Bab 1

3.1K 201 144
                                    

Kamu tau? Hal yang menyenangkan di pagi hari saat datang ke sekolah, adalah memandang wajah seseorang yang kita suka.

Menatapnya di pagi yang indah. Seindah wajah orang itu di hati kita.

Dia Lisa. Alisa Dwi Sintiya. Gadis cantik, tapi tidak terlalu terkenal di sekolah itu sedang berjalan di koridor sekolah.

Lisa baru datang di sekolah. Dia berjalan di koridor untuk menuju kelasnya. Tapi tiba-tiba, tiga orang laki-laki dengan pakaian yang tidak sesuai dengan aturan mengahadangnya.

Tidak memakai dasi, topi yang bukan di anjurkan sekolah, sepatu berwarna, baju di keluarkan dan lainnya.

"Ngapain lo halangin jalan gue?" tanya Lisa.

"Bapak lu juragan tanah?" tanya Glen. Orang yang beridiri di samping kiri. Memakai jaket dan topi hitam polos.

"Maksud?" tanya Lisa judes.

"Lah itu bilang jalan lo. Ini jalan jendral sudirman nomer tiga puluh tujuh. Terus di ganti sama si Dilan jadi jalan Dilan dan Milea," jawab seseorang yang berada di samping kanan. Namanya Sakti. Dia memakai jaket jeans, dengan rambut yang sengaja di biarkan acak-acakkan.

"Ah ngaco lu berdua." Orang yang berada di tengah itu mendorong muka dua temannya sambil ketawa. Dia hanya memakai seragam biasa, hanya saja sepatunya berwarna merah.

Lisa hanya memutar bola mata malas, melihat tiga orang gila yang suka mengganggunya ini. Sedangkan tiga orang di hadapannya terus cengengesan.

Lisa selalu kesal, geram dan ingin melemparkan ketiga orang ini. Terutama orang yang berada di tengah-tengah mereka.

"Mau apaan sih lo?!" tanya Lisa geram.

"Dih ngegas." Glen mengedikkan bahunya.

"Gue? Mau ayam bakar, seblak, roti, kwetiaw, kacang kedele, coklat, es teh manis, kopi."

"Devon! Lo mau gue cekek?!" Lisa semakin geram pada orang yang ada di tengah itu.

Orang itu bernama Devon. Murid nakal yang selalu rutin keluar masuk ruang BK.

"Von, lo mau di cekek dia?" Sakti menawarkan, sambil menunjuk Lisa.

"Cium aja deh, gimana? Cium sekali gratis dua kali," jawab Devon, menghiraukan pertanyaan Sakti.

Devon tersenyum. Glen ketawa. Sakti ketawa. Sedangkan Lisa semakin geram dan ingin mencakar mereka.

Lisa menghela nafasnya panjang. Berusaha menahan kekesalannya yang mulai memuncak dan ingin menjambak rambut tiga orang gila ini.

Lisa memiringkan kepalanya dan tersenyum. Tidak, tapi berusaha tersenyum. Senyum yang di paksakan.

"Devon?" panggil Lisa pelan. Dengan suara seimut mungkin, padahal dalam hatinya dia sangat kesal.

Tapi—

"Apa panggil-panggil? Ngefans lo sama gue?"

"Ih!!" Lisa geram dan sudah tak kuat lagi. Dia berusaha mencakar wajah Devon, tapi untungnya cowok itu menghindar.

"Galak bener anjir," ujar Glen.

Segitiga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang