya saya tetep ganteng kok pak"
Balas Hoseok dan Pak Gatot hanya geleng geleng kepala.

------------------------------------------------------

●●●●●

Seokjin menarik kursi untuk Dea duduk. Perlakuan manis Seokjin yang membuat Dea memerah di pipi karena jujur saja, Dea masih belum handal dalam urusan menahan perasaan nya. Dia akan menunduk bahkan gugup jika jantungnya sedang berdetak kencang. Suatu detakan yang tak beraturan jika berada bersama Seokjin.

"Nunduk mulu"
Ucap Seokjin

Dea mengangkat kepala nya dan tersenyum.

Pelayan datang membawa nampan yang berisi pesanan yang sudah dipesan Seokjin awal masuk restoran tadi. Pelayan itu menaruh satu persatu dengan sangat hati hati di meja.

"Terima kasih mbak"
Ucap Seokjin kepada pelayan itu. Pelayan itu mengangguk ramah dan pergi meninggalkan meja makan.

Seokjin membaca sebentar pesan yang tertera di grup kawan kawan nya itu. Sebuah janji bahwa sevenboys akan berkumpul di taman nanti sore. Seokjin melihat jam di ponsel nya bagian atas yang menunjukkan pukul 8 pagi.
"Hmm masih pagi, masih ada banyak waktu" ~batinnya.
Seokjin memasukkan ponselnya kembali ke dalam kantung jaketnya.

Keduanya hening dan belum memulai pembicaraan. Seokjin masih sibuk menuang saus manis nya dan mengaduk minumannya sebelum ia nikmati.

Dea yang sesekali melirik cowo di depan nya itu sembari tersenyum. Sejujur nya saja, bagi Dea,Seokjin merupakan seseorang yang romantis. Dea selalu terhibur dengan perlakuan Seokjin. Seokjin pandai membangun kembali mood orang lain yang rusak. Itu sudah dirasakan Dea sejak lama di saat ia akrab dan sangat dekat dengan Seokjin.

Stories in school [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang