Hoammm! Author baru bangun tidur. Enak banget tidur abis ngaji ashar eh bangun jam segini. Jam setengah enem. Mantap dah, tinggal nunggu buka bentar lagi, akwkwkwk.
Nih gua update sambil liat boruto dulu wkwkw, jadi kalo ada typo ingetin yeh. Jangan lupa Vote and Comment juga.
Happy Reading.
Melirik dua temannya, kemudian laki-laki dengan rambut hitam kemerahannya itu menganggkuk, menyetujui rencana yang mereka buat.
Sky melemparkan sebuah kalung berwarna perak itu ke Rafael. Senyum sinis keduanya mulai terukir bersamaan.
"Itu dia bang." Zaki, salah satu teman Sky, menunjuk sebuah mobil yang melaju sangat pelan di jalan itu.
"Langsung abisin aja," ucap Rafael.
Tiga orang itu langsung berdiri di tengah jalan, menghentikan mobil sedan hitam yang melaju cukup pelan, sangat pelan. Sepertinya di dalamnya memang sedang kencan atau apalah itu.
Devon yang di dalam mobil bersama Caca, langsung mengerutkan keningnya melihat tiga orang yang memang dia kenali dengan jelas. Perasaan keduanya mendadak tidak enak seketika. Sepertinya ini bukan hal yang baik yang akan terjadi.
Melirik ke arah Caca, Devon menatapnya dengan datar. "Apapun yang terjadi jangan keluar," suruh Devon.
Melepas sealt-belt, kemudian Devon membuka pintu mobilnya dan keluar. Di tatapnya dengan ekspresi datar tiga orang yang ada di depannya itu.
Devon menggeliatkan tubuhnya, menguap, dan sedikit menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia bersikap biasa saja, tidak takut sedikitpun kecuali takut kekasihnya yang jadi korban sasaran.
"Roti lapisnya lagi kosong, jadi besok lagi datangnya," ujar Devon asal, kemudian tertawa kecil.
Menghela nafasnya pelan, Sky meremat jari-jarinya hingga tulang-tulangnya berbunyi. Detik berikutnya dia lari dan menendang Devon hingga tersungkur.
Tak membalas Sky, Devon hanya kembali bangkit dan tertawa kecil, tawa yang mengejek. Mengacungkan dua jari tengahnya.
Masih dengan ekspresi yang tenang layaknya sifat alami Sky, laki-laki dingin itu kembali menghampiri Devon. Menarik bajunya dengan tangan kiri, dan melayangkan beberapa tinjuan dengan begitu kerasnya menggunakan tangan kanan.
"Beraninya lo nyakitin cewe gua," desis Sky.
Devon hanya tertawa kecil, tak membalas ucapan Sky ataupun membalas pukulan mantan sahabatnya itu. Dia hanya diam pasrah saat dirinya menjadi sasaran kemarahan Sky.
Menarik tubuh Devon dan mengangkat lututnya bersamaan hingga mengenai perutnya, Sky membuat Devon terkapar dan batuk-batuk.
"Lo mau tau siapa yang ngehajar tim basket lo juga?" tanya Devon. Matanya memejam sambil terkapar di aspal, sedangkan bibirnya masih tersenyum dengan beberapa tetes darah disana.
Langsung diam seketika, Sky menatap tajam ke arah Devon menuntut jawaban. Dia naik ke atas tubuh Devon dan menarik bajunya, melayangkan beberapa pukulan keras kembali ke wajah Devon.
"Orang yang nge—"
Bugh
Seolah tidak ingin mendengar ucapan Devon, Sky kembali menghajarnya. Pukulan demi pukulan di layangkannya hingga Devon babak belur.
Prok
Prok
Prok
Tiga tepukan tangan itu membuat Sky langsung berhenti menghajar Devon yang sudah tidak jelas mukanya, hanya ada luka lebam dan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Segitiga [END]
Teen FictionSumpah ini cerita pertama gw kek alay bet anjir akwkw. Mana banyak salahnya. Tapi sengaja gak unpub, buat kenang2an. Fiksi Remaja & Percintaan dengan sedikit bumbu humor yang sangat receh. Sebuah cerita dimana seorang remaja bernama Devon Antonio y...