PENYESALAN

130 45 4
                                    

Bagian 1

Pelajaran pada jam pertama di kelas Jungkook sudah tiba. Pelajaran yang harus dihadapi para murid ialah pelajaran Pak Edi.

Guru Ipa yang membosankan bagi para siswa. Guru yang bisa membuat para siswa mengantuk di tengah pelajaran. Para siswa kelas IPA 1 sering menyebut Pak Edi dengan sebutan 'Pak Lopart'.

Mengapa di sebut Pak Lopart. Karena kepala pak Edi yang botak dan tidak ditumbuhi rambut berbentuk lingkaran di bagian belakang.

Di tengah pelajaran IPA, Jung Na terlihat tidak fokus. Dia hanya menunduk sambil mencoret coret buku bagian belakang.

Jung Na enggan untuk melihat ke arah papan tulis. Dalam otak dia, seperti ada yang mengganggunya. Dia enggan mengikuti pelajaran. Ia ingin kesunyian.

Hati jung na saat ini serasa hampa. Dalam keadaan mood yang sedang buruk ini, dia ingin menyendiri di tempat yang sepi dan bebas.

Jimin sedang duduk sambil memperhatikan seseorang dari jauh. Jimin sedang gelisah memikirkan perkataan Soraya.

Perkataan yang dilontarkan Soraya selalu terngiang ngiang di kepalanya. Jimin sangat paham, niat Soraya mengatakan itu semua agar Jimin tersadar. Agar Jimin bisa lebih menghargai perjuangan Jung Na.

Tapi apakah ini sebuah pemaksaan bagi Jimin?

Saat ini Jimin sedang gelisah, ia memperhatikan raut wajah Jung Na dari kejauhan.

Jimin pun sedari tadi tidak memperhatikan penjelasan yang diberi oleh Pak Edi.

Tetapi, Jimin sudah cukup tau perasaan sakit seperti apa yang dirasakan Jung Na.

Dan sebenarnya, hati Jimin dipenuhi rasa bersalah akan gadis itu. Mengapa dia tidak bisa peka dengan perasaan Jung Na.

Jung Na berjalan ke arah depan menghampiri Pak Edi.

"Permisi pak"ucap Jung na dan Pak Edi berhenti menulis di papan.

"Ya?"jawab Pak Edi.

"Saya ijin ke kamar mandi"ucap Jung Na.

Jung na keluar dari kelas setelah mendapat izin. Soraya memperhatikan raut wajah Jung Na seperti ada yang tidak beres. Soraya tahu, apa yang dirasakan oleh Jung Na saat ini.

Jimin diperintahkan oleh Pak Edi untuk mengambil buku penilaian di kantor. Jimin berdiri dan keluar kelas untuk menuju kantor.

Jimin menuruni tangga dan berjalan di koridor. Ruang kantor sudah nampak dari kejauhan.

Jimin memasuki kantor. Dan dia menuju meja milik Pak Edi. Dia menemukan buku penilaian bersampul biru di atas meja. Jimin meraih dan keluar dari ruang kantor.

Jimin hendak menaiki tangga. Tetapi sekilas, dari arah kanan dia melihat seseorang yang ia kenal. Gadis itu ialah Jung Na.

Gadis itu keluar dari arah kamar mandi perempuan. Tetapi Jung Na tidak kembali ke arah menuju kelas. Melainkan menuju taman di bagian samping sekolah.

"Lah? Mau kemana?" Batin Jimin.

Jimin mengurungkan niatnya untuk menaiki tangga. Jimin memilih mengikuti gadis itu.

Jimin mengikuti Jung Na hingga akhirnya Jung Na duduk di taman samping sekolah. Jimin bersembunyi di dekat pot besar.

Jung Na terduduk sambil mengeluarkan semua air matanya. Jung na seperti melepas semua beban nya di taman itu.

Entah kenapa, dada Jimin sesak dan ingin rasanya memeluk gadis itu. Jimin tidak tahan rasanya mendengar isakan tangis Jung Na.

" Apakah dunia sekejam ini?"ucap Jung Na sambil tersenyum memaksa.

Stories in school [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang